Wawancara Tokoh : Samuel Santosa Adi Prasetyo "The Visionary Leading the Wayang Beber Renaissance"

Senin, 6 Oct 2025 10:34
Samuel Santosa Adi Prasetyo dari Wayang Beber Metropolitan menekankan pentingnya pelestarian seni tradisi, khususnya wayang beber, di era globalisasi. Ia mengajak generasi muda untuk aktif terlibat dalam menjaga identitas bangsa melalui seni tradisi. Samuel Santosa Adi Prasetyo

NARASINETWORK.COM - Sejak tahun 2010, Samuel Santosa Adi Prasetyo telah mengembangkan Wayang Beber Metropolitan sebagai komunitas yang adaptif dan inovatif dalam melestarikan seni tradisi. Dengan pandangan bahwa perubahan adalah keniscayaan, Samuel melibatkan mahasiswa dan memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan YouTube untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Lebih jauh lagi, ia membawa wayang beber ke platform podcast Spotify melalui "Pakeliran Indonesia," menghidupkan kembali memori kolektif budaya mendengarkan wayang dari radio.

"Samuel Santosa Adi Prasetyo adalah sosok di balik komunitas Wayang Beber Metropolitan, yang sejak tahun 2010 telah menjadi wadah bagi pelestarian dan pengembangan seni wayang beber. Kerap disapa mas atau Ki Samuel, beliau juga adalah dalang bagi WBM (Singkatan dari Wayang Beber Metropolitan)."

Bagaimana menghidupkan wayang beber di era modern ini, simak perbincangan NARASINETWORK.COM dan Ki Samuel :

Wayang Beber Metropolitan menyiasati tantangan media sosial dengan menyajikan konten edukatif dan berkolaborasi dengan influencer yang memiliki visi yang sama. Mereka mengintegrasikan elemen kontemporer dalam seni wayang untuk menarik minat generasi muda, serta menjalankan program pendidikan dan interaksi langsung.

1) Wayang Beber Metropolitan telah berhasil mengintegrasikan seni tradisi dengan elemen kontemporer. Menurut mas Samuel, apa urgensi fundamental bagi generasi muda untuk terlibat aktif dalam pelestarian seni tradisi seperti wayang di era globalisasi ini?

J : Di era globalisasi ini, urgensi fundamental bagi generasi muda untuk terlibat aktif dalam pelestarian seni tradisi seperti wayang adalah untuk menjaga identitas bangsa. Wayang bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur dan filosofi kehidupan bangsa Indonesia. Jika generasi muda tidak terlibat, warisan ini bisa punah ditelan arus globalisasi.

Dengan terlibat, kita bisa terus menghidupkan dan mengembangkan seni tradisi agar tetap relevan dengan zaman. Selain itu, keterlibatan ini juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk berkreasi, berinovasi, dan mengekspresikan diri melalui seni tradisi.

2) Media sosial memiliki paradoks dalam pelestarian budaya. Bagaimana Wayang Beber Metropolitan menyiasati potensi trivialisasi nilai-nilai budaya akibat konsumsi media sosial yang superfisial, serta mengoptimalkan platform tersebut sebagai wahana edukasi dan internalisasi nilai budaya yang substantif?

J : Media sosial memang memiliki paradoks dalam pelestarian budaya. Untuk menyiasati potensi trivialisasi nilai-nilai budaya, Wayang Beber Metropolitan berupaya menyajikan konten yang tidak hanya superfisial, tetapi juga edukatif dan substantif.

Kami memanfaatkan platform media sosial sebagai wahana untuk berbagi cerita-cerita wayang dengan interpretasi modern, mengadakan diskusi online, dan memberikan informasi tentang sejarah serta filosofi wayang.

Tujuannya adalah agar audiens tidak hanya sekadar melihat, tetapi juga memahami dan menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Kami juga berkolaborasi dengan influencer yang memiliki visi yang sama untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian budaya.

3) Kesenjangan persepsi antara seni tradisi dan preferensi estetik generasi muda seringkali menjadi kendala. Strategi inovatif apa yang telah diimplementasikan oleh Wayang Beber Metropolitan untuk menjembatani disparitas ini, serta bagaimana seni tradisi dapat direinterpretasi sebagai ekspresi budaya yang relevan dan menarik bagi audiens muda?

