NARASINETWORK.COM - Dunia sastra Indonesia berduka atas kepergian Pipiet Senja, seorang novelis dan esais yang telah mengabdikan dirinya dalam dunia literasi sejak tahun 1970-an. Pipiet Senja menghembuskan napas terakhir pada hari Senin, 29 September 2025, pukul 21.15 WIB.
Perjalanan hidup Pipiet Senja diwarnai oleh perjuangan melawan penyakit kronis thalasemia yang dideritanya sejak lahir. Kondisi ini mengharuskannya menjalani transfusi darah sejak tahun 1969, yang berdampak pada kesehatannya, termasuk bagian kandung empedunya.
Pada tahun 2009, sepulang dari rawat inap, Pipiet Senja bertekad untuk menjalani laparaskopi. Namun, biaya yang mencapai Rp 60 juta menjadi kendala besar. Meski anaknya, Haekal, mengusulkan penjualan rumah mereka di Cimahi, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Lahir di Sumedang pada 16 Mei 1956, Pipiet Senja adalah putri dari pejuang ’45, Mayor CHB SM. Arief dan Hajjah Siti Hadijah. Bakat menulisnya telah tumbuh sejak remaja, dan pada tahun 1975, ia mulai aktif menulis. Selama hidupnya, ia telah menghasilkan ratusan novel remaja, dewasa, dan anak-anak, serta ribuan cerpen. Dari sekian banyak karyanya, 185 buku telah diterbitkan.
Dedikasi Pipiet Senja tidak hanya terbatas pada menulis. Ia juga aktif menyebarkan semangat menulis di kalangan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di berbagai negara, seperti Hongkong, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Timur Tengah. Sebagai seorang nenek dari empat cucu, ia sering diundang sebagai pembicara dan motivator oleh berbagai perguruan tinggi dan pesantren di dalam dan luar negeri. Ia telah mengunjungi 25 negara untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
Beberapa karya Pipiet Senja yang menjadi best seller antara lain "Jejak Cinta Sevilla", "Cinta Dalam Sujudku", "Para Pencari Keadilan", "Romansa 2 Benua", "Dalam Semesta Cinta", dan "Dalam Kalam-Kalam Langit", yang telah diadaptasi menjadi film.
Sebagai founder Pipiet Senja Publishing House, ia juga aktif melakukan safari pondok pesantren dengan program Gerakan Santri Menulis. Selain itu, ia juga menyunting memoar dan biografi tokoh, seperti "SNADA The Legend", "Dua Kodi Kartika", "Menggapai Cahaya KG. Rasman Saridin", "Dari Penadah Narkoba ke Pemimpin Ummat", "Meraih Pelangi Tri Handayani Penyintas Kanker Nasofaring", "Umar Rusdi Teladan Dari Bumi Belitang Sumatera Selatan", dan "3 Jam 3,5 Milyar-Matahari Pecah di Langit Jakarta", yang diadaptasi dari kisah nyata Geri Busye.
Kepergian Pipiet Senja merupakan kehilangan besar bagi dunia sastra Indonesia. Namun, karya-karya dan semangatnya akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang.