Seni Bersantap : Etika di Meja Makan

Sabtu, 26 Apr 2025 08:40
    Bagikan  
Seni Bersantap : Etika di Meja Makan
Ilustrasi

Seni Bersantap : Etika di Meja Makan

NARASINETWORK.COM - Jakarta, Makan malam, baik dalam konteks formal maupun informal, melampaui fungsi biologis semata. Ia merupakan sebuah ritual sosial yang sarat makna, berfungsi sebagai jembatan untuk membangun relasi, mempererat silaturahmi, dan menunjukkan penghargaan kepada tuan rumah serta sesama tamu. Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan etika meja makan yang tepat menjadi kunci utama dalam menciptakan suasana yang nyaman, harmonis, dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi semua yang hadir.

Tata Krama Peralatan Makan : Sebuah Seni dalam Diri Sendiri

Sebelum memulai hidangan, perhatikan penataan peralatan makan dengan seksama. Pisau, umumnya diletakkan di sebelah kanan, dengan mata pisau menghadap piring. Garpu diletakkan di sebelah kiri, sementara sendok diletakkan di atas piring. Urutan penggunaan peralatan makan mengikuti pola dari luar ke dalam, sesuai dengan urutan sajian hidangan. Jangan ragu untuk mengamati tamu lain jika Anda merasa kurang yakin akan tata cara yang tepat. Ketelitian dalam hal ini mencerminkan rasa hormat Anda terhadap tuan rumah dan budaya bersantap yang diusung.

Keanggunan dalam Gerak dan Perilaku : 

Selama bersantap, pertahankan postur tubuh yang tegak dan anggun. Hindari kebiasaan bersandar atau menggoyang-goyangkan kaki, karena hal ini dapat mengganggu kenyamanan dan keharmonisan suasana. Kunyahlah makanan dengan mulut tertutup, dan hindari berbicara dengan mulut penuh. Jika perlu membersihkan mulut, gunakan serbet dengan cara yang halus dan sopan, bukan dengan menggunakan tangan. Upayakan untuk menghindari bersendawa atau batuk keras tanpa menutup mulut. Jika hal tersebut tidak dapat dihindari, mintalah maaf dengan penuh sopan santun.

Menghindari Kebiasaan yang Tidak Sopan :

Hindari pula kebiasaan-kebiasaan yang dapat dianggap tidak sopan, seperti memainkan peralatan makan, menggaruk kepala, atau menyentuh wajah saat makan. Berbicara dengan suara yang tenang, terukur, dan sopan sangat penting dalam menciptakan suasana yang harmonis. Tunjukkan rasa hormat yang tulus kepada sesama tamu dengan aktif mendengarkan percakapan dan berpartisipasi dalam diskusi dengan bijaksana dan santun. Bersikaplah ramah dan terbuka, namun tetap menjaga batas-batas kesopanan yang berlaku.

Etika Penggunaan Teknologi :

Penggunaan telepon genggam selama makan malam sangat tidak dianjurkan. Matikan atau setidaknya redamlah ponsel Anda untuk menunjukkan rasa hormat dan konsentrasi Anda terhadap percakapan dan pengalaman bersantap bersama. Kehadiran teknologi dapat mengganggu interaksi sosial dan mengurangi nilai dari momen bersama yang berharga.

Setelah selesai bersantap, letakkan garpu dan pisau secara paralel pada piring, searah dengan posisi jam 10.10. Tata cara ini menunjukkan bahwa Anda telah menyelesaikan hidangan dan siap untuk mengakhiri sesi makan. Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah atas hidangan yang telah disajikan dengan tulus dan penuh penghormatan.

Mempelajari dan menerapkan etika meja makan tidak hanya menunjukkan kesopanan dan tata krama yang baik, tetapi juga mencerminkan kepