Wawancara Tokoh : Hanna Shakila Inara "Pelita Literasi di Tengah Generasi Digital"

Selasa, 21 Oct 2025 13:40
Hanna Shakila Inara: Penulis, Duta Baca, dan penggerak literasi muda. Ia membuktikan bahwa usia bukan halangan untuk berkontribusi. Hanna Shakila Inara

NARASINETWORK.COM - Inara, dengan semangatnya yang membara, menceritakan bagaimana kecintaannya pada buku tumbuh sejak kecil berkat peran orang tua yang rutin mengajak ke toko buku dan membacakan cerita. Kecintaan ini kemudian berkembang menjadi keinginan untuk menulis dan berbagi ulasan buku melalui akun Instagram @readingwithinara.

Baginya, membaca bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga sarana untuk menjelajahi dunia, menambah pengetahuan, dan menginspirasi orang lain.

"Literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tapi juga tentang melestarikan budaya dan tradisi bangsa."

Pengalaman Inara dalam mengelola Little Free Library "Baca Riang" di Taman Jatiluhur memberikan wawasan berharga tentang pentingnya akses terhadap buku bagi anak-anak. Meski sempat mengalami kehilangan seluruh koleksi buku, Inara tidak menyerah dan kembali membangun "Baca Riang" dengan bantuan donasi dari berbagai pihak. Ia secara rutin merotasi koleksi buku agar selalu menarik minat baca anak-anak di sekitarnya.

Sebagai seorang penulis muda, Inara telah menghasilkan beberapa karya tulis seperti "Kung Kang Si Lambat" dan "NIDE KE LAUT SAWU". Ia mengungkapkan bahwa inspirasi menulis datang dari imajinasi, buku-buku yang dibaca, serta penulis-penulis hebat Reda Gaudiamo, Okky Madasari, dan Noor H. Dee. Keterlibatannya dalam acara literasi, seperti kolaborasi dengan Taman Baca Kampung Buku dalam acara "Terbang Bersama", memberikan kesempatan baginya untuk berbagi cerita dan kreativitas dengan teman-teman sebaya.

Prestasi dan penghargaan yang diraih, seperti 3 Besar Naskah Terbaik dan Imagination Wizard Award, menjadi motivasi tambahan bagi Inara untuk terus berkarya. Baginya, tujuan utama menulis adalah menuangkan imajinasi dan berbagi cerita kepada banyak orang. Melalui karyanya, Inara juga berupaya melestarikan tradisi budaya Indonesia, seperti yang ia lakukan dalam cerita "Nide ke Laut Sawu" yang mengangkat tradisi berburu paus dari Suku Lamalera di Pulau Lembata.

Menjadi seorang Duta Baca SD Labschool Cibubur dan Duta Sahabat Sekolah Dasar Kota Bekasi, Inara aktif mempromosikan minat baca di kalangan anak-anak. Di sekolah, ia membuat program Harta Karun Buku, Reading Journal Challenge, dan Morning Reading. Di lingkungan sekitar, ia mengelola Little Free Library "Baca Riang" untuk memberikan akses buku kepada anak-anak seusianya. Inara berharap, melalui upayanya, semakin banyak anak-anak yang menyadari betapa menyenangkan dan bermanfaatnya membaca buku.

NARASINETWORK.com pun tidak melewatkan berbincang dengan sosok Inara yang menginspirasi dunia literasi di tengah era digitalisasi yang membuat bergesernya minat baca di kalangan generasi muda.

Aku Ingin Membaca


Di tengah keramaian, aku ingin membaca

Di tengah bisingnya gawai, aku ingin membaca


Aku ingin memeluk buku-buku dan menyibak dunia yang tersembunyi di setiap halamannya


Saat membaca, aku seperti mengitari jagat raya

Saat membaca, aku tenggelam dalam aksara

Saat membaca, aku memetik makna-makna yang berbeda


Dengan membaca, aku membuka dunia


    (Hanna Shakila Inara)

 

Berikut petikan wawancara kami :

1) Halo Inara, kamu sangat aktif di dunia literasi sejak usia muda. Apa yang membuatmu tertarik dan termotivasi untuk membaca, menulis, dan berbagi ulasan buku ?