J : Strategi inovatif yang kami implementasikan adalah dengan mengintegrasikan seni tradisi dengan elemen kontemporer. Kami tidak hanya menampilkan wayang beber dalam format tradisional, tetapi juga menggabungkannya dengan musik modern, visualisasi digital, dan cerita-cerita yang relevan dengan isu-isu sosial masa kini.

Selain itu, kami juga membuka ruang bagi generasi muda untuk berkreasi dan berekspresi melalui wayang, misalnya dengan membuat karakter wayang baru yang sesuai dengan minat mereka. Kami juga mengadakan workshop dan pelatihan untuk memperkenalkan seni wayang kepada generasi muda secara langsung dan interaktif.

Dengan cara ini, seni tradisi dapat direinterpretasi sebagai ekspresi budaya yang relevan dan menarik bagi audiens muda.

4) Kolaborasi dengan influencer merupakan strategi yang memiliki potensi signifikan dalam menjangkau audiens yang lebih luas. Kriteria etis dan artistik apa yang mendasari pemilihan influencer oleh Wayang Beber Metropolitan, sehingga kolaborasi tersebut tidak hanya bersifat promosional, namun juga berkontribusi pada penguatan nilai-nilai budaya yang diusung?

J : Dalam memilih influencer untuk berkolaborasi, kriteria etis dan artistik menjadi pertimbangan utama. Kami mencari influencer yang memiliki visi yang sama dengan Wayang Beber Metropolitan, yaitu untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisi dengan cara yang kreatif dan inovatif.

Selain itu, kami juga mempertimbangkan rekam jejak influencer tersebut, apakah mereka memiliki komitmen terhadap nilai-nilai budaya dan tidak terlibat dalam isu-isu kontroversial yang dapat merusak citra seni tradisi.

Kami juga memastikan bahwa influencer tersebut memiliki pemahaman yang mendalam tentang seni wayang dan mampu menyampaikan pesan-pesan budaya dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Kolaborasi dengan influencer diharapkan tidak hanya bersifat promosi, tetapi juga berkontribusi pada penguatan nilai-nilai budaya yang kami usung.

5) Di luar ranah media sosial, pendekatan pedagogis apa yang diterapkan oleh Wayang Beber Metropolitan untuk menumbuhkan apresiasi mendalam terhadap seni wayang di kalangan generasi muda? Apakah terdapat program-program yang dirancang untuk memfasilitasi interaksi langsung dan pengalaman partisipatif dengan seni tradisi?

J : Di luar ranah media sosial, kami menerapkan pendekatan pedagogis yang berfokus pada interaksi langsung dan pengalaman partisipatif.

Kami mengadakan workshop pembuatan wayang, pelatihan mendalang, dan pertunjukan wayang interaktif di sekolah-sekolah, kampus, dan komunitas-komunitas. Dalam program-program ini, peserta tidak hanya belajar tentang sejarah dan teknik pembuatan wayang, tetapi juga diajak untuk berkreasi dan berkolaborasi dalam menciptakan pertunjukan wayang yang unik dan menarik.

Kami juga mengadakan kunjungan ke museum dan pusat-pusat kebudayaan untuk memperkenalkan seni wayang kepada generasi muda secara lebih mendalam. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan apresiasi mendalam terhadap seni wayang sejak usia dini.

6) Sebagai seorang seniman muda yang berkiprah dalam pelestarian budaya, tantangan multidimensional apa yang Mas Samuel hadapi? Bagaimana Mas Samuel mengatasi resistensi atau skeptisisme yang mungkin muncul dari berbagai pihak terkait upaya revitalisasi seni tradisi?

J : Sebagai seorang seniman muda yang berkiprah dalam pelestarian budaya, tantangan yang saya hadapi sangat multidimensional. Salah satunya adalah resistensi atau skeptisisme dari berbagai pihak terkait upaya revitalisasi seni tradisi.

