NARASINETWORK.COM - Dunia seni rupa Indonesia kembali diramaikan dengan pameran tunggal bertajuk "MULAK," yang menampilkan karya-karya terbaru dari perupa berbakat, Rotua Magdalena Pardede. Pameran ini bukan sekadar perhelatan seni visual, melainkan juga sebuah perjalanan spiritual dan refleksi mendalam tentang identitas, akar budaya, serta kerinduan akan tanah leluhur.
Rotua Magda Pardede (tengah) bersama Iskandar Surya Saputra, Pemilik Saung Grajen dan Elizabeth M Taylor Seniman New Zealand & Konsultan Artistik
"MULAK," yang dalam bahasa Batak berarti "pulang" atau "kembali," menjadi tema sentral yang mengikat seluruh karya dalam pameran ini. Bagi Rotua Magdalena Pardede, seorang seniman berdarah Batak yang telah lama berkiprah di kancah seni rupa nasional dan internasional, "MULAK" adalah sebuah kesadaran untuk kembali ke jati diri, menghormati warisan leluhur, dan merayakan kekayaan budaya Batak.
Pameran tunggal ke-10 ini sekaligus menandai 31 tahun perjalanan kreatif Magda, sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Melalui lukisan dan instalasi seni yang memukau, Magda mengajak para pengunjung untuk menyelami kedalaman makna "MULAK" dan merasakan getaran jiwa seorang seniman yang merindukan akarnya.
Dalam proses persiapan pameran ini, Magda melakukan riset mendalam tentang literasi, artefak, manuskrip, dan ornamen Batak. Ia juga berdiskusi dengan para pengamat dan pemerhati budaya Batak untuk memperkaya pemahaman dan perspektifnya. Hasilnya adalah serangkaian karya yang memadukan elemen-elemen khas seni dan budaya Batak, seperti Rumah Bolon, gorga, boraspati ni tano, ulos, tali-tali, bulang-bulang, hoba-hoba, dan tintin, ke dalam ekspresi seni yang unik dan kontemporer.
Karya-karya Magda menampilkan deformasi karakter, visual, dan instalasi seni di alam terbuka yang memukau. Goresan warna-warna cerah yang kuat, ciri khas sang perupa, berpadu dengan kain Ulos yang melambai anggun dan indah, serta perahu berornamen motif khas Batak yang menyatu dengan rindangnya pepohonan jati di Saung Grajen, Bogor. Semua elemen ini menciptakan harmoni visual yang memanjakan mata dan menggugah emosi.
Acara pembukaan pameran "MULAK" dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari bidang ekonomi kreatif, komunitas seni, serta para penikmat budaya dan seni Batak. Di antara mereka adalah Dumoli F. Pardede, Ruhut P. Sitompul, Ika W. Burhan (Manager Bentara Budaya), Iskandar Surya Putra (perupa senior Indonesia), Elizabeth M. Taylor (perupa dan pemilik The Coastal Branch New Zealand), serta rekan-rekan media, keluarga, dan sahabat sang perupa.
Iskandar Surya Putra, pendiri dan pemilik Saung Grajen, Cibinong, Bogor, menyambut antusias pameran "MULAK." Ia terlibat secara total dalam berbagai aspek, mulai dari diskusi konsep, produksi, pengawasan mutu kanvas media lukis, penyediaan area pameran, hingga kurasi karya. Iskandar berharap bahwa "MULAK" dapat memperkaya wawasan dan kecintaan publik terhadap kekayaan budaya Nusantara.
Elizabeth M. Taylor, yang pernah berkolaborasi dengan Magda dalam menemukan teknik layer arthography, memberikan pujian atas karya-karya terbaru Magda. Ia melihat bahwa karya-karya Magda merupakan cerminan murni dari perasaannya dengan pengaruh kuat dari warisan Bataknya.
Ika W. Burhan, sahabat sekaligus perupa perempuan dan pengampu kegiatan di Bentara Budaya, mengapresiasi komitmen kuat Magda dalam memajukan seni dan budaya Indonesia. Magda telah aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Bentara Budaya, termasuk Trienale Grafis 2006, pameran lukisan Marida Nasution, pameran bersama Astra Internasional, Art Healing Workshop, Finalis dan Pelukis Nasional Terbaik Philip Morris Awards, Mahasiswa Terbaik Seni Grafis IKJ dan Majalah Tempo, Triennial Graphic Bentara Budaya, 4th Asian Print Awards, Digital Printing Electrographic/Laser Gold, dan lain-lain.
Pameran "Mulak" dihadiri oleh sejumlah tokoh penting di dunia Seni Rupa
Pameran "MULAK" dibuka untuk umum mulai tanggal 4 Oktober 2025 dan berlangsung hingga 14 Oktober 2025. Selain pameran lukisan dan instalasi seni, akan ada pula kegiatan lain, termasuk interactive art workshop. Pameran ini menjadi ajang suka cita dalam menikmati seni dan budaya Nusantara, khususnya dari tanah Batak. Pembukaan pameran dimeriahkan dengan perayaan budaya Batak, termasuk musik, tari, makanan khas, dan pertunjukan Wayang Beber Metropolitan.
Magda berharap bahwa pameran ini dapat menjadi ajang silaturahmi dan nostalgia bagi generasi senior, serta menambah wawasan dan menumbuhkan kecintaan akan Indonesia bagi generasi muda. Ia juga menekankan pentingnya merayakan seni dan budaya dengan rasa suka cita sebagai wujud cinta dan syukur atas hidup dari Sang Maha Segala.
Rotua Magdalena Pardede adalah seorang perupa, kurator, konsultan seni, dan dosen pengajar yang memiliki dedikasi tinggi terhadap seni dan budaya Indonesia. Ia meraih gelar Master of Art di bidang Urban Art dari Institut Kesenian Jakarta. Wawasan dan pengalamannya diperkaya melalui program Artist in Residence di Australia, Jepang, dan Italia.
Karya-karya Magda memadukan manusia dan alam melalui seni digital, grafis, cetak, dan lukisan di berbagai media. Tema-tema yang diangkat seringkali berpusat pada bentuk-bentuk feminin dan organik, keindahan alam, dinamika kehidupan, dan ekspresi emosi manusia.
Sebagai pengajar, Magda berbagi pengetahuan dan inspirasi di berbagai institusi pendidikan tinggi. Ia juga aktif sebagai kurator dan juri lomba seni. Selain itu, Magda berperan dalam mendirikan dan memimpin berbagai komunitas dan studio seni.
Magda telah meraih berbagai penghargaan dan partisipasi dalam kegiatan seni nasional dan internasional. Pameran "MULAK" menjadi bukti nyata dari eksistensi dan kontribusinya dalam dunia seni rupa Indonesia.