Indonesia Pimpin Gerakan Dunia Selamatkan Mangrove dengan WMC

Rabu, 12 Nov 2025 23:46
Indonesia mengajak dunia berkolaborasi melalui World Mangrove Center (WMC) untuk pengelolaan mangrove berkelanjutan. Istimewa

NARASINETWORK.COM - Wakil Menteri Kehutanan Rohmat Marzuki mengajak masyarakat global berkolaborasi melalui World Mangrove Center (WMC). WMC diharapkan menjadi wadah berbagi, belajar, dan mengembangkan praktik terbaik dalam pengelolaan mangrove berkelanjutan. Ajakan ini disampaikan Wamenhut Rohmat dalam sesi dialog "World Mangrove Center: Showcasing Global Efforts on Mangrove Rehabilitation and Conservation" di COP 30 UNFCCC, Belem, Brazil, Selasa (11/11/2025).

"Kepemimpinan Indonesia melalui WMC adalah upaya nyata berbasis sains, teknologi, dan inovasi. Kami mengikuti kebijakan pengelolaan mangrove berkelanjutan, mengedepankan pemberdayaan masyarakat, serta memperkuat kolaborasi internasional melalui platform bilateral maupun multilateral seperti UNEA, UNFCCC, CBD, South-South Collaboration, dan lain-lain," kata Wamenhut Rohmat.

Indonesia memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia, mencapai 3,44 juta hektar. Ekosistem ini berperan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta berdampak bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pesisir, baik di tingkat lokal, regional, maupun internasional.

Sejak Paris Agreement 2016 dan kepemimpinan Indonesia di G20 2022, Indonesia berkomitmen melalui program rehabilitasi dan konservasi mangrove. Komitmen ini terwujud melalui target peningkatan cadangan karbon sektor mangrove sebagai kontributor utama dalam Nationally Determined Contribution (NDC), dengan tujuan mencapai Net Sink Carbon pada sektor Forests and Other Land Uses (FOLU) pada tahun 2030.

"Karena itu, Indonesia mengemban tanggung jawab besar dan menempatkan diri sebagai pemimpin dalam upaya penyelamatan mangrove dunia melalui rehabilitasi dan konservasi," imbuh Wamenhut.

Dalam sesi dialog tersebut, hadir perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup Srilanka, JICA Jepang, Bank Dunia, dan GGGI. Perwakilan Srilanka menekankan perlunya peningkatan implementasi pengelolaan mangrove berkelanjutan yang sejalan dengan komitmen Resolusi UNEA 4 tentang kesehatan mangrove global.

JICA Jepang menyoroti penguatan peran Bali Mangrove Information Center dalam kerangka WMC sebagai modalitas pengembangan hub internasional. Sementara itu, Bank Dunia dan GGGI menekankan pentingnya pengembangan kerja sama multi-stakeholder dan mobilisasi sumber daya, termasuk pengetahuan dan pembiayaan, dalam mendukung pengelolaan mangrove.

Dalam pernyataan penutup, Wakil Menteri Kehutanan menegaskan bahwa melalui WMC, Indonesia siap menjadi inspirasi bagi dunia melalui kolaborasi inklusif. Upaya ini diharapkan dapat menghadapi degradasi lingkungan dan menahan laju perubahan iklim melalui konservasi dan rehabilitasi mangrove berkelanjutan.

 


Berita Terkini