NARASINETWORK.COM - Bebek Tepi Sawah, nama yang telah melekat erat dengan Ubud, Bali, bahkan mendunia. Restoran yang menyajikan bebek goreng renyah dengan pemandangan sawah yang menawan ini, bukan sekadar tempat makan, tetapi sebuah kisah sukses yang diukir oleh seorang pria visioner: I Nyoman Sumerta. Lebih dari sekadar restoran, Bebek Tepi Sawah juga mencakup villa dan galeri seni, sebuah kerajaan kuliner dan seni yang dibangun dari nol oleh Nyoman Sumerta.
Kisah sukses Nyoman Sumerta bukanlah dongeng putri tidur. Ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana di Ubud. Sejak usia muda, ia telah terbiasa dengan kerasnya kehidupan. Bekerja membantu ibunya berjualan es lilin, kacang, hingga kopi, mengajarkannya nilai kerja keras dan keuletan.
Di usia remaja, ia bahkan telah merambah bisnis tukar valuta asing, menjadi pemandu wisata, hingga pengemudi bemo dan taksi. Pengalaman-pengalaman ini, yang penuh dengan tantangan dan pembelajaran, telah menempa mental dan insting bisnisnya. Ia belajar tentang pentingnya kerja keras, disiplin, kejujuran, dan menghargai setiap orang. Nilai-nilai ini menjadi pondasi kuat dalam membangun kerajaan bisnisnya.
Bebek Tepi Sawah awalnya bukanlah restoran besar seperti yang kita kenal sekarang. Berawal dari galeri seni milik Nyoman Sumerta, yang didirikan pada tahun 1989, restoran kecil ini hanya menyajikan kudapan sederhana seperti jus, kopi, dan pisang goreng untuk menunjang operasional galeri.
Namun, kecintaan Nyoman Sumerta pada kuliner Bali, khususnya bebek, menginspirasi terciptanya menu bebek goreng yang menjadi ikon Bebek Tepi Sawah. Resep keluarga yang diolah dengan sentuhan kreatif, menghasilkan bebek goreng renyah dengan cita rasa otentik Bali yang tak tertandingi. Keunikan cita rasa ini diperkuat dengan tiga jenis sambal: sambal matah, sambal goreng embe Bali, dan sambal ulek, serta sayur kalasan kacang panjang.
Keberhasilan Bebek Tepi Sawah tidak hanya bergantung pada kelezatan makanannya. Nyoman Sumerta menyadari pentingnya networking dan hospitality. Ia membangun hubungan yang kuat dengan para pemandu wisata dan supir taksi, yang menjadi corong utama promosi restoran.
Kehangatan dan keramahan yang ditunjukkan oleh seluruh staf juga menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung. Strategi ini terbukti efektif, terbukti dari restoran yang selalu ramai dikunjungi, bahkan oleh selebriti dan pejabat. Lokasi yang agak tersembunyi pun tak menjadi penghalang, justru menjadi daya tarik tersendiri.
Minat Nyoman Sumerta terhadap seni juga turut berkontribusi pada kesuksesan Bebek Tepi Sawah. Galeri seni yang terintegrasi dengan restoran, menampilkan karya-karyanya dan seniman lain, menawarkan pengalaman holistik bagi pengunjung. Ia bahkan membangun panggung terbuka untuk pertunjukan tari dan gamelan, menambahkan sentuhan budaya Bali yang kental. Kombinasi kuliner dan seni ini menciptakan daya tarik unik yang membedakan Bebek Tepi Sawah dari restoran lain.
Meskipun telah mewariskan bisnis kepada kedua putranya, Nyoman Sumerta tetap aktif memantau dan memberikan arahan. Ia memiliki visi untuk memperluas jangkauan Bebek Tepi Sawah ke seluruh Indonesia, dengan rencana ekspansi melalui sistem franchise. Ia juga berencana menambah jumlah villa yang dikelola.
Kisah sukses Nyoman Sumerta bukan hanya tentang membangun sebuah bisnis kuliner, tetapi juga tentang membangun warisan budaya dan menginspirasi generasi muda untuk mengejar mimpi dengan kerja keras dan keuletan. Bebek Tepi Sawah adalah bukti nyata bahwa kesuksesan dapat diraih dengan menggabungkan passion, kerja keras, dan strategi bisnis yang tepat.