NARASINETWORK.COM - Indonesia kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran negara berkembang dalam tata kelola ekonomi global melalui partisipasi aktif pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20 Afrika Selatan 2025.
Sebagai negara yang pernah memegang Presidensi G20 pada tahun 2022, Indonesia terus mendorong agenda inklusivitas, ketahanan global, penguatan peran Global South, serta memastikan Forum G20 mampu mewakili kepentingan seluruh bangsa. Upaya ini dilanjutkan oleh Afrika Selatan sebagai Presidensi G20 tahun ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan dalam konferensi pers virtual dari Johannesburg, Minggu (23/11/2025), bahwa Wakil Presiden Gibran Rakabuming telah menghadiri rangkaian hari pertama KTT G20 di Afrika Selatan. KTT ini bersejarah karena pertama kali diadakan di benua Afrika, di bawah Presidensi Afrika Selatan, dengan kehadiran 37 kepala negara dan pemerintahan, pimpinan organisasi internasional, termasuk PBB, IMF, dan Bank Dunia, serta berbagai institusi lainnya.
"Afrika Selatan, dalam kepemimpinannya, mengambil tema Solidarity, Equality, dan Sustainability, menandai berakhirnya estafet kepemimpinan Global South di G20, yang dimulai dari Indonesia pada tahun 2022, dilanjutkan oleh India, Brasil, dan tahun ini Afrika Selatan," ujar Menko Airlangga.
Dengan terselenggaranya KTT G20 Afrika Selatan, seluruh negara peserta telah menuntaskan perannya sebagai tuan rumah dan memberikan kontribusi nyata bagi keberlanjutan Forum G20. Wakil Presiden Gibran Rakabuming mengikuti dua sesi pembahasan yang mengangkat tema mengenai ekonomi inklusif, berkelanjutan, dan pembiayaan pembangunan, serta isu strategis terkait pengurangan risiko bencana, perubahan iklim, transisi energi, dan penguatan sistem pangan.
Dalam pidatonya, Wakil Presiden Gibran Rakabuming menegaskan pentingnya pertumbuhan ekonomi global yang kuat, adil, dan inklusif, dengan dukungan pembiayaan internasional yang mudah diakses, dapat diprediksi, serta setara, khususnya bagi negara berkembang. Upaya ini dapat didorong melalui berbagai instrumen, termasuk penghapusan utang, pengembangan mekanisme pembiayaan inovatif, skema blended finance, serta pembiayaan untuk transisi yang berkeadilan.
Pemerintah Indonesia juga menyoroti solusi digital berbiaya rendah yang telah diterapkan dan terbukti efektif, seperti sistem QRIS yang kini diadopsi oleh sejumlah negara di Asia, termasuk Jepang dan Korea. Inovasi ini menjadi contoh konkret bagaimana digitalisasi dapat mendukung inklusi keuangan dan memperkuat kerja sama ekonomi di kawasan.
"Bapak Wakil Presiden juga mendorong dimulainya Dialog G20 mengenai ekonomi kecerdasan atau Artificial Intelligence dengan mempertimbangkan teknologi keuangan yang semakin maju. Selain itu, beliau menegaskan bahwa ketahanan pangan bukan hanya agenda ekonomi, tetapi juga kebutuhan mendasar dan investasi strategis," jelas Menko Airlangga.
Leaders’ Report menyoroti fakta bahwa sekitar 720 juta penduduk dunia masih menghadapi kelaparan. Program Makan Bergizi Gratis dapat menjadi contoh inisiatif nyata yang tidak hanya membantu meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga mendorong pemanfaatan produk lokal, pemberdayaan petani dan peternak, serta memperluas aktivitas ekonomi melalui rantai pasok yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Pembahasan juga menekankan pentingnya pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari strategi pembangunan Indonesia, mengingat posisinya sebagai negara kepulauan di kawasan ring of fire. Bencana tidak hanya bersifat alamiah, tetapi juga akibat dari ulah manusia, tercermin dari berbagai krisis kemanusiaan di Gaza, Ukraina, Sudan, Sahel, dan wilayah lainnya. Hal ini menegaskan perlunya penempatan kemanusiaan di pusat tata kelola global, dan mendorong G20 sebagai teladan.
Menko Airlangga menyampaikan bahwa sejumlah negara mendukung pernyataan tersebut, termasuk Afrika Selatan yang menutup rangkaian kepemimpinannya di Global South dengan menekankan pentingnya ruang yang lebih besar bagi benua Afrika. Afrika dipandang sebagai benua masa depan dengan pertumbuhan yang cepat serta potensi strategis yang dapat mendorong industrialisasi, pembangunan berkelanjutan, dan stabilitas ekonomi global.
Di sela-sela G20, Wakil Presiden Gibran Rakabuming juga menghadiri MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turkiye, dan Australia) Leaders Gathering bersama pemimpin dari negara-negara tersebut. Indonesia menyampaikan selamat dan terima kasih atas kepemimpinan Korea Selatan di MIKTA tahun ini, dan tahun depan akan dipimpin oleh Australia.
Selain menghadiri berbagai forum, Wakil Presiden Gibran Rakabuming juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara dan lembaga internasional, diantaranya dengan Perdana Menteri Ethiopia, Perdana Menteri Vietnam, Presiden Anggola (Chair African Union), Presiden Finlandia, Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO), dan Sekretaris Jenderal United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).
Turut mendampingi Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut antara lain Wakil Menteri Keuangan Thomas Djowandono, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, serta Duta Besar Indonesia Untuk Afrika Selatan Saud Purwanto Krisnawan.