"MULAK" dan Wayang Beber Metropolitan : Relevansi identitas dan budaya di tengah arus globalisasi.

Minggu, 5 Oct 2025 15:14
    Bagikan  
"MULAK" dan Wayang Beber Metropolitan : Relevansi identitas dan budaya di tengah arus globalisasi.
Nana Wiyono

MULAK dan Wayang Beber Metropolitan dalam merefleksikan diri, melestarikan budaya, dan menyampaikan pesan universal tentang identitas di tengah globalisasi.

NARASINETWORK.COM - Pameran "MULAK" karya Rotua Magdalena Pardede dan pertunjukan Wayang Beber Metropolitan oleh Samuel Santoso Adi Prasetya, merupakan dua entitas seni yang berbeda namun terjalin oleh benang merah yang kuat. Keduanya merefleksikan diri dan kembali ke akar budaya, konsep yang sangat relevan dalam masyarakat kontemporer yang semakin global dan terfragmentasi.

"MULAK," yang berarti "pulang" atau "kembali," adalah tajuk yang sangat tepat untuk menggambarkan perjalanan artistik Rotua Magdalena Pardede. Sebagai seorang seniman Batak yang telah berkiprah selama lebih dari tiga dekade, ia menggunakan pameran ini sebagai wadah untuk merenungkan kembali identitasnya sebagai bagian dari masyarakat Batak. Melalui lukisan dan instalasi seni, ia mengeksplorasi nilai-nilai budaya, tradisi, dan filosofi hidup yang diwariskan oleh leluhurnya. Proses refleksi diri ini tidak hanya bersifat personal, tetapi juga mengajak para penonton untuk merenungkan kembali identitas mereka masing-masing.

Di sisi lain, Wayang Beber Metropolitan juga mengajak penonton untuk melakukan refleksi diri melalui pertunjukan seni. Dengan mengadaptasi cerita-cerita pewayangan klasik ke dalam konteks kehidupan modern, mereka mengangkat berbagai problematika sosial, politik, dan ekonomi yang relevan dengan kehidupan masyarakat urban. Melalui karakter-karakter wayang yang kompleks dan dialog-dialog yang menggugah pikiran, mereka mengajak penonton untuk merenungkan makna hidup, nilai-nilai moral, dan tanggung jawab sosial.

Di tengah arus globalisasi yang semakin deras, upaya untuk kembali ke akar budaya menjadi semakin penting. "MULAK" adalah wujud nyata dari upaya Rotua Magdalena Pardede untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Batak. Ia menggunakan seni sebagai media untuk memperkenalkan keindahan dan kekayaan warisan budayanya kepada masyarakat luas, baik di dalam maupun di luar negeri. Melalui pameran ini, ia berharap dapat membangkitkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya Batak, serta menginspirasi generasi muda untuk terus melestarikannya.

Wayang Beber Metropolitan dalam pameran "MULAK" bukan hanya sekadar pelengkap, tetapi juga simbol perpaduan harmonis antara budaya Batak dan Jawa. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa perbedaan budaya bukanlah penghalang untuk saling memahami dan menghargai. Sebaliknya, perbedaan tersebut dapat menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan karya seni yang lebih kaya dan bermakna.

Dalam konteks ini, Wayang Beber Metropolitan tidak hanya menampilkan pertunjukan wayang beber yang khas, tetapi juga berupaya untuk berdialog dengan budaya Batak. Mereka mempelajari nilai-nilai budaya, tradisi, dan filosofi hidup masyarakat Batak, serta mengintegrasikannya ke dalam pertunjukan mereka. Hal ini menciptakan pengalaman seni yang unik dan mendalam bagi para penonton, serta memperkuat pesan tentang pentingnya menghargai keberagaman budaya Indonesia.

Pada akhirnya, baik "MULAK" maupun Wayang Beber Metropolitan menyampaikan pesan universal tentang pentingnya menjaga identitas budaya di tengah arus globalisasi. Keduanya mengajak kita untuk tidak melupakan akar budaya kita, tetapi juga tetap terbuka terhadap perubahan dan perkembangan zaman. Mereka mengingatkan kita bahwa identitas budaya adalah fondasi yang kuat untuk membangun masyarakat yang beradab, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Benang merah keterkaitan antara "MULAK" dan Wayang Beber Metropolitan terletak pada kesamaan visi dan misi mereka untuk merefleksikan diri, kembali ke akar budaya, dan mempromosikan nilai-nilai luhur budaya Indonesia kepada generasi muda. Melalui seni, mereka mengajak kita untuk merenungkan kembali identitas kita, menghargai warisan leluhur kita, dan membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.

 


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Dinamika Pemasaran Konten : Inovasi Disruptif dan Kekuatan Keterlibatan Outbound
Privasi Remaja di Era AI : Menavigasi Risiko dan Peluang di Dunia Digital
"MULAK" dan Wayang Beber Metropolitan : Relevansi identitas dan budaya di tengah arus globalisasi.
"MULAK" Pameran Tunggal Rotua Magdalena Pardede, Sebuah Perayaan Keindahan dan Warisan Batak
Program Makan Bergizi Gratis Bukan Sekadar Konsumsi, Tetapi Investasi Masa Depan Bangsa
Anugerah Gapura Sri Baduga, Bupati Bandung Dorong Desa/Kelurahan Terus Berinovasi Melayani Masyarakat
Hari Batik Nsional, BTN Beri Literasi Keuangan dan Teknik Produksi Ramah Lingkungan ke Pengrajin Batik
Hari Kedua Job Fair Spirit Bedas 2025 di Upakarti Disambut Antusias Para Pencari Kerja
Revitalisasi Pendidikan Karakter : Meneladani Ahmad Mustofa Bisri dalam Membangun Generasi Berakhlak Mulia
Dari Hambalang ke Pakuan "Rahang Tuna Kini Hadir dengan Konsep Baru di Bogor"
Juru Masak Lebih dari Sekadar Penyedia Makanan di Tempat Kerja
I Ketut Putrayasa Bawa Seni Bambu ke Kancah Dunia "The Octopus Queen" Raih Rekor MURI
Pameran Salim Martowiredjo Hidupkan Karya Sitor Situmorang di Balai Budaya Jakarta
KDMP Pakutandang Raih Penghargaan Koperasi Terinovatif dan Terkolaboratif Tingkat Kabupaten Bandung
Catat! Pemkab Bandung Kolaborasi Dengan 37 Perusahaan, Gelar Job Fair Spirit Bedas 2025
Tekan Angka Pengangguran, Pemkab Bandung Dorong Pelatihan dan Magang Ke Luar Negeri
Menguatkan UMKM Lewat Konektivitas: Indosat Hadirkan Jaringan Andal di Festival Kuliner Bandung 2025
Jelang Hari Kesaktian Pancasila, PLN UPT Cirebon Luncurkan Pusat Monitoring Berbasis AI
Khansa Aurora Lazuardi, Atlet Asal Ciwidey Sumbang Emas untuk Kabupaten Bandung di POPDA XIV Jabar
Pipiet Senja "Perjuangan Hidup dan Dedikasi dalam Dunia Literasi"