J : Sejak kecil, aku sudah sangat akrab dengan buku. Awalnya, ketertarikanku pada buku muncul karena orang tua rutin mengajakku ke toko buku dan membacakan buku untukku. Dari situ, tumbuhlah kesenanganku terhadap buku. Semakin lama, aku merasa ternyata membaca itu sangat menyenangkan.

Dari sebuah buku, aku bisa terhibur dengan cerita; dari buku yang lain, aku bisa mendapat banyak pengetahuan baru; atau saat membaca buku, aku juga seolah-olah masuk ke dunia orang lain saat mendalami tokoh dari buku yang aku baca. Dari kesukaanku membaca, ternyata membuatku juga bermimpi ingin bisa menulis buku.

Dan aku juga suka membagikan review buku yang aku baca ke teman-teman.

Aku ingin teman-teman juga merasakan serunya membaca dan mendapatkan manfaat dari membaca buku.

2) Kamu mengelola Little Free Library 'Baca Riang' di Taman Jatiluhur. Bagaimana pengalamanmu dalam mengelola perpustakaan mini ini, dan apa tantangan serta hal-hal menyenangkan yang Inara temui ?

J : Aku senang banget karena ternyata banyak anak-anak di sekitar yang membaca buku-buku yang ada di kotak kecil Baca Riang. Jadi, kalau isi kotaknya berantakan, aku malah suka, artinya banyak teman-teman yang membacanya.

Sebenarnya, isi kotak Baca Riang pernah hilang seluruhnya. Rasanya sedih kehilangan seluruh buku yang ada di dalam kotak Baca Riang. Dan lebih sedih lagi, anak-anak yang ada di taman jadi tidak bisa membaca buku lagi. Karena kejadian itu, aku mulai dari awal lagi. Tapi dengan kemurahan hati dari banyak pihak yang mendonasikan buku, dan aku mulai memilah buku lagi untuk diberikan di Baca Riang, akhirnya terisi lagi. Dan senang sekali sampai sekarang Baca Riang masih berjalan dengan baik.

Aku juga rutin merotasi isi buku-buku di kotak Baca Riang agar teman-teman yang datang untuk membaca tidak bosan dan supaya mereka mau datang lagi untuk membaca karena ada buku-buku yang baru.

3) Inara telah menghasilkan beberapa karya tulis seperti 'Kung Kang Si Lambat', 'NIDE KE LAUT SAWU', dan lain-lain. Dari mana kamu mendapatkan inspirasi untuk menulis cerita-cerita tersebut ?

J : Ide yang aku dapatkan biasanya hasil dari aku berimajinasi. Menurutku, dengan menulis kita bisa menciptakan dunia apa pun yang kita mau. Dan dari buku-buku yang aku baca juga menambah inspirasi buat aku. Selain itu, dalam tulis-menulis aku juga banyak terinspirasi dari penulis-penulis hebat seperti Ibu Reda Gaudiamo, Ibu Okky Madasari, dan Kak Noor H. Dee.

4) Kamu pernah berkolaborasi dengan Taman Baca Kampung Buku dalam acara 'Terbang Bersama'. Bisa ceritakan lebih banyak tentang kegiatan yang kamu lakukan dalam acara tersebut ?

J : Pada kegiatan ini, aku berkesempatan membawakan dongeng dari ceritaku sendiri, 'Jeji Bersayap' dari buku 'Sayap-Sayap', kepada teman-teman di Taman Baca Kampung Buku. Lalu selanjutnya, aku juga mengajak teman-teman untuk membuat kreasi kipas tangan bergambar Jerapah, tokoh dari cerita Jeji Bersayap.

