Wawancara Tokoh : Gilang Ramadhan "A Passion for History and Museums"

Sabtu, 24 May 2025 20:00
Gilang Ramadhan, Tenaga Ahli Pramuwisata bersertifikasi Edukator Museum di Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta (Disparekraf DKI Jakarta), berpengalaman 7 tahun di bidang sejarah, museum, dan budaya. Gilang Ramadhan

NARASINETWORK.COM - Gilang Ramadhan, lulusan Sarjana Sejarah Universitas Padjadjaran, seorang profesional muda berbakat di bidang kepariwisataan dan pelestarian budaya. Ia telah berpartisipasi dalam berbagai konferensi dan lokakarya internasional, termasuk Konferensi Pariwisata PBB di Vietnam dan Lokakarya di Filipina dan Korea Selatan, yang menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan.

Pengalamannya sebagai pendidik museum di Galeri Nasional Indonesia dan sebagai pemandu wisata di Kawasan Kota Tua Jakarta mencerminkan keahliannya dalam menyampaikan informasi sejarah dan budaya dengan menarik. Prestasi akademiknya yang gemilang, termasuk sebagai mahasiswa berprestasi, semakin memperkuat profilnya sebagai individu yang berdedikasi dan berpengetahuan luas.

NARASINETWORK.COM berkesempatan berbincang dengan sosok Gilang Ramadhan, berikut petikan wawancara kami :

1. Kak Gilang, apa yang awalnya membuat Kakak tertarik dengan sejarah dan museum? Bisa Kakak ceritakan pengalaman atau momen yang paling berkesan yang membentuk passion Kakak di bidang ini?

J :  Hal yang membuat saya jatuh cinta dengan museum adalah ketika saya terobsesi membaca buku-buku tentang pengetahuan umum dunia yang berisi informasi seperti nama ibu kota negara, mata uang, hingga _landmark_ berbagai negara. Pengalaman itu membuat saya menjadi pribadi yang menyukai sejarah dan budaya. Hingga akhirnya saya kuliah di Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran, saya belajar lebih jauh mengenai museum dan mengikuti salah satu organisasi tentang museum bernama Komunitas Jelajah.

2. Selain menjadi pendidik museum dan pemandu wisata, bagaimana Kakak terlibat dalam dunia museum dan sejarah secara pribadi? Apakah ada hobi atau kegiatan lain yang berkaitan dengan minat Kakak?

J : Saat ini saya bekerja sebagai Tenaga Ahli Pramuwisata di Unit Pengelola Kawasan Kota Tua, di bawah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta. Saya memiliki sertifikasi resmi sebagai seorang Edukator Museum. Kegiatan saya selama kurang lebih 7 tahun terakhir memang selalu berkaitan dengan sejarah, museum dan budaya.

Hobi saya membaca novel _thriller_ dan mengunjungi museum/galeri.

3. Menurut Kak Gilang, apa yang paling menarik dari dunia museum? Apakah itu koleksi artefaknya, cerita sejarahnya, proses konservasinya, atau hal lain? Bisa Kakak jelaskan lebih detail apa yang membuat Kakak begitu tertarik?

J : Bagi saya, museum secara keseluruhan adalah sebuah tempat yang menarik. Museum yang efektif dan berdampak bagi masyarakat adalah museum yang bukan hanya menjadi tempat preservasi artefak, tapi menjadi wadah untuk pengembangan masyarakat dalam berbagai bidang.

Setiap artefaknya menyimpan kisah menarik yang patut dipelajari. Kini, museum juga semakin berevolusi dengan program publiknya yang semakin meluas, menyentuh berbagai kalangan agar semua bisa menjadikan museum sebagai tempat utk aktualisasi diri dan potensi.

4. Andaikan Kakak diberi kesempatan membangun atau mengkurasi museum baru, apa tema atau fokus utamanya? Bisa Kakak gambarkan visi Kakak untuk museum tersebut, termasuk target pengunjung dan bagaimana Kakak akan menyampaikan materi edukatifnya?

