Nyawa di Ujung Kode : Bagaimana Peretas Bisa Mengendalikan Mobil Anda

Senin, 3 Nov 2025 14:18
    Bagikan  
Nyawa di Ujung Kode : Bagaimana Peretas Bisa Mengendalikan Mobil Anda
Istimewa

Temuan Kaspersky menyoroti perlunya langkah keamanan siber yang lebih ketat dari produsen dan kontraktor untuk melindungi pengemudi dan penumpang dari ancaman ini.

NARASINETWORK.COM - Di era digital yang semakin maju, industri otomotif terus berinovasi dengan menghadirkan kendaraan terhubung (connected car) yang menawarkan berbagai kemudahan dan fitur canggih. Namun, di balik kemudahan ini, tersembunyi ancaman serius terkait keamanan siber yang dapat membahayakan keselamatan pengemudi dan penumpang.

Baru-baru ini, perusahaan keamanan siber global, Kaspersky, mengungkapkan adanya kerentanan signifikan dalam sistem kendaraan terhubung dari salah satu produsen otomotif. Temuan ini menyoroti urgensi penerapan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat.

Kaspersky menemukan bahwa kerentanan tersebut berasal dari zero-day vulnerability pada aplikasi kontraktor yang dapat diakses publik. Celah ini memungkinkan penyerang untuk mengambil alih sistem telematika, bahkan mengirim perintah berbahaya seperti mematikan mesin atau memaksa perpindahan gigi saat kendaraan sedang berjalan.

Audit keamanan yang dilakukan dari jarak jauh menargetkan layanan publik milik produsen dan infrastruktur kontraktor, mengidentifikasi sejumlah layanan web yang rentan.

Melalui kerentanan injeksi SQL zero-day pada aplikasi wiki, para peneliti berhasil mengekstrak daftar pengguna beserta hash kata sandi. Beberapa di antaranya berhasil ditebak karena lemahnya kebijakan keamanan sandi.

Di sisi kendaraan yang terhubung, Kaspersky menemukan firewall yang salah konfigurasi sehingga mengekspos server internal. Dengan kredensial yang telah diperoleh sebelumnya, mereka dapat mengakses sistem berkas dan menemukan akun kontraktor lain yang memberikan kendali penuh atas sistem telematika.

Temuan yang paling mengkhawatirkan adalah adanya perintah pembaruan firmware yang memungkinkan para peneliti mengunggah firmware yang dimodifikasi ke Unit Kontrol Telematika (TCU). Hal ini membuka potensi manipulasi berbagai fungsi penting kendaraan, yang dapat membahayakan keselamatan pengemudi dan penumpang. Dengan akses ke bus CAN (Controller Area Network) kendaraan, penyerang dapat mengendalikan berbagai sistem lain, termasuk mesin dan transmisi.

Ancaman ini sangat nyata dan dapat berakibat fatal. Bayangkan jika seorang peretas dapat mematikan mesin mobil saat sedang melaju di jalan tol, atau memaksa perpindahan gigi yang tidak sesuai sehingga menyebabkan kecelakaan. Keamanan kendaraan terhubung bukan lagi sekadar masalah teknis, tetapi juga masalah keselamatan jiwa.

Menanggapi temuan ini, Kaspersky memberikan sejumlah rekomendasi keamanan yang ditujukan kepada kontraktor dan produsen otomotif. Untuk kontraktor, disarankan untuk membatasi akses internet ke layanan web melalui VPN, mengisolasi layanan dari jaringan perusahaan, menerapkan kebijakan kata sandi yang ketat, menerapkan autentikasi dua faktor (2FA), mengenkripsi data sensitif, dan mengintegrasikan pencatatan dengan sistem SIEM untuk pemantauan waktu nyata.

Sementara itu, untuk produsen otomotif, Kaspersky menyarankan untuk membatasi akses platform telematika dari segmen jaringan kendaraan, menggunakan daftar izin untuk interaksi jaringan, menonaktifkan autentikasi kata sandi SSH, menjalankan layanan dengan hak istimewa minimal, dan memastikan keaslian perintah di TCU, di samping integrasi SIEM.

Temuan Kaspersky ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pelaku industri otomotif bahwa keamanan siber harus menjadi prioritas utama. Kelemahan dalam sistem kendaraan terhubung tidak hanya dapat merugikan produsen secara finansial dan reputasi, tetapi juga membahayakan nyawa manusia.

Oleh karena itu, investasi dalam keamanan siber, penerapan praktik keamanan yang kuat, dan kerja sama antara produsen, kontraktor, dan ahli keamanan siber sangat penting untuk melindungi kendaraan terhubung dari ancaman yang terus berkembang.

Keamanan kendaraan terhubung adalah tanggung jawab bersama. Dengan kesadaran, komitmen, dan tindakan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa inovasi teknologi di industri otomotif tidak mengorbankan keselamatan dan keamanan pengemudi serta penumpang.

Industri otomotif harus memprioritaskan praktik keamanan siber yang kuat, terutama bagi sistem pihak ketiga, untuk melindungi pengemudi dan menjaga kepercayaan pada teknologi kendaraan yang terhubung.

 


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Tags
Kaspersky

Berita Terbaru

Indonesia and U.S. Partner to Advance Dairy Industry and Empower Farmers
Jalan Lembah Anai Ruas Padang Panjang-Sicincin Presiden Prabowo Pantau Progres Perbaikan
Mentan "Penjualan Pangan di Atas HET Jelang Nataru Tidak Ditolerir"
Polandia-Indonesia 70 Tahun Seri ke-10 Soroti Musik Sebagai Jembatan Antar Budaya dan Generasi
Ranking Juara Kelas di Rapor? Tidak Dianjurkan Menurut Kurikulum Merdeka
Indonesia Raih 80 Emas Capai Target SEA Games 2025 Thailand
Vietnam Taklukkan Indonesia 5-0 Garuda Pertiwi Sabet Medali Perak SEA Games 2025
Dari Salah Paham ke Saling Paham: Peran Konselor dalam Konseling Keluarga
Bukan Sekadar Malas Ibadah: Ada Kekosongan yang Sering Sembunyikan oleh Remaja
Kepribadian dan Luka Psikologis yang Tak Terlihat pada Remaja
Setara Berkarya, Berdaya Pemkot Depok Beri Bantuan untuk Penyandang Disabilitas
Presiden Periksa Kesiapan Huntara dan Penanganan Darurat Bencana di Agam Sumatra Barat
Peningkatan Kompetensi SDM Jadi Prioritas untuk Mendukung Industri Perikanan Nasional
From Nana's Heart to Their Homes "Kue Natal Tanpa Batas Agama dan Negara"
Breakfast Time with Scrambled Eggs Resep Praktis dan Tips Hasil yang Creamy
Meningkatkan Kualitas Tidur Melalui Kebiasaan Bangun Pagi
Lembaga Pembiayaan Internal BYD Masuki Tahap Finalisasi Target Bantu Penjualan Kendaraan Listrik
UPT Karawang Wujudkan PLN untuk Rakyat Melalui Aksi Sehat di Purwakarta
Wamenag Resmikan Platform Film Islami Dorong Dakwah Melalui Medium Layar
Asesmen Baca Al-Qur’an Jadi Dasar Perbaikan Literasi Keagamaan Menag Siapkan Langkah Solutif