Menavigasi Trauma "Kekuatan Mental Konselor Anak Berhadapan dengan Hukum"

Senin, 6 Oct 2025 13:09
    Bagikan  
Menavigasi Trauma "Kekuatan Mental Konselor Anak Berhadapan dengan Hukum"
Istimewa

Konselor ABH memerlukan kekuatan mental yang kokoh untuk menghadapi tekanan emosional, kompleksitas hukum, dan tantangan sosial. Kekuatan ini memungkinkan mereka untuk memberikan dukungan yang berarti dan membantu anak-anak menemukan jalan yang lebih baik

NARASINETWORK.COM - Ruang bekerja itu dibuat terasa nyaman, setiap harinya meja sang konselor sudah dipenuhi berkas hukum dari anak-anak yang menunggu untuk ditinjau dari Lapas dan Bapas. Di posisi itu ia merasa berat, lalu menatap kaca rias, membenarkan letak blazer, dan menuju bilik yang sudah disediakan, tempat ia menemui anak-anak yang membutuhkan uluran kasihnya dan tentu mendengarkan tanpa menghakimi.

Menjadi seorang konselor bagi anak-anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) adalah panggilan yang menuntut lebih dari sekadar pengetahuan dan keterampilan profesional. Profesi ini menguji batas-batas emosional dan mental, mengharuskan praktisi untuk memiliki ketahanan, empati, dan kekuatan mental yang luar biasa. Kekuatan mental bukan hanya sekadar kemampuan untuk mengatasi stres, tetapi juga kemampuan untuk menjaga keseimbangan, perspektif, dan harapan di tengah tantangan yang berat.

Salah satu aspek terpenting dari kekuatan mental seorang konselor ABH adalah kemampuan untuk mengelola stres dan mencegah burnout. Mereka secara rutin terpapar pada cerita-cerita traumatis, kondisi kehidupan yang sulit, dan sistem peradilan yang seringkali terasa lambat dan tidak adil. Anak-anak yang mereka layani mungkin menunjukkan perilaku yang menantang, resisten terhadap bantuan, atau mengalami kemunduran setelah kemajuan yang signifikan.

Konselor harus mampu menjaga jarak emosional yang sehat, mengakui dampak pekerjaan pada diri mereka sendiri, dan secara aktif mencari cara untuk mengisi ulang energi mereka. Ini bisa melibatkan supervisi reguler, konseling pribadi, latihan mindfulness, atau kegiatan rekreasi yang memberikan kesenangan dan relaksasi.

Empati adalah kualitas penting lainnya, tetapi harus dipraktikkan dengan hati-hati. Konselor ABH harus mampu memahami dan merasakan emosi anak-anak yang mereka layani, tetapi tanpa larut dalam emosi tersebut. Mereka harus mampu berempati tanpa menjadi terlalu terikat secara emosional, yang dapat menyebabkan kelelahan dan gangguan penilaian. Menetapkan batasan yang jelas dan menjaga objektivitas profesional adalah kunci untuk mempertahankan empati yang berkelanjutan.

Ketahanan adalah kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan. Konselor ABH akan menghadapi banyak kemunduran, penolakan, dan situasi yang membuat frustrasi. Mereka mungkin melihat anak-anak yang mereka layani kembali melakukan tindak pidana, gagal memenuhi persyaratan program, atau mengalami nasib yang tragis. Mereka harus mampu belajar dari pengalaman-pengalaman ini, mempertahankan harapan, dan terus memberikan yang terbaik bagi anak-anak yang membutuhkan. Ketahanan dibangun melalui refleksi diri, dukungan dari kolega, dan keyakinan yang mendalam pada potensi perubahan dan pertumbuhan.

Selain itu, konselor ABH harus memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah secara kreatif. Sistem peradilan anak seringkali kompleks dan birokratis, dengan sumber daya yang terbatas dan banyak hambatan untuk perubahan. Konselor harus mampu menavigasi sistem ini, mengidentifikasi solusi inovatif, dan mengadvokasi kebutuhan anak-anak yang mereka layani. Ini membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang hukum, kebijakan, dan praktik yang relevan, serta kemampuan untuk membangun hubungan yang kuat dengan para pemangku kepentingan lainnya.

Konselor ABH harus memiliki komitmen yang kuat terhadap keadilan sosial dan hak-hak anak. Mereka harus percaya bahwa setiap anak, terlepas dari latar belakang atau tindakan mereka, berhak mendapatkan kesempatan untuk mengubah hidup mereka dan mencapai potensi penuh mereka. Keyakinan ini akan membantu mereka untuk tetap termotivasi dan berdedikasi, bahkan ketika menghadapi tantangan yang paling sulit.

Kekuatan mental adalah fondasi dari praktik yang efektif dan berkelanjutan sebagai seorang konselor bagi anak-anak yang berhadapan dengan hukum. Ini melibatkan kemampuan untuk mengelola stres, mempraktikkan empati yang sehat, membangun ketahanan, berpikir kritis, dan mempertahankan komitmen terhadap keadilan sosial. Dengan mengembangkan dan memelihara kekuatan mental ini, konselor dapat memberikan dukungan yang transformatif bagi anak-anak yang paling rentan dalam masyarakat kita.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Kang DS Dorong Sinergi Koperasi Desa/Kelurahan dengan Program MBG
Jakarta Design Center Gelar Pameran "The Future": Perspektif Masa Depan dari SEMUI
Adaptasi dan Kelangsungan Hidup : Pertahanan Diri Kucing Liar di Lingkungan Kota
Jakarta Merayakan 100 Tahun Luciano Berio dengan Rangkaian Konser Musik
Chuseok : Honouring Harvest and Heritage in Korea
Menavigasi Trauma "Kekuatan Mental Konselor Anak Berhadapan dengan Hukum"
"Jam Tangan yang Efisien : Memilih yang Sesuai dengan Gaya Hidup Produktif Anda"
"Jagung Rebus : Kudapan Tradisional yang Tetap Relevan untuk Gaya Hidup Sehat"
Wawancara Tokoh : Samuel Santosa Adi Prasetyo "The Visionary Leading the Wayang Beber Renaissance"
Dinamika Pemasaran Konten : Inovasi Disruptif dan Kekuatan Keterlibatan Outbound
Privasi Remaja di Era AI : Menavigasi Risiko dan Peluang di Dunia Digital
"MULAK" dan Wayang Beber Metropolitan : Relevansi identitas dan budaya di tengah arus globalisasi.
"MULAK" Pameran Tunggal Rotua Magdalena Pardede, Sebuah Perayaan Keindahan dan Warisan Batak
Program Makan Bergizi Gratis Bukan Sekadar Konsumsi, Tetapi Investasi Masa Depan Bangsa
Anugerah Gapura Sri Baduga, Bupati Bandung Dorong Desa/Kelurahan Terus Berinovasi Melayani Masyarakat
Hari Batik Nsional, BTN Beri Literasi Keuangan dan Teknik Produksi Ramah Lingkungan ke Pengrajin Batik
Hari Kedua Job Fair Spirit Bedas 2025 di Upakarti Disambut Antusias Para Pencari Kerja
Revitalisasi Pendidikan Karakter : Meneladani Ahmad Mustofa Bisri dalam Membangun Generasi Berakhlak Mulia
Dari Hambalang ke Pakuan "Rahang Tuna Kini Hadir dengan Konsep Baru di Bogor"
Juru Masak Lebih dari Sekadar Penyedia Makanan di Tempat Kerja