NARASINETWORK.COM - Malam yang gemerlap di Lapangan Kesenian Gunung Udik, Samarinda Ilir, menjadi saksi perayaan HUT ke-V Sanggar Seni Sapati Cabang Samarinda, Sabtu, 25 Oktober 2025. Pertunjukan seni tradisional memukau, menampilkan Sou Latotou, Tari Mangaru, Pencak Silat, Tari Linda, Tari Pitepi, Tari Lita Mandar, hingga Tari Lincapa.
HUT ke-V Sanggar Seni Sapati Semangat Melestarikan Budaya Buton di Samarinda
Para penampil dari Sanggar Seni Sapati Cabang Samarinda dan Sanggar Seni Pelangi berhasil menghipnotis penonton. Agenda tahunan ini selalu dinantikan masyarakat sekitar.
Tamu undangan meliputi Babinsa Sidodamai, Camat Samarinda Ilir, Lurah Sidodamai, Lurah Sungai Dama, Ketua RT, Ketua Paguyuban, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan warga yang antusias.
Dengan tema "Membangun Kesadaran Atas Pentingnya Melestarikan dan Menjaga Kebudayaan Tradisional", acara ini menjadi sarana edukasi bagi generasi muda untuk menjaga warisan budaya.
Didirikan di Kelurahan Kombeli, Buton, Sulawesi Tenggara, 26 Juni 2016, Sanggar Seni Sapati membuka cabang di Samarinda pada 10 Januari 2021. Wadah ini memfasilitasi masyarakat, terutama generasi muda, untuk mempelajari seni tari dan musik tradisional Buton.
“Latihan rutin setiap Sabtu dan Minggu malam setelah Isya. Sejak 2021 hingga 2025, kami telah melaksanakan empat kali pengkaderan dengan 101 kader,” kata Muhamad Adin Hatim, Ketua Umum Sanggar Seni Sapati Cabang Samarinda.
Ia menambahkan, misi sanggar adalah melestarikan budaya Buton di Samarinda, khususnya bagi masyarakat Buton dan sekitarnya. Tantangan dalam menjalankan organisasi selalu ada, namun komitmen ketua pertama dan kedua menjadi motivasi tersendiri.
Berbagai terobosan dilakukan agar Sanggar Seni Sapati menjadi organisasi kebudayaan Buton di Samarinda yang dapat mewakili kegiatan kebudayaan di tingkat nasional maupun internasional. Memasuki tahun ke-5, diharapkan sanggar tetap konsisten melestarikan budaya Buton di Samarinda, Kalimantan Timur.
Nama Sapati diambil dari jabatan di Kesultanan Buton. Pemegang jabatan Sapati adalah sosok yang piawai, cerdas, adil, dan bertanggung jawab. Hal ini menginspirasi penamaan organisasi penggiat budaya ini, dengan harapan terus memperjuangkan nilai agama dan budaya.
Perayaan HUT ke-V bukan hanya pertunjukan, tetapi juga edukasi bagi generasi penerus mengenai nilai moral dan budaya yang penting dilestarikan. Acara ini juga menjadi momentum merayakan perjalanan organisasi serta memberi ruang bagi generasi penerus untuk tampil dalam pelestarian budaya.
Pada kesempatan itu, Muhammad Amran, Ketua Umum Pengurus Besar, berharap agar Sanggar Seni Sapati selalu konsisten, kompak, dan solid dalam melestarikan budaya. "Kebudayaan yang diwariskan leluhur adalah tugas generasi muda untuk melestarikannya dan terus berkarya," ujarnya.
Senada dengan itu, Penasehat La Raudi dan Pembina Hamzah berpesan kepada kader generasi Sanggar Seni Sapati Cabang Samarinda agar menjaga persaudaraan, jaya selalu, berkarya, dan berbudaya.
Sanggar Seni Sapati Cabang Samarinda diharapkan dapat menumbuhkan minat generasi penerus terhadap budaya dan mendorong mereka melestarikan tradisi Buton, meski di perantauan. Dukungan dari berbagai pihak diperlukan agar pelestarian budaya terus berkembang dan berkelanjutan, dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal.
Source : SULTAN MUSA (@sultanmusa97) - Eksplorer & Penulis Buku