NARASINETWORK.COM - Kecanggihan era digital dan modernisasi membawa perubahan yang tidak selalu positif. Di tengah gempuran hiburan modern, kerinduan akan tontonan yang sarat edukasi dan nilai-nilai kebaikan tanpa bumbu percintaan semakin terasa. Mengenang "Aku Cinta Indonesia" (ACI) seolah menemukan oase di tengah gurun pasir.
ACI, serial televisi yang tayang di TVRI pada tahun 1985, merupakan singkatan dari "Aku Cinta Indonesia" sekaligus nama tiga tokoh utamanya: Amir (Agyl Syahriar), Cici (Dyah Ekowati Utomo), dan Ito (Ario Sagantoro). Diproduksi oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (PUSTEKKOM), ACI bertujuan mengembangkan nilai-nilai kepribadian anak dan remaja, seperti tanggung jawab, disiplin, kerja keras, kerja sama, toleransi, saling menghargai, sikap bersaing sehat, persahabatan, dan sportivitas.
Serial ini terdiri dari tiga musim. Musim pertama berlatar di bangku SMP, mengisahkan Amir, Cici, Ito, Hengky, dan Wati. Musim kedua berlanjut di SMA, dengan Wati sebagai satu-satunya pemain dari musim pertama. Musim ketiga berubah format menjadi serial PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) dengan konsep FTV yang episodenya tidak saling berhubungan dan pemain yang berganti-ganti. Namun, musim pertama tetap menjadi yang paling populer di kalangan penggemar.
Kisah ACI berpusat pada tiga sekawan: Amir, Cici, dan Ito. Amir adalah ketua kelas dengan jiwa kepemimpinan, Cici adalah gadis manis yang pandai bergaul, dan Ito adalah pelajar rajin yang berkacamata. Mereka seringkali berhadapan dengan Wati (Tursina Andriani), tokoh antagonis yang culas dan judes, serta Hengky (I Nyoman Aryadi), anak nakal yang suka menjahili teman-temannya.
"Aku Cinta Indonesia" adalah serial televisi pendidikan yang populer di era 1980-an. Serial ini mengangkat nilai-nilai kepribadian dan nasionalisme melalui kisah tiga sahabat. ACI sarat dengan pesan moral tentang kejujuran, kerja keras, dan cinta tanah air. Kini, episode-episode ACI dapat diakses kembali melalui kanal YouTube TV Edukasi, memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk menikmati tontonan yang mendidik dan menginspirasi.