Ada yang menganggap bahwa seni tradisi itu kuno dan tidak relevan dengan zaman sekarang. Untuk mengatasi hal ini, kami terus berupaya membuktikan bahwa seni tradisi dapat dikembangkan dan diadaptasi dengan cara yang kreatif dan inovatif, tanpa kehilangan nilai-nilai luhurnya.

Selain itu, kami juga aktif menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, seniman, dan komunitas-komunitas, untuk memperluas dukungan terhadap upaya pelestarian budaya. Kami juga terus belajar dan mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik dalam melestarikan dan mengembangkan seni wayang.

7) Mas Samuel juga mengembangkan podcast "Pakeliran Indonesia" di Spotify.

Apa yang mendorong mas Samuel, untuk membawa wayang beber ke platform audio, dan bagaimana respons pendengar sejauh ini?

J : Saya mencoba mengembalikan memori kolektif budaya mendengarkan wayang zaman dahulu dari radio berpindah ke podcast. Wayang beber hanya visual yang tidak bergerak, yang membuatnya hidup adalah dalang yang bercerita.

"Bunyi masuk ke telinga, dan akan disimpan semasa hidup,"

podcast ini cocok untuk orang-orang yang tidak fokus di visual, bisa juga menjawab kebutuhan manusia yang semakin sibuk, karena bisa didengarkan sambil menyetir atau melakukan kegiatan lain.

Respons pendengar sejauh ini sangat positif. Banyak yang merasa terhibur dan teredukasi dengan cerita-cerita wayang yang kami sajikan dalam format audio.

8) Jika Mas Samuel memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan kepada seluruh generasi muda Indonesia, esensi fundamental apa yang ingin Mas Samuel tekankan mengenai pentingnya mencintai, memahami, dan melestarikan warisan budaya bangsa?

J : Jika saya memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan kepada seluruh generasi muda Indonesia, esensi fundamental yang ingin saya tekankan adalah pentingnya mencintai, memahami, dan melestarikan warisan budaya bangsa.

Warisan budaya adalah identitas kita sebagai bangsa Indonesia. Dengan mencintai dan melestarikannya, kita tidak hanya menjaga kekayaan masa lalu, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik.

Kita jadikan seni tradisi sebagai sumber inspirasi dan kekuatan untuk menghadapi tantangan zaman. Jangan biarkan warisan budaya kita punah ditelan arus globalisasi. Mari kita lestarikan dan kembangkan seni tradisi agar tetap hidup dan relevan bagi generasi-generasi mendatang.

(*)

Setiap lakon wayang, dari kisah Ramayana yang epik hingga Mahabharata yang penuh konflik, mengandung pelajaran luhur yang relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita belajar tentang keberanian, kesetiaan, pengorbanan, keadilan, dan kebijaksanaan. Kita juga belajar tentang kelemahan manusia, seperti keserakahan, kemarahan, dan iri hati, yang dapat membawa kita pada kehancuran.

Melalui tokoh-tokoh wayang yang memiliki karakter yang kompleks dan multidimensional, kita diajak untuk melihat kehidupan dari berbagai sudut pandang. Kita belajar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, dan setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita juga belajar bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan kita harus bertanggung jawab atas pilihan yang kita buat.

Lebih dari itu, wayang juga mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup. Keseimbangan antara duniawi dan spiritual, antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama, antara hak dan kewajiban. Wayang mengingatkan kita bahwa kehidupan adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan cobaan, dan kita harus selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjerumus dalam kesesatan.

Dalam era modern ini, di mana nilai-nilai tradisional semakin tergerus oleh arus globalisasi, wayang tetap relevan sebagai sumber tuntunan kehidupan. Kita dapat belajar banyak dari kisah-kisah wayang tentang bagaimana menghadapi tantangan, mengatasi konflik, dan meraih kebahagiaan sejati. Wayang mengingatkan kita bahwa kehidupan yang bermakna adalah kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan kebijaksanaan.

Jakarta, 6 Oktober 2025

NARASINETWORK.COM x Wawancara Tokoh : Samuel Santosa Adi Prasetyo "The Visionary Leading the Wayang Beber Renaissance"

Berita Terkini