"In Memoriam: Baek Se-hee, Penulis 'I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki' (1990-2025)"

Sabtu, 18 Oct 2025 23:47
In Memoriam: Baek Se-hee, Penulis I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki (1990-2025) Dok. Baek Se-hee

NARASINETWORK.COM - Kabar duka menyelimuti dunia sastra Korea Selatan dan komunitas kesehatan mental global. Baek Se-hee, penulis buku motivasi fenomenal "I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki," dikabarkan telah meninggal dunia pada hari Kamis, 16 Oktober 2025, di usia 35 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan jutaan pembacanya di seluruh dunia yang telah terinspirasi oleh karyanya.

"Baek Se-hee memberikan dunia salah satu penggambaran depresi yang paling jujur yang pernah ditulis. Melalui kerentanannya, dia membantu banyak orang merasa dilihat, dipahami, dan tidak sendirian."

Baek Se-hee dikenal luas melalui bukunya yang jujur dan menggugah, "I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki," yang memberikan gambaran mendalam tentang perjuangan melawan depresi dan kecemasan. Melalui tulisannya, ia berhasil menyentuh hati banyak orang yang merasa sendirian dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menjadi sumber inspirasi bagi jutaan pembaca di seluruh dunia.

Di balik kesedihan atas kepergiannya, terungkap sebuah tindakan mulia yang dilakukan oleh Baek Se-hee. Ia telah mendonasikan organ tubuhnya untuk menyelamatkan lima nyawa. Badan Donasi Organ Korea mengumumkan bahwa mendiang telah mendonasikan jantung, paru-paru, hati, dan sepasang ginjalnya ke Layanan Asuransi Kesehatan Nasional Rumah Sakit Ilsan. Tindakan ini mencerminkan betapa besar kepedulian Baek Se-hee terhadap sesama, bahkan di saat-saat terakhir hidupnya.

Adik termuda Baek Se-hee, Baek Da-hee, mengungkapkan kesedihannya atas kepergian sang kakak. "Kebaikan hatinya, yang begitu mencintai dan tak bisa membenci siapa pun, kuharap ia kini beristirahat dengan tenang di surga. Aku sangat mencintaimu," ujarnya dengan pilu, seperti dikutip dari Naver. Ungkapan ini menggambarkan sosok Baek Se-hee sebagai pribadi yang penuh kasih dan perhatian, yang selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekitarnya.

Penyebab meninggalnya Baek Se-hee belum diungkapkan kepada publik. Namun, warisan yang ditinggalkannya akan terus hidup melalui karya-karyanya dan tindakan mulia yang telah ia lakukan. Melalui tulisannya, ia telah mengajarkan jutaan orang bahwa adalah mungkin untuk merasa hancur dan tetap mendambakan kebahagiaan kecil dalam hidup. "I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki" memberikan gambaran jujur tentang depresi, membantu banyak orang merasa dilihat, dipahami, dan tidak sendirian.

Baek Se-hee memberikan dunia salah satu penggambaran depresi yang paling jujur yang pernah ditulis. Melalui kerentanannya, dia membantu banyak orang merasa dilihat, dipahami, dan tidak sendirian. Kisah Baek bukan hanya tentang rasa sakit, tetapi juga tentang keberanian. Tentang memilih untuk tetap tinggal, bahkan ketika hidup terasa tak tertahankan. Tentang menemukan harapan dalam sesuatu yang sederhana seperti semangkuk tteokbokki. Kata-katanya akan terus menghibur mereka yang masih berjuang dalam diam.

Kepergian Baek Se-hee merupakan kehilangan besar bagi dunia sastra dan kesehatan mental. Namun, semangat dan kebaikannya akan terus menginspirasi banyak orang untuk berani menghadapi tantangan hidup dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Semoga warisan yang ditinggalkannya terus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menginspirasi generasi mendatang.

 


Berita Terkini