Aku sangat berterima kasih kepada Kak Edi Dimyati, founder Taman Baca Kampung Buku, bisa berkesempatan untuk berkegiatan literasi bersama.

5) Inara telah meraih berbagai prestasi seperti 3 Besar Naskah Terbaik, Imagination Wizard Award. Bagaimana perasaanmu tentang pencapaian ini, dan apa yang mendorongmu untuk terus berkarya ?

J : Tujuan utama aku suka menulis adalah menuangkan imajinasi. Dan hal yang paling aku senangi ketika menulis karya adalah karya kita bisa dibaca oleh banyak orang. Hal itu membuatku ingin terus berkarya. Ketika apa yang aku buat mendapatkan penghargaan, itu menjadi bonus saja.

Dan ternyata, lewat buku selain membagikan imajinasi, juga bisa membagikan hal baru seperti ceritaku 'Nide ke Laut Sawu' dari Karya Raya 2025. Cerita itu mengenai pengalaman tokoh Nide yang pertama kalinya mengikuti Tradisi Berburu Paus dari Suku Lamalera di Pulau Lembata.

Ternyata banyak yang baru mengetahui tradisi itu, dengan membuatnya menjadi cerita aku senang bisa turut melestarikan tradisi budaya di Indonesia.

Di sekolah, aku membuat program Harta Karun Buku, Reading Journal Challenge, dan Morning Reading. Harta Karun Buku bentuknya adalah buku yang dikemas dan diletakkan di tempat-tempat publik di sekolah. Siapa yang menemukannya, dia bisa memilikinya. Untuk Reading Journal Challenge, aku membagikan jurnal membaca kepada teman-teman. Tujuannya, aku ingin mengajak teman-teman agar tidak hanya membaca, tetapi juga paham isinya.

Di akhir, akan dipilih 3 Best Reading Journal yang terbaik. Aku juga menginisiasi kegiatan Morning Reading di perpustakaan sekolah yang dilaksanakan sebelum jam masuk sekolah.

Semua yang aku lakukan mendapatkan support penuh dari bapak dan ibu guru. Jadi aku sangat enjoy menjalaninya. Untuk di lingkungan sekitar, yang aku lakukan untuk mengajak teman-teman seusiaku suka membaca adalah dengan mengelola little free library Baca Riang.

Dari Baca Riang yang aku jalankan, ternyata banyak anak-anak seusiaku sangat antusias membaca isi kotak Baca Riang. Jika ada anak-anak yang tidak membaca, bukan berarti mereka tidak suka baca buku, melainkan mungkin mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses buku-buku.

(*)

Hanna Shakila Inara, seorang siswi berusia 9 tahun dari SD Labschool Cibubur, akrab disapa Inara oleh teman-temannya. Ia memiliki ketertarikan yang besar pada dunia literasi, gemar membaca, menulis cerita, dan berbagi ulasan buku melalui akun Instagram @readingwithinara. Di waktu senggangnya, Inara juga menyukai olahraga panahan. Beberapa karyanya telah diterbitkan, seperti "Kungkang si Lambat" (BIP Gramedia & Klub Literasi Anak, 2025) dan puisi "Tumbuh" yang dipamerkan di Kids Biennale 2025. Inara juga aktif dalam kegiatan literasi, mengelola Little Free Library "Baca Riang" di Taman Jatiluhur dan berkolaborasi dengan Taman Baca Kampung Buku dalam acara "Terbang Bersama" (2024). Selain itu, ia juga meraih berbagai penghargaan dan terpilih sebagai Duta Baca SD Labschool Cibubur 2025/2026 dan Duta Sahabat Sekolah Dasar Kota Bekasi 2025.

Jakarta, 21 Oktober 2025 

NARASINETWORK.COM x Wawancara Tokoh : Hanna Shakila Inara "Pelita Literasi di Tengah Generasi Digital"


Berita Terkini