J : Selain bidang sejarah, museum dan budaya, saya juga menaruh minat pada pariwisata berkelanjutan dalam rangka menjawab tantangan aksi peduli iklim. Jika saya berkesempatan mengkurasi sebuah pameran di museum atau bahkan bisa memiliki sebuah museum, saya ingin museum itu memiliki tema mengenai Aksi Iklim dan Pariwisata Berkelanjutan.

Saya ingin museum tersebut bukan hanya menampilkan pameran gerakan-gerakan penting yg mendukung aksi untuk menanggulangi perubahan iklim, tetapi juga menjadi wadah untuk menggalang kekuatan guna menyuarakan hak-hak tentang iklim.

Museum tersebut juga dapat menjadi laboratorium bersama untuk penelitian dan pengembangan teknologi yang membantu mengolah limbah plastik atau tempat untuk berdiskusi guna merancang gerakan utk mendukung aksi iklim.

5. Apa menurut Kakak Gilang tantangan terbesar yang dihadapi museum-museum di Indonesia sekarang ini, dan bagaimana solusinya? Bisa Kakak berikan contoh dan bagaimana Kakak bisa berkontribusi?

J : Menurut saya, tantangan terbesar museum-museum di Indonesia saat ini terbagi dua, yakni tantangan internal berupa manajemen museum, dan tantangan eksternal seperti keterlibatan museum dalam forum pengembangan kapasitas atau pelatihan bagi staf museum.

Saya menyoroti museum-museum di daerah di luar Jakarta, masih banyak yang berkutat dengan kedua masalah ini. Solusi yang saya pikirkan ialah pelatihan masif di setiap provinsi untuk meningkatkan kualifikasi staf museum serta konsolidasi yang kuat dari Pemerintah Pusat untuk menyediakan program yang dapat membantu dan membuka akses bagi museum-museum di daerah agar bisa membuka cakrawala mereka mengenai dinamika dunia permuseuman Indonesia. 

Saat ini saya tergabung dalam organisasi non profit bernama Komunitas Jelajah. Organisasi ini secara umum membantu program edukasi museum. Melalui organisasi ini, sedikit namun terus-menerus saya mencoba berkontribusi dengan turut serta terjun dalam berbagai program yg bekerja sama dgn berbagai museum. Tak ragu saya juga berbagai banyak ttg pengalaman yang baru sedikit saya miliki ttg museum kepada rekan-rekan pegiat dan profesional muda museum.

6. Bagaimana pandangan Kakak Gilang tentang masa depan museum di Indonesia? Apa peran teknologi dan inovasi, dan bagaimana museum bisa tetap menarik dan relevan bagi generasi muda?

J : Museum-museum di Indonesia memiliki masa depan yang cerah dan menjanjikan! Saat ini dengan adanya Kementerian Kebudayaan RI, pemerintah berupaya untuk menaruh perhatian lebih pada museum dan cagar budaya, sebab museum juga dikenal sebagai etalase suatu bangsa. Saat ini museum juga sudah mulai menyesuaikan dengan zaman. Penerapan teknologi dan inovasi digital terus dilakukan seperti penggunaan pemanduan audiovisual, _augmented reality_ dan memaksimalkan kanal sosial media resmi museum seperti website, Instagram, TikTok, Facebook, dll.

Generasi muda saat ini memang lebih menyukai sesuatu yang viral dan banyak yang merasa khawatir ketinggalan akan suatu tren (FOMO). Nah, museum dapat memanfaatkan hal itu menjadi suatu yang positif dengan meramu program edukatif seperti Immersive Room dengan tema sejarah Indonesia, sejarah berdirinya museum, dll. Museum harus _open minded_ dan mengajak semua kalangan untuk terlibat dalam programnya dengan cara melakukan survei minat pengunjung dan mampu membaca tren di masyarakat. 

Semoga dengan momentum Hari Museum Internasional 2025 yang diperingati pada 18 Mei, kita semua bisa lebih mengapresiasi dan berkontribusi untuk kemajuan museum khususnya di Indonesia.

