Viral! Warga Solokanjeruk Terpaksa Gunakan Odong-Odong Larikan Pasien Ke Rumah Sakit

Selasa, 14 Oct 2025 12:49
Mediasi yang dilakukan pihak kecamatan Solokanjeruk antara Warga dan Pemdes Solokanjeruk Tangkapan layar

NARASINETWORK.COM -KAB. BANDUNG

-Sebuah video berdurasi singkat yang viral di media sosial memperlihatkan pemandangan ironis, seorang warga Solokanjeruk harus menggunakan kendaraan odong-odong untuk membawa keluarganya ke rumah sakit. Alasannya, ambulan desa yang seharusnya siap siaga disebut tak dapat digunakan.

Video itu direkam oleh seorang pria bernama Ara. Dalam rekamannya yang beredar Senin (13/10/2025) malam, ia mengungkapkan rasa kecewa terhadap aparat desa yang disebut menolak permintaan penggunaan ambulans.


Pria itu lantas mempertanyakan kinerja dan pelayanan publik Desa Solokanjeruk, serta meminta Bupati Bandung, Dadang Supriatna, untuk segera memeriksa fasilitas publik di Kantor Desa Solokanjeruk. Dugaan kelalaian pihak desa semakin diperkuat oleh narasi yang dituliskan oleh akun Instagram yang mengunggah video tersebut.

“Mana pelayanan Desa Solokanjeruk teh ieu mawa pasien make odong-odong, ancur pelayanan desa teh. Tolong kontrol Bupati kang Dadang," ucap Ara, dalam video yang diunggah di media sosial.

Unggahan itu dengan cepat menyebar luas dan menuai berbagai tanggapan dari masyarakat. Banyak warganet mempertanyakan mengapa fasilitas publik yang disediakan pemerintah desa tidak bisa dimanfaatkan dalam situasi darurat.

Menanggapi ramainya sorotan publik, Camat Solokanjeruk Rahmatullah Mukti Prabowo bergerak cepat. Ia memediasi pertemuan antara pihak pelapor, Ara, dan Sekretaris Desa (Sekdes) Solokanjeruk.


Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa pihak Kecamatan melakukan mediasi antara kedua belah pihak yang dianggap adanya kesalah pahaman dan miskomunikasi.



Peristiwa ini memantik perhatian luas di dunia maya. Banyak yang menilai, kasus tersebut mencerminkan lemahnya koordinasi dan sistem pelayanan publik di tingkat desa.

Ia berharap akan memperbaiki sistem layanan darurat di wilayahnya dan mengajak perangkat desa untuk lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat.

Saat mediasi, keduanya saling bermaafan atas insiden yang membuat heboh ke publik tersebut.


Meski insiden ini berawal dari kelalaian prosedural, kisah “odong-odong darurat” tersebut menyisakan pesan mendalam. Bahwa tersimpan kisah perjuangan warga yang tak punya pilihan lain.

Peristiwa di Solokanjeruk menjadi pengingat bahwa pelayanan publik bukan sekadar fasilitas melainkan bentuk nyata kepedulian dan tanggung jawab sosial pemerintah kepada warganya.

**

Berita Terkini