NARASINETWORK.COM - Pada tahun keempat invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022, perang tidak hanya merenggut nyawa dan merusak kota, melainkan juga mengancam identitas budaya Ukraina. Museum ambruk, manuskrip kuno terbakar, dan tradisi lisan terputus oleh gelombang pengungsian. Namun, di saat senjata berbicara keras, seni dan budaya muncul sebagai suara lembut yang menyatukan bangsa, menyalakan api kemanusiaan, dan mengingatkan dunia akan kesatuan kemanusiaan.
Jumat lalu (5/12/2025) Jakarta menyaksikan wujud dari hubungan ini melalui konser berjudul “Two Pianists, Two Countries, United for Humanity” di Deheng House, Kemang. Acara ini juga merayakan rangkaian Kompetisi Piano Nusantara Plus (KPN+) yang telah digelar di 10 kota Indonesia. Masih tersisa babak semifinal di Jakarta pada Minggu, 7 Desember 2025, sebelum Grand Finale selama dua hari, 13 dan 14 Desember 2025, di Institut Français d’Indonésie, Jakarta.
Dua pianis utama memegang peran sentral: Dr. Taras Filenko, pianis dan etnomusikolog Ukraina yang membawa napas tanah kelahirannya yang terluka, serta Ananda Sukarlan yang disebut Sydney Morning Herald sebagai “one of the world's leading pianists, at the forefront of championing new piano music” sekaligus pendiri KPN+.
Dengan kehangatan, Ananda mengajak dua vokalis pemenang KPN+ dan pemenang Ananda Sukarlan Award 2025 untuk tampil bersama, menjadikan konser bukan sekadar pertunjukan melainkan pernyataan cinta lintas bangsa, di balik denting piano dan keindahan puisi, tetap ada harapan untuk perdamaian. Dari Kyiv yang terbakar hingga Jakarta yang sibuk, musik membuktikan bahwa jarak bisa dipersingkat, luka bisa diobati, dan hati yang terpisah bisa bersatu dalam nada yang sama.
Konser dibuka oleh pemenang KPN+ region Surabaya 2025, mezzo-soprano Cindy Honanta dan bariton Jason Suryaatmaja, juara pertama Kategori Vokal (Tembang Puitik). Mereka menyanyikan 4 tembang puitik Ananda Sukarlan: Jason membawakan lagu berdasarkan puisi Tengsoe Tjahjono (yang baru menerima Anugerah Sabda Budaya Universitas Brawijaya pada 3 Desember) dan Dedy Tri Riyadi, sedangkan Cindy menyanyikan lagu berdasarkan puisi penyair perempuan Ewith Bahar (“Seonggok Bangkai”, tentang kematian masa pandemi Covid-19) dan Erna Winarsih Wiyono (Luna).
Selanjutnya tampil pemenang Ananda Sukarlan Award (ASA) 2025, pianis Michael Anthony Kwok yang terlahir buta dan autis. Ia membawakan Rapsodia Nusantara no. 44, mahakarya terbaru Ananda yang ditulis khusus sebagai hadiah baginya, yang menggabungkan motif “Potong Bebek Angsa” dengan Sonata Beethoven “Waldstein”.
Ananda sendiri memainkan dua karyanya: Oh Holy Night, Oh Speedy Night (Variasi dari lagu Natal “O Holy Night” Adolphe Adam) dan Rapsodia Nusantara no. 39 untuk tangan kiri saja, berdasarkan lagu rakyat NTT Oras Loro Malirin. Ia tampil dengan busana tenun desain Rosdhani yang dibuat khusus, dengan warna dasar bendera Ukraina (biru dan kuning).
Sementara itu, Taras Filenko memainkan karya komponis Ukraina seperti Mykola Lysenko, Myroslav Skoryk, dan Fedir Akimenko. Sebagai penutup, keduanya bermain duet 4 tangan pada karya Ananda “Make The Bells Jingle Again”, melambangkan persahabatan dua negara dan merayakan suasana Natal.
Di antara penonton terdapat tokoh media seperti Bambang Harymurti dan Tamalia Alisjahbana, serta Sultan Sepuh Aloeda II dari Cirebon, R.H.Rahardjo Djali Ak,MASc, CMA,CFA, dan desainer Rosdhanimurti yang mendesain busana Ananda.
Cindy Honanta – yang dipuji The Straits Times (Singapura) sebagai “sublime” dan “sumptuously voiced” – membuat debut opera pada usia 23 tahun sebagai Bianca dalam The Rape of Lucretia (Benjamin Britten) dan telah memainkan peran seperti Divinity dalam The Butterfly Lovers (Richard Mills), Teresa dalam La Sonnambula (Vincenzo Bellini), serta Caregiver dalam pemutaran perdana dunia Losing Lily (Chen Zhangyi). Ia meraih gelar Sarjana Musik dengan Predikat Tertinggi dari Konservatorium Musik Yong Siew Toh (Singapura) di bawah bimbingan Alan Bennett dan saat ini belajar dengan Andrew Wilkinson.
Jason Suryaatmaja adalah bariton asal Kediri yang menempuh studi Sarjana Musik Vokal Klasik di Hochschule für Musik und Theater Hamburg, Jerman, bersama Prof. Mark Tucker. Ia meraih gelar Sarjana dari Yong Siew Toh Conservatory of Music (Singapura) pada 2025 di bawah bimbingan Prof. Alan Bennett, juara 1 Bandung Solo Vocal Competition (2025), juara 1 dan 2 Kompetisi Vokal Konserto YST dalam 2 tahun berturut-turut, serta anggota Asia Pacific Youth Choir (2023, 2024).
Hasil penjualan tiket konser disumbangkan kepada Yayasan Olena Zelenska untuk rehabilitasi korban perang dan Yayasan Musik Sastra Indonesia yang memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak kurang mampu.
Acara ini disponsori oleh Rotary Club cabang Menteng, Ananda telah diangkat sebagai Honorary Member Rotary Club International pada 2023 dan juga memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2025 lalu.