NARASINETWORK.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan percepatan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi. Tujuannya adalah peningkatan kualitas serta daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Hal ini disampaikan seusai Rapat Tingkat Menteri tentang Percepatan Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (14/11/2025).
Menko PMK menjelaskan, penguatan pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan tindak lanjut arahan Presiden saat rapat kabinet 4–5 November 2025. Arahan tersebut menyoroti perlunya terobosan dalam pendekatan vokasi.
"Bapak Presiden menginstruksikan percepatan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi. Ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja dalam negeri, tetapi juga memperbesar peluang SDM di luar negeri," kata Pratikno.
Revitalisasi ini bertujuan memenuhi kebutuhan pasar kerja domestik yang berkembang seiring hilirisasi dan ekspansi ekonomi. Selain itu, juga untuk memanfaatkan peluang penempatan SDM di mancanegara, khususnya negara maju yang menghadapi aging society.
Dalam percepatan revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi, ada dua agenda utama yang berjalan paralel serta saling mendukung. Pertama, penyempurnaan kelembagaan dan penguatan keselarasan antara supply dan demand tenaga kerja.
Pratikno menjelaskan, Tim Koordinasi Nasional Vokasi (TKNV) yang dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 68 Tahun 2022 telah menghasilkan berbagai inisiatif. Inisiatif tersebut termasuk pembentukan Tim Koordinasi Daerah Vokasi di 29 provinsi. Adanya perubahan nomenklatur kabinet mengharuskan perapihan kelembagaan agar koordinasi berjalan lebih cepat dan efektif.
"Kita akan revitalisasi kelembagaan, dimulai dari yang paling sederhana agar bisa langsung bekerja. Sambil menunggu Perpres baru, kita tetap bekerja optimal," tegasnya.
Kedua, penguatan matching supply–demand untuk memastikan kesesuaian antara lulusan vokasi dan kebutuhan industri. Menko PMK mencatat, berbagai kementerian/lembaga memiliki banyak program yang berjalan sendiri-sendiri dan belum terintegrasi optimal.
Untuk itu, prioritasnya adalah pembangunan Smart Integrated Dashboard. Dashboard ini akan menyatukan data dari berbagai kementerian/lembaga secara real-time, mempercepat proses job matching, serta mempermudah penyelarasan kurikulum dan standar kompetensi sesuai kebutuhan industri.
"Kita memerlukan Smart Integrated Dashboard yang dapat memadukan semua data dari kementerian/lembaga. Dengan demikian, supply dan demand SDM dapat bertemu secara cepat dan akurat," ujar Pratikno.
Menko PMK meminta seluruh kementerian/lembaga segera menugaskan PIC dan berbagi data. Tujuannya agar integrasi sistem berjalan seiring penataan kelembagaan. Langkah-langkah jangka pendek yang berdampak langsung, seperti peningkatan kemampuan bahasa, sertifikasi, dan penyesuaian kurikulum, harus segera dijalankan.
"Sambil menata kelembagaan dan membangun platform integrasi, kita mulai identifikasi program jangka pendek yang bisa segera dieksekusi. Misalnya, peningkatan kemampuan bahasa, sertifikasi, dan penyesuaian kurikulum agar sesuai pasar kerja," jelasnya.
Menutup keterangannya, Menko PMK menekankan bahwa revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi adalah bagian penting dari upaya meningkatkan kualitas SDM nasional. Upaya ini memerlukan dukungan penuh dari seluruh kementerian/lembaga, sektor swasta, dan lembaga sertifikasi.
Rapat tersebut dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara. Di antaranya, Menko PM Muhaimin Iskandar, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Brian Yuliarto, Wamendagri III Wiyagus, Wamenperin Faisol Riza, Wamen P2MI Christina Aryani, Wamenhub Suntana, Ketua BNSP Syamsi Hari, serta Wakil Ketua Umum KADIN Adi Mahfudz Wuhadji. Perwakilan dari berbagai kementerian/lembaga lain juga hadir untuk membahas langkah strategis dalam percepatan revitalisasi pendidikan vokasi.