NARASINETWORK.COM - Wakil Walikota Administrasi Jakarta Timur, Kusmanto, menghadiri pelaksanaan Gerakan Nasional Revolusi Mental di Kota Administrasi Jakarta Timur, yang bertempat di Gedung serbaguna Blok C pada Selasa (26/11/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari perwakilan Dewan Kota, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Komunikasi Kecamatan Sehat (FKKS), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), RT, RW, dan organisasi masyarakat (Ormas) di wilayah Jakarta Timur.
Wakil Walikota menilai bahwa Gerakan Nasional Revolusi Mental sangat penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama dalam mengisi kemerdekaan.
“Saya berharap dari kegiatan ini kita bisa melindungi keluarga kita, dan memperkuat persatuan-kesatuan di Jakarta Timur dalam menghadapi tantangan ke depan,” kata Wakil Walikota.
Menurutnya, salah satu tantangan utama adalah pengaruh buruk terhadap generasi muda, seperti bahaya perpecahan bangsa melalui media sosial, tawuran, narkoba, dan kegiatan negatif lainnya.
“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, kita diingatkan untuk bisa menyampaikan kepada generasi muda agar meningkatkan kreativitasnya, dan menjadi generasi penerus yang lebih baik bagi Indonesia,” jelasnya.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Prof. Dr. Dwi Purwoko yang membahas urgensi penguatan jati diri dan karakter bangsa dalam konsep Asta Cita guna mewujudkan Indonesia Emas 2045, Happy Farida Djarot (Anggota DPD RI) yang membahas peran DPD RI dalam penguatan jati diri dan karakter bangsa, serta Rofiq Sujarwanto dari Yayasan Pendidikan Laboratorium Pancasila yang membahas karakter masyarakat dalam mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global.
Sementara itu, Kepala Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jakarta Timur, Eliazer Hutapea, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya Gerakan Nasional Revolusi Mental dalam menjaga dan melindungi Pancasila sebagai ideologi bangsa dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan.
“Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap bahaya paham dan ideologi lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, seperti radikalisme, terorisme, dan isu aktual lainnya yang dapat menggoyahkan integritas dan karakter bangsa, serta meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai agenda perubahan dalam lingkungan,” ungkapnya.