Indonesia Contoh Kerukunan Global Ekoteologi Jadi Fondasi Lintas Agama

Sabtu, 6 Dec 2025 19:37
Pada Dialog Kerukunan Lintas Umat Beragama di Jakarta, Sabtu (6/12/2025), Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Syekh Al-Issa memuji Indonesia sebagai negara dengan praktik kerukunan terbaik di dunia. Istimewa

NARASINETWORK.COM - Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabitah al-‘Alam al-Islami), Syekh Muhammad bin Abdulkarim Al-Issa memuji Indonesia sebagai salah satu negara dengan praktik kerukunan lintas umat beragama terbaik di dunia.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Dialog Kerukunan Lintas Umat Beragama yang digelar oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) di Aula H.M. Rasjidi, Jakarta, Sabtu (6/12/2025).

Acara yang dihadiri lebih dari 350 peserta ini juga disaksikan kehadiran Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid, jajaran Eselon I dan II Kementerian Agama (Kemenag), serta para pemimpin majelis agama dan tokoh lintas iman dari berbagai daerah di Indonesia.

Syekh Al-Issa menyatakan bahwa keberagaman agama dan budaya di Indonesia justru menjadi sumber kekuatan, bukan pemicu konflik. “Mustahil bagi semua manusia untuk memiliki keyakinan agama atau intelektual yang sama. Namun di Indonesia, nilai kesadaran dan penghormatan antar pemeluk agama tumbuh dengan baik dan patut dicontoh oleh negara lain,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa dialog antar agama hanya akan mencapai tujuan jika berangkat dari prinsip bersama, dijalankan oleh orang-orang yang memahami ajaran agama secara mendalam, dan berorientasi pada tindakan nyata. “Ketika kita meyakini dialog antarumat beragama, kita juga meyakini adanya ketetapan ilahi yang telah menetapkan keniscayaan perbedaan dan keberagaman di antara umat manusia,” tegasnya.

Selain itu, Syekh Al-Issa mengingatkan bahwa ekstremisme lahir dari kekosongan kesadaran. Oleh karena itu, pendidikan karakter sejak usia dini dan keteladanan dari tokoh agama menjadi kunci dalam membangun perilaku damai dan menghindari sikap ekstrimis.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menambahkan bahwa kerukunan di Indonesia tidak hanya dibangun melalui dialog sosial, tetapi juga melalui kesadaran spiritual yang memuliakan martabat manusia. “Indonesia telah tumbuh menjadi taman iman, di mana azan dan lonceng berkumandang bersamaan. Ini bukan hanya toleransi semata, tetapi ekspresi iman yang dewasa dan berkeadaban,” ujarnya.

Menag juga menekankan bahwa kerukunan sejati tidak hanya terbentuk secara horizontal antar umat beragama, tetapi juga secara vertikal melalui hubungan manusia dengan alam. Menurutnya, kerusakan lingkungan yang sedang terjadi termasuk banjir yang baru-baru ini melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat adalah tanda bahwa manusia telah mengabaikan amanah Tuhan dalam menjaga bumi.

“Merusak alam berarti mengkhianati pesan Tuhan. Krisis lingkungan yang kita saksikan saat ini adalah panggilan bagi manusia untuk memperbaiki relasi spiritualnya dengan bumi,” tegasnya. Ia menutup sambutan dengan menegaskan bahwa ekoteologi harus menjadi fondasi moral lintas agama dalam menghadapi krisis iklim dan bencana ekologis yang semakin intens.

 

 

 

Berita Terkini