NARASINETWORK.COM - Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Dudy Purwagandhi, kembali menyatakan kesungguhan Indonesia dalam berperan aktif mewujudkan sektor maritim global yang aman, inklusif, serta berkelanjutan. Pernyataan ini disampaikan saat Resepsi Diplomatik Pencalonan Indonesia sebagai Anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) Kategori C Periode 2026–2027, di Jakarta.
Dudy Purwagandhi menjelaskan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memikul tanggung jawab besar dalam menjaga keselamatan pelayaran dan kelestarian lingkungan laut. Ia juga menyinggung visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, di mana pemerintah berupaya memperkuat tata kelola kelautan yang baik serta memperluas kerja sama internasional dalam keselamatan pelayaran, perlindungan lingkungan laut, kesejahteraan pelaut, dan peningkatan kapasitas SDM maritim.
"Sejak bergabung dengan IMO pada 1961, dan terus berada di Dewan IMO sejak 1973, Indonesia konsisten dalam menegakkan standar global untuk keselamatan dan keamanan di laut, perlindungan lingkungan laut, kesejahteraan pelaut, dan pengembangan kapasitas melalui kolaborasi erat dengan negara-negara maritim lain," kata Dudy Purwagandhi.
Ia menambahkan, Indonesia terus berupaya memastikan standar keselamatan tertinggi di laut dengan meningkatkan sistem komunikasi maritim dan mengintegrasikan instrumen IMO ke dalam kebijakan serta peraturan nasional.
Selama menjadi anggota Dewan IMO periode 2024–2025, Indonesia telah mencapai beberapa hal penting. Di antaranya implementasi penuh Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok sejak 2020 yang meningkatkan keselamatan pelayaran, serta penetapan Nusa Penida dan Gili Matra sebagai Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) oleh IMO pada Oktober 2024.
Indonesia juga aktif mendukung upaya dekarbonisasi maritim melalui penerapan program B40 biodiesel, penggunaan kapal berbahan bakar LNG, pengembangan teknologi hibrida LNG-listrik, dan proyek energi terbarukan seperti hidrogen hijau serta bioetanol.
Di bidang pelabuhan, Indonesia telah menerapkan sistem digital Inaportnet di 264 pelabuhan sesuai Konvensi FAL, serta membangun fasilitas Onshore Power Supply (OPS) di pelabuhan besar untuk menekan emisi gas rumah kaca. Indonesia juga mengadakan pelatihan Training of Trainers (ToT) dan Training of Examiners (ToE) IMO Model Course bagi negara-negara Afrika Barat dan Tengah, sebagai bentuk dukungan bagi negara berkembang dan kepulauan kecil.
Dudy Purwagandhi berharap negara-negara anggota IMO terus memberikan dukungan terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan IMO untuk periode 2026-2027.
"Kami siap memperkuat peran IMO dan memajukan sektor maritim global yang berkelanjutan, inklusif, dan tangguh melalui komitmen, kolaborasi, dan tindakan nyata. Mari bersama-sama menuju masa depan maritim yang lebih baik," pungkasnya.
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kemenhub Antoni Arif Priadi, Dirjen Perhubungan Laut Muhammad Masyhud, Kepala BPSDMP Djarot Tri Wardhono, serta duta besar dan perwakilan negara anggota IMO.