Santa Claus : Sebuah Refleksi Toleransi Beragama dalam Goresan Media Cairan Kopi

Senin, 17 Mar 2025 10:00
    Bagikan  
Santa Claus : Sebuah Refleksi Toleransi Beragama dalam Goresan Media Cairan Kopi
Titiek Ndary

Santa Claus: Sebuah Refleksi Toleransi Beragama dalam Goresan Kopi, Lukisan berjudul Santa Claus karya Titiek Ndary

NARASINETWORK.COM - Jakarta, Lukisan "Santa Claus" karya Titiek Ndary, yang menggunakan media cairan kopi yang unik, menghadirkan lebih dari sekadar representasi visual sosok ikonik Natal. Melalui palet warna monokromatik yang hangat dan tekstur yang khas, lukisan ini melampaui representasi figuratif semata dan membuka ruang untuk refleksi yang lebih dalam tentang toleransi beragama dan penghargaan antar sesama manusia, terlepas dari latar belakang keyakinan mereka.

Santa Claus, sebagai simbol perayaan Natal yang erat kaitannya dengan agama Kristen, dalam lukisan ini ditampilkan dengan cara yang meniadakan unsur-unsur yang secara eksplisit mengacu pada agama tertentu. Warna-warna bumi yang mendominasi, dengan gradasi cokelat dan putih susu yang lembut, menciptakan suasana yang tenang dan damai, jauh dari kesan yang ramai dan meriah. Hal ini memungkinkan publik untuk berfokus pada esensi kemanusiaan Santa Claus, yaitu kebaikan hati dan semangat berbagi yang universal.

Teknik penggunaan cairan kopi sebagai media melukis menciptakan tekstur yang unik, memberikan kesan kehangatan dan keakraban. Tekstur yang kasar dan tidak sempurna ini justru memperkuat pesan kemanusiaan yang ingin disampaikan. Ketidaksempurnaan tersebut merefleksikan keragaman dan kompleksitas kehidupan manusia, yang terdiri dari berbagai latar belakang, budaya, dan keyakinan. Justru dalam keragaman inilah keindahan dan kekuatan toleransi beragama terpancar.

Sosok Santa Claus yang tersenyum ramah dalam lukisan ini dapat diinterpretasikan sebagai simbol penerimaan dan kasih sayang universal. Ia mewakili semangat berbagi dan kepedulian terhadap sesama, nilai-nilai yang dianut oleh berbagai agama dan budaya di dunia. Senyumnya yang hangat seolah mengajak publik untuk merangkul perbedaan dan membangun hubungan yang harmonis berdasarkan rasa saling menghargai.

Latar belakang lukisan yang dipenuhi titik-titik putih, yang mungkin melambangkan salju atau bintang, menambah kesan magis dan penuh harapan. Hal ini dapat diartikan sebagai simbol harapan akan kedamaian dan persatuan di tengah keberagaman keyakinan. Titik-titik tersebut, meskipun kecil dan tersebar, bersama-sama membentuk sebuah kesatuan yang harmonis, layaknya masyarakat yang beragam namun hidup berdampingan secara damai.

Secara keseluruhan, lukisan "Santa Claus" karya Titiek Ndary bukanlah sekadar potret figur Natal semata, melainkan sebuah pernyataan artistik yang kuat tentang pentingnya toleransi beragama dan saling menghargai antar sesama.Titiek Ndary berhasil menyampaikan pesan universal tentang kemanusiaan, kasih sayang, dan persatuan di tengah keberagaman. Lukisan ini mengajak kita untuk melihat melampaui perbedaan keyakinan dan merayakan keindahan persatuan dalam keberagaman.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Pemilihan Warna, Padu Padan, dan Kesesuaian Situasi untuk Jas Pria
Kepang Rambut Lebih Dari Sekedar Gaya Rambut
Ikebana : Alam, Manusia, dan Spiritualitas
Yuswantoro Adi "A Retrospective Journey Through Time"
Surga Terakhir di Ujung Tanduk "Perjuangan Melindungi Raja Ampat dari Tambang Nikel"
NARASINETWORK.COM Menjajal KRL Seri CL-125 "Inovasi dan Kenyamanan di Jalur Pintu KRL CL- Line Jabodetabek"  
"Bel Canto & Beyond : A Night at the Opera" A Journey into the Sublime World of Classical Music
Anggi Wahyuda "Sebuah Keberanian dan Ketahanan Manusia"
DARI DESA LAHIR INSPIRASI : Wasnadi dan WAS GALLERY "Menjaga Warisan Seni Pahat Topeng dari Slangit, Cirebon"
Garuda Mengudara! Indonesia Taklukkan China, Lanjutkan Perjuangan ke Piala Dunia 2026
Peluncuran Rute Transjabodetabek P11: Konektivitas Baru Bogor-Blok M
Transform Your Style : Kacamata Baru? Pilih Bingkai yang Tepat!
Sambut Idul Adha 2025 : Malam Takbiran Penuh Berkah
Wawancara Tokoh : Sukri Budi Dharma (Butong Idar) "Menyuarakan Disabilitas Lewat Kanvas dan Aksi"
Membedah Isu Rasisme Representatif pada Animasi Upin & Ipin dari Perspektif Seorang Konselor
Wota Wati: Kisah Adaptasi di Bawah Bayang Gunung Karst, Peran Konseling dalam Merajut Kembali Nilai Tradisi
Pernikahan Anak di Lombok: Antara Tradisi Merariq dan Perlindungan Hak Anak dalam Perspektif Konseling Multibu
Merajut Harmoni di Tengah Perbedaan: Modal Sosial sebagai Pilar Kehidupan Multikultural di Jayapura
Muda, Global, dan Lokal: Pergulatan Identitas Budaya Hibrida Generasi Indonesia
Antara Dua Dunia: Dilema Mahasiswa Rantau Menjaga Jati Diri di Kota Besar