NARASINETWORK.COM - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah menyelenggarakan Widyaprada Summit 2025 dengan tema “Widyaprada sebagai Motor Penjaminan Mutu Pendidikan Menuju Layanan Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Acara dihadiri oleh Kepala Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi, Kepala Balai Besar dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan dari seluruh Indonesia, serta perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, Kamis lalu (4/12/2025).
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, dalam sambutannya menegaskan perlunya transformasi peran widyaprada dari pelaksana administratif menjadi agen penjaminan mutu berbasis kompetensi, ilmu, dan pengalaman. “Widyaprada harus bertransformasi dari kewenangan struktural menuju otoritas substantif. Peran mereka tidak boleh hanya berfokus pada laporan administratif, tetapi menjadi penggerak peningkatan mutu melalui pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa penjaminan mutu tidak dapat berjalan optimal hanya dengan proses birokratis. Para widyaprada, menurutnya, memiliki modal penting berupa pengalaman panjang di satuan pendidikan dan daerah, yang dapat memberikan kontribusi dalam penguatan mutu. Wamen juga menambahkan bahwa capaian belajar peserta didik, termasuk hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA), sangat berkaitan dengan kualitas pendampingan dan peningkatan kompetensi guru yang melibatkan peran widyaprada di lapangan. Pada kesempatan itu, Atip secara resmi membuka summit dengan memukul gong.
Penyelenggaraan summit diawali dengan kegiatan Call for Papers yang menerima 113 karya tulis dari seluruh Indonesia. Panitia dan Tim Juri memilih 6 karya terbaik yang paling inspiratif dan relevan dengan penguatan mutu pendidikan, berasal dari BBPMP Jawa Barat (Agus Ramdani dan Dini Irawati), BBPMP Sulawesi Selatan (Rahmadana), BPMP Bengkulu (Rimayanti), BPMP DKI Jakarta (Sri Rakhmawanti), dan BPMP Nusa Tenggara Timur (Yandri). Karya-karya tersebut berfokus pada praktik baik di bidang literasi, inklusi, pendidikan karakter, pengembangan model penjaminan mutu, dan pendampingan kolaboratif.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, menyampaikan bahwa widyaprada merupakan jabatan fungsional dengan mandat langsung terkait penjaminan mutu pendidikan. Ia menekankan bahwa visi Kemendikdasmen “Pendidikan Bermutu untuk Semua” sangat bergantung pada penguatan peran widyaprada yang menjalankan pemetaan mutu, pendampingan, pembimbingan, dan pengembangan model penjaminan mutu di satuan pendidikan dan daerah.
Ketua Umum Pengurus Pusat Asosiasi Widyaprada Indonesia (AWI), Harris Iskandar, menegaskan bahwa widyaprada perlu menjadi agen perubahan, aktivator, dan pemicu serta fasilitator penjaminan mutu pendidikan. “Widyaprada menjadi motor penggerak mutu dengan mengembangkan kompetensi untuk merumuskan kembali standar. AWI sebagai mitra strategis pemerintah kedepannya dapat memberikan kontribusi berbasis hasil dengan menerapkan pola pikir berbasis data, melakukan analisis mandiri, dan menjadi penasihat bagi pemerintah daerah dan satuan pendidikan. Langkah ini bertujuan memberikan hasil nyata terhadap peningkatan mutu pendidikan,” pungkasnya.
Sesi summit juga menghadirkan gelar wicara bertemakan “Widyaprada: Motor Penggerak Penjaminan Mutu Pendidikan” serta sesi International Sharing dengan Hywell Coleman dari Tanoto Foundation dan Jenny Lewis dari INOVASI. Kegiatan ini disiarkan langsung melalui kanal Youtube Ditjen PAUD Dikdasmen dan dapat disimak melalui tautan https://tr.ee/widyapradasummit2025.
Kemendikdasmen menegaskan bahwa Widyaprada Summit 2025 menjadi momentum untuk menghimpun praktik baik, memperkuat jejaring, dan mendorong konsolidasi penjaminan mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Melalui forum ini, kontribusi substansial widyaprada diharapkan semakin optimal dalam mendukung penyediaan layanan pendidikan yang bermutu, inklusif, dan berkelanjutan bagi seluruh peserta didik.