NARASINETWORK.COM - Penggunaan rokok elektrik atau vape di kalangan remaja Indonesia mengalami lonjakan dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari sekadar tren sesaat, fenomena ini telah menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda.
Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan peningkatan yang mengkhawatirkan, dari 0,3% pada tahun 2019 menjadi 3% pada tahun 2021.
Hal ini mengindikasikan popularitas rokok elektrik yang semakin meningkat di kalangan remaja, yang dipengaruhi oleh tren media sosial, tekanan teman sebaya, serta desain produk vape yang menarik.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius. Meskipun sering diklaim sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional, rokok elektrik tetap mengandung zat adiktif seperti nikotin.
Zat ini berpotensi menimbulkan dampak negatif pada kesehatan remaja, terutama pada perkembangan otak dan sistem pernapasan. Oleh karena itu, tren rokok elektrik dalam gaya hidup remaja perlu menjadi perhatian serius dan memerlukan tindakan nyata.
Penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja bukan hanya sekadar mengikuti mode dan mencari identitas sosial, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak kesehatan yang nyata dalam jangka panjang. Sekolah, orang tua, dan lingkungan sosial memiliki peran penting dalam mengedukasi, mengarahkan, dan mengendalikan penggunaan rokok elektrik agar remaja tidak terjerumus dalam kebiasaan yang merugikan.
Salah satu faktor utama yang mendorong penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja adalah gaya hidup dan upaya pencarian identitas sosial. Telaah pustaka di Indonesia menunjukkan bahwa rokok elektrik atau vape telah menjadi hal yang lumrah di kalangan Generasi Z sebagai bagian dari gaya hidup "keren" dan modern.
Produk ini seringkali menonjolkan varian rasa yang beragam, desain yang menarik, serta promosi yang gencar melalui berbagai platform media sosial. Faktor-faktor inilah yang meningkatkan daya tarik rokok elektrik bagi remaja, yang notabene sedang mencari identitas dan pengakuan sosial.
Selain itu, keberadaan rokok elektrik sebagai bagian dari gaya hidup remaja juga memperkuat pola konsumsi nikotin dan potensi ketergantungan. Data penelitian menunjukkan bahwa prevalensi pengguna rokok elektrik di kalangan mahasiswa di Indonesia mencapai angka yang cukup tinggi, yaitu 21,7%.
Tekanan teman sebaya, ketersediaan produk yang mudah diakses, serta persepsi yang salah bahwa vape lebih aman dibandingkan rokok konvensional juga turut mempengaruhi keputusan remaja untuk menggunakan rokok elektrik.
Penting untuk diingat bahwa rokok elektrik bukanlah alternatif yang sepenuhnya aman. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa rokok elektrik tetap mengandung zat-zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan.
Nikotin, sebagai zat adiktif utama dalam rokok elektrik, dapat mempengaruhi perkembangan otak remaja, menyebabkan gangguan konsentrasi, serta meningkatkan risiko kecanduan di kemudian hari. Selain itu, uap rokok elektrik juga mengandung partikel-partikel halus yang dapat mengiritasi paru-paru dan menyebabkan berbagai masalah pernapasan.
Diperlukan upaya terpadu dari berbagai pihak untuk mengatasi masalah penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja. Sekolah dapat memainkan peran sentral dalam memberikan edukasi mengenai bahaya rokok elektrik dan nikotin. Program pencegahan yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua dapat membantu meningkatkan kesadaran akan risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik.
Orang tua juga memegang tanggung jawab besar dalam mengawasi dan mengarahkan anak-anak mereka. Komunikasi yang terbuka dan jujur mengenai bahaya rokok elektrik dapat membantu remaja membuat keputusan yang lebih bijak dan bertanggung jawab. Selain itu, orang tua juga perlu memberikan contoh yang baik dengan tidak merokok atau menggunakan rokok elektrik.
Lingkungan sosial juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku remaja. Teman sebaya, komunitas, dan media sosial dapat membentuk persepsi remaja mengenai rokok elektrik.
Pemerintah juga memegang peran penting dalam mengatur dan mengawasi peredaran rokok elektrik. Regulasi yang ketat mengenai pemasaran, penjualan, dan penggunaan rokok elektrik dapat membantu mengurangi akses remaja terhadap produk ini. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kampanye edukasi publik mengenai bahaya rokok elektrik dan nikotin secara berkelanjutan.
Dengan upaya bersama dan sinergis dari sekolah, orang tua, lingkungan sosial, dan pemerintah, diharapkan penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja dapat dikendalikan dan dicegah secara efektif.
Remaja perlu memahami bahwa rokok elektrik bukanlah bagian dari gaya hidup yang keren dan modern, melainkan ancaman serius bagi kesehatan dan masa depan mereka.