NARASINETWORK.COM - DARI DESA LAHIR INSPIRASI : "Menampilkan kisah-kisah inspiratif, Segmen ini berfokus pada cerita individu yang berasal dari desa dan mencapai kesuksesan atau membuat perubahan signifikan dalam hidup mereka, maupun kehidupan orang lain."
Kisah-kisah ini dimaksudkan untuk memotivasi dan menginspirasi pembaca NARASINETWORK.COM.
Pada sesi ke-4 ada Sosok Wasnadi, Pemilik sekaligus pendiri Was Gallery dari Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, yang menjaga kelangsungan seni pahat topeng tradisional Cirebon melalui dedikasi, pelatihan, dan kerja sama tim yang solid.
"Topeng adalah pengingat bahwa realitas seringkali lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan."
Cirebon, Jawa Barat – Nama Wasnadi telah menjadi ikon pelestarian seni pahat topeng tradisional di Desa Slangit, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon. Pria berusia 29 tahun ini telah mengabdikan diri pada seni tersebut sejak usia dini, mewarisi dan mengembangkan keahlian yang hampir punah.
Wasnadi, bersama Was Gallery, telah menjadi pelopor dalam pelestarian seni pahat topeng tradisional Cirebon. Melalui bimbingan Wasnadi dan kerja sama tim yang solid, Was Gallery telah berhasil mengembangkan dan memperkenalkan seni ini kepada generasi muda, memastikan kelangsungan warisan budaya tersebut.
Perjalanan Wasnadi dalam dunia seni pahat topeng dimulai sejak kelas 6 Sekolah Dasar. Ia beruntung mendapat bimbingan langsung dari almarhum Pak Suganda, seorang maestro pengrajin topeng yang telah membimbingnya dengan sabar dan telaten.
"Beliau satu-satunya yang mau mengajari saya," ujar Wasnadi mengenang gurunya.
Proses belajar yang dilalui Wasnadi tidaklah mudah. Ia menghabiskan waktu tiga tahun untuk menguasai teknik dasar, mulai dari pengempelas hingga pengecetan. "Tidak cepat, butuh kesabaran dan ketelitian," tambahnya. Setelah menguasai teknik dasar, Wasnadi kemudian mempelajari proses pembobokan dan pengukiran, mengubah balok kayu persegi menjadi sebuah topeng yang hidup dan berkarakter.
Kemahiran Wasnadi tidak berhenti pada pembuatan topeng saja. Ia juga memproduksi perlengkapan kostum pendukung, seperti sobra suren, yang melengkapi penampilan pemakai topeng. Motivasi ini yang mendorongnya mendirikan Was Gallery pada tahun 2014.
Was Gallery, singkatan dari Wawasan Anak Seni Slangit Cirebon, awalnya dibentuk bersama sepuluh teman sebaya dari Desa Slangit. "Kami ingin menjaga dan melestarikan seni ini," kata Wasnadi menjelaskan alasan berdirinya Was Gallery.
Berkat kerja keras dan dedikasi, Was Gallery terus berkembang. Di tahun 2025 ini, jumlah anggota telah meningkat pesat menjadi 18 orang, melibatkan berbagai kalangan usia dan latar belakang, tidak hanya dari Desa Slangit, tetapi juga dari desa-desa sekitar.
Keberhasilan Was Gallery tidak terlepas dari semangat dan kerja sama tim. Mereka bahu-membahu mengerjakan setiap pesanan yang masuk, memastikan setiap topeng yang dihasilkan memiliki kualitas dan keaslian yang terjaga.
"Kami ingin memastikan seni pahat topeng Cirebon tetap lestari dan dikenal generasi muda," tegas Wasnadi.
Was Gallery berencana untuk melakukan berbagai inovasi dan pengembangan, baik dalam hal desain maupun teknik pembuatan, agar seni topeng Cirebon tetap relevan dan diminati di era modern.
Mereka juga berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan pendidikan kepada generasi penerus, agar warisan budaya ini tetap lestari dan terus berkembang.
Kisah Wasnadi dan Was Gallery menjadi bukti nyata bahwa semangat pelestarian budaya masih hidup dan terus berkembang di tengah arus modernisasi.
Wasnadi adalah seorang seniman pahat topeng tradisional dari Desa Slangit, Cirebon. Ia merupakan pewaris dan pelestari seni pahat topeng Cirebon yang telah mengabdikan dirinya untuk melestarikan warisan budaya ini sejak usia muda. Keahliannya yang luar biasa dan dedikasinya yang tinggi telah membuahkan hasil yang mengagumkan, membuatnya menjadi tokoh penting dalam pelestarian seni tradisional Indonesia. Melalui Was Gallery, ia aktif dalam membimbing generasi muda dan berinovasi dalam desain dan teknik pembuatan topeng.