NARASINETWORK.COM - Nilai tukar rupiah menunjukkan sinyal positif dengan menguat terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan. Data Bloomberg mencatat kenaikan 0,07 persen atau 11 poin, mencapai Rp16.690 per dolar AS. Penguatan ini terjadi seiring kompleksitas faktor yang memengaruhi pasar keuangan, baik domestik maupun global.
Menurut analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, fluktuasi kurs ini dipicu oleh minimnya data ekonomi AS akibat shutdown pemerintahan. Penundaan rilis laporan utama, termasuk data ketenagakerjaan dan inflasi, menyebabkan pasar kekurangan panduan. Kondisi ini mendorong investor lebih bergantung pada survei sektor swasta, yang mengindikasikan pelemahan pasar tenaga kerja AS. Akibatnya, muncul ekspektasi bahwa The Fed akan melonggarkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.
Selain itu, kondisi ekonomi Tiongkok turut memengaruhi. Penurunan ekspor yang tak terduga pada Oktober, serta impor yang melemah, menyebabkan penurunan neraca perdagangan. Ini mengindikasikan tekanan perdagangan berkelanjutan dan permintaan domestik yang lesu. Ketegangan antara Washington dan Beijing juga menambah kekhawatiran pasar, terutama setelah laporan rencana AS memblokir penjualan chip AI ke Tiongkok.
Dari dalam negeri, pasar mencermati perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 yang hanya 5,04 persen, menyulitkan pemerintah mencapai target pertumbuhan tahunan 5,2 persen. Proyeksi pertumbuhan kuartal IV-2025 sebesar 5,5 persen menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 diperkirakan hanya 5,13 persen. Minimnya momentum pendorong pertumbuhan di triwulan IV menimbulkan kekhawatiran.
Secara keseluruhan, pergerakan rupiah dipengaruhi kombinasi faktor domestik dan global. Ketidakpastian ekonomi global, terutama terkait kebijakan suku bunga The Fed dan kondisi ekonomi Tiongkok, serta perlambatan ekonomi di dalam negeri, menjadi perhatian utama pasar. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus memantau perkembangan ini dan mengambil langkah menjaga stabilitas rupiah serta mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.