Transmigan Kuamang Kuning Sukses Kelola Sawit Kementerian Rencana Replanting 10.000 Hektar untuk Keberlanjutan

Senin, 8 Dec 2025 21:35
Transmigran di Kuamang Kuning Bungo khususnya generasi kedua seperti Erwin Taufan sukses mengelola lahan sawit dan mencapai kesejahteraan dengan pendapatan. Istimewa

NARASINETWORK.COM - Erwin Taufan tidak berani membayangkan nasibnya bila orangtua tidak ikut program transmigrasi. “Bisa-bisa saya menjadi pengangguran,” ujarnya. Setelah orangtua asal Sragen, Jawa Tengah, dipindahkan ke Kawasan Kuamang Kuning, Desa Karya Harapan Mukti, Kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, pada tahun 1985, nasib keluarganya berubah total. “Saya bangga menjadi transmigran,” tegasnya dalam temu wawancara di Bungo, Minggu kemarin (7/12/2025).

Sebagai generasi kedua transmigran, Erwin kini mengelola lahan sawit seluas 8 hektar. Setiap bulan, ia mendapatkan pendapatan Rp15 juta per 2 hektar dari hasil panen buah sawit. Hasil yang memadai itu tidak hanya membuat keluarga Erwin hidup sejahtera, tetapi juga memungkinkannya membangun rumah baru dengan tembok, cat cerah, dan halaman luas.

Kondisi sejahtera seperti di rumah Erwin juga terlihat di sebagian besar rumah di Karya Harapan Mukti. Beberapa rumah bahkan memiliki kendaraan roda empat baik pribadi maupun truk pengangkut buah sawit serta parabola untuk akses media.

Saat berjumpa dengan para transmigran di perkebunan sawit desa itu, Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menyatakan ia berkunjung untuk melihat langsung keberhasilan program transmigrasi. Ia mengatakan mereka yang tiba di Kuamang Kuning pada tahun 1985 telah melalui perjuangan keras, kesabaran, dan ketelatenan untuk mengubah lahan kosong menjadi perkebunan sawit yang produktif.

Sebelum mandiri, para transmigran bekerja sama dengan perusahaan swasta melalui sistem inti plasma. Setelah kerja sama berakhir, mereka menjadi petani sawit yang mengelola sendiri lahan dan pohon yang menjadi milik mereka. “Tanah dan pohon sawit yang ada kini menjadi miliknya,” ungkap Viva Yoga.

Dari kisah sukses transmigran di Kuamang Kuning, Viva Yoga menjelaskan paradigma baru program transmigrasi saat ini tidak sekadar memindahkan penduduk, melainkan lebih berorientasi pada peningkatan kesejahteraan transmigran dan masyarakat di kawasan transmigrasi. “Bila transmigran sejahtera, maka program ini sesuai dengan harapan semua,” ujarnya. Ia menambahkan, terciptanya kesejahteraan di Kuamang Kuning akan menjadikan kawasan itu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Di Karya Harapan Mukti terdapat 1.000 kepala keluarga, mayoritas berprofesi sebagai petani sawit. Menurut Viva Yoga, pengembangan komoditas unggulan di kawasan transmigrasi disesuaikan dengan potensi masing-masing daerah. “Kalau di Bungo kita kembangkan sawit, di Sulawesi Tengah dan Barat potensi unggulannya adalah coklat, sedangkan di Gorontalo adalah kelapa,” kata mantan Anggota Komisi IV DPR.

Pengembangan potensi unggulan tersebut tidak hanya sebatas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Perlu kita bangun industrialisasi di kawasan transmigrasi,” tuturnya. Contoh industrialisasi sudah ada di Kawasan Melolo, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, di mana berdiri Pabrik Gula Sumba Manis. Dengan ribuan kebun tebu di sekitarnya, industri tersebut bertujuan meningkatkan produksi potensi unggulan kawasan transmigrasi.

Selain melihat keberhasilan, Viva Yoga juga mengamati bahwa pohon sawit di Kuamang Kuning sudah memasuki usia tua. Untuk itu, Kementerian Transmigrasi akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Bungo untuk melaksanakan program replanting (peremajaan) pohon sawit di lahan seluas 10.000 hektar. “Kita akan bekerja sama erat dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah,” ungkapnya.

Tujuan replanting adalah memastikan kemampuan transmigran dalam mengelola lahan sawit tetap berkelanjutan ke masa depan. “Program ini akan diberikan prioritas pada Tahun Anggaran (TA) 2026,” tegasnya.

Ditegaskan bahwa program replanting yang akan dijalankan Kementerian Transmigrasi merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Salah satu poin penting dalam Asta Cita tersebut adalah upaya membangun dari desa dan dari bawah ke atas guna mencapai pemerataan ekonomi serta pemberantasan kemiskinan di seluruh Indonesia.

Kerjasama antar lembaga diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan dan memastikan keberhasilan program replanting, yang tidak hanya akan meningkatkan produktivitas lahan tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan transmigran dan warga sekitar di Kuamang Kuning. 

 

 

 

 


Berita Terkini