NARASINETWORK.COM - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyatakan bahwa profesi akuntan memiliki peran strategis dalam memastikan kepercayaan dan akuntabilitas data keuangan negara, yang menjadi fondasi bagi keberhasilan pembangunan ekonomi jangka panjang. Pernyataan ini diungkapkan pada acara peringatan HUT ke-68 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang digabungkan dengan IFAC Connect Asia Pacific 2025 yang diselenggarakan di Jakarta.
Acara yang dihadiri oleh para praktisi akuntan, akademisi, dan pemangku kepentingan ekonomi nasional ini menjadi ajang untuk menyoroti kontribusi profesi akuntan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 – sebuah negara yang maju, makmur, dan berdaya saing di kancah global. Wamenkeu menegaskan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, kontribusi nyata dari profesi akuntan sangat diperlukan, terutama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan pengelolaan anggaran negara yang efektif dan transparan di tengah dinamika global yang semakin kompleks.
“Tantangan terbesar adalah kita terus berusaha membuat perekonomian kita dapat dipercaya,” ujar Wamenkeu Suahasil. Ia menjelaskan bahwa dalam setiap kegiatan ekonomi, mulai dari produksi hingga pelaporan, akuntan berperan penting untuk memastikan bahwa semua informasi disajikan dengan baik dan terpercaya. “Dengan laporan yang terpercaya itu, kita bisa memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan – termasuk investor, masyarakat, dan pengambil kebijakan – dapat memahami dan mempercayainya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan,” terang ia.
Pencapaian tujuan Indonesia Emas 2045 juga tidak terlepas dari kemampuan akuntan untuk mendukung kebijakan fiskal yang responsif terhadap perubahan kondisi ekonomi, baik di tingkat domestik maupun global. Dalam konteks ekonomi yang terus berkembang, keberlanjutan ekonomi yang inklusif membutuhkan data dan analisis yang akurat serta transparan – hal yang dapat disediakan oleh akuntan yang berkompeten. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan yang lebih baik dan pengelolaan anggaran yang lebih efisien, sehingga manfaat pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu, Wamenkeu menambahkan bahwa standar akuntansi yang digunakan oleh para akuntan tidak boleh hanya dibuat sekali, melainkan harus terus disesuaikan dengan kondisi yang berkembang. Ia menyoroti bahwa isu-isu seperti ESG (Environmental, Social, and Governance) dan keberlanjutan telah menjadi sangat penting dalam tatanan ekonomi modern. “Standar akuntansi yang diperbarui dapat membantu kebijakan fiskal dalam menjalankan fungsi distribusi, alokasi, dan stabilisasi, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wamenkeu juga menekankan bahwa pengelolaan anggaran negara harus tetap berfokus pada tiga pilar utama: pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, distribusi kesejahteraan yang merata, dan stabilitas ekonomi. Dengan peran sentral akuntan dalam menciptakan laporan keuangan yang transparan dan terpercaya, Indonesia dapat memastikan bahwa anggaran negara digunakan secara optimal untuk mencapai tujuan pembangunan nasional jangka panjang.
Akhirnya, Wamenkeu Suahasil mengajak para peserta acara untuk terus berdiskusi dan menggali lebih dalam mengenai potensi dan peran profesi akuntansi dalam menghadapi tantangan di era digitalisasi dan modernisasi. Ia berharap bahwa dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran akuntan, seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja sama secara sinergis untuk mendorong Indonesia menuju masa depan yang lebih inklusif, makmur, dan berkelanjutan sesuai dengan cita-cita Indonesia Emas 2045.
