The Ambassador Summit Bogor Kenang Konferensi Asia-Afrika Menuju 2026

Jumat, 21 Nov 2025 10:18
Dedie Rachim memimpin napak tilas bersama duta besar dan delegasi negara sahabat di Istana Bogor, meninjau lokasi bersejarah tempat dirumuskannya Konferensi Asia-Afrika, sebagai bagian dari acara The Ambassador Summit menuju KAA 2026. Istimewa

NARASINETWORK.COM - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyambut hangat para duta besar dan delegasi dari negara-negara sahabat Asia-Afrika dalam acara The Ambassador Summit menuju Konferensi Asia-Afrika 2026. Acara ini berlangsung di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, pada Kamis kemarin (20/11/2025).

Setelah menjamu para tamu, Dedie Rachim mengajak mereka untuk melakukan napak tilas sejarah terbentuknya Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Istana Kepresidenan Bogor. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Kota Bogor untuk menegaskan kembali posisinya sebagai kota bersejarah dan kota diplomasi, serta tempat lahirnya gagasan KAA.

Istana Kepresidenan Bogor menjadi saksi bisu awal mula perumusan gagasan dari lima pemimpin negara: Ali Sastroamidjojo (Indonesia), Jawaharlal Nehru (India), Mohammed Ali Bogra (Pakistan), U Nu (Burma/Myanmar), dan Sir John Kotelawala (Ceylon/Sri Lanka). Sebelum KAA dilaksanakan di Bandung pada 1955, Konferensi Bogor yang berlangsung pada 28–29 Desember 1954 menjadi fondasi bagi solidaritas Asia-Afrika.

"Hari ini, kami melaksanakan napak tilas dari momen penting yang mengubah tatanan dunia, yaitu Konferensi Asia-Afrika. Sebelum konferensi tersebut, ada Konferensi Bogor. Poin-poin dari Konferensi Bogor inilah yang kemudian melahirkan Konferensi Asia-Afrika pada April 1955," jelas Dedie Rachim.

Melalui kegiatan napak tilas ini, Dedie Rachim mengajak negara-negara yang telah berkontribusi langsung dalam Konferensi Bogor, termasuk India dan perwakilan dari Afrika, yaitu Mozambik, untuk mengenang sejarah.

Dedie Rachim menjelaskan bahwa kondisi ruangan tempat Konferensi Bogor pada tahun 1954 dilaksanakan masih dipertahankan seperti saat itu. "Napak tilas tadi, kami melihat ruangan pertemuan di dalam Istana Bogor. Semuanya masih terawat, dalam posisi yang sama, termasuk furnitur, ornamen, dan lima bendera di ruangan itu, sama seperti saat para pendahulu kita mencetuskan Konferensi Asia-Afrika," pungkasnya.

Berita Terkini