Salam museum, museum di hatiku! 

Saat ini, Gilang menjabat sebagai Spesialis Pemandu Wisata bersertifikat di Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta, sebuah posisi strategis di bawah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta. Peran ini menuntut kemampuan komunikasi yang kuat dan pemahaman mendalam akan sejarah dan budaya, keahlian yang telah ia asah melalui pengalaman bertahun-tahun bekerja dengan museum dan LSM budaya.

Pengalaman selama lebih dari lima tahun ini telah membekali Gilang dengan kemampuan untuk menyampaikan informasi sejarah dan budaya dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, menunjukkan komitmennya yang tinggi terhadap edukasi publik. Keterlibatannya melampaui tugas formal, terlihat dari partisipasinya dalam berbagai program sukarela yang mencerminkan kepeduliannya terhadap masyarakat.

Prestasi Gilang yang gemilang merupakan bukti nyata dedikasi dan kerja kerasnya. Pada tahun 2024 saja, ia terpilih untuk mengikuti tiga acara internasional bergengsi: Konferensi UNWTO tentang Pariwisata untuk Pembangunan Pedesaan di Hoi An, Vietnam; lokakarya tentang pariwisata dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Manila, Filipina; dan lokakarya tentang pariwisata budaya berbasis masyarakat di Jeju, Korea Selatan.

Partisipasi ini menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dan kolaborasi internasional dalam sektor pariwisata. Komitmennya terhadap isu lingkungan juga terlihat dari partisipasinya sebagai delegasi dalam Mock COP28 UNFCCC yang diselenggarakan oleh Climate Reality Indonesia pada tahun 2023. Pengalaman internasionalnya semakin diperkaya dengan partisipasi dalam Sekolah Sains Lanjutan tentang Dua Abad Kemerdekaan Brasil di São Paulo, Brasil, dan Our Ocean Youth Leadership Summit di Oslo, Norwegia. Pengalaman-pengalaman ini telah memperluas perspektif globalnya dan memperkuat komitmennya terhadap kolaborasi internasional.

Pengalaman profesional Gilang di sektor museum juga sangat mengesankan. Ia telah berperan sebagai pendidik pameran di Galeri Nasional Indonesia dalam beberapa kesempatan, mengkoordinasikan program pendidikan untuk berbagai pameran, termasuk "Seni Rupa Indonesia Kini: Pascamasa," "Pameran Repatriasi," "As If There is No Sun," dan "Piknik ’70-an." Ia juga berperan penting dalam mengkoordinasikan program pendidikan di Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023.

Pengalaman ini menunjukkan kemampuan adaptasi dan fleksibilitasnya dalam berbagai peran di lingkungan museum, menunjukkan kemampuannya untuk bekerja secara efektif dalam tim dan mengelola proyek-proyek yang kompleks.

Di luar karier profesionalnya, Gilang aktif berkontribusi pada masyarakat sebagai Kepala Divisi Program Komunitas untuk Komunitas Jelajah, sebuah komunitas yang berdedikasi untuk menumbuhkan apresiasi terhadap sejarah, budaya, bahasa, masyarakat, teknologi, dan sains sejak tahun 2017.

Peran kepemimpinan ini menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan masyarakat dan pendidikan. Prestasi akademisnya juga patut diacungi jempol, terbukti dengan penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi terbaik di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran pada tahun 2018.

Kemampuan Gilang melampaui keahlian akademis dan profesionalnya. Ia menguasai bahasa Indonesia dan Inggris (dengan skor TOEFL 600), dan saat ini sedang mempelajari bahasa Spanyol.

Keahliannya dalam teknologi informasi juga mumpuni, meliputi Microsoft Office Suite, Google Workspace, Canva, dan CapCut. Ia dikenal sebagai pribadi yang kreatif, proaktif, ramah, dan mampu bekerja efektif dalam lingkungan yang dinamis. Ia juga menunjukkan sikap profesional yang tinggi, merangkul keberagaman dan kesetaraan, serta memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat.


Berita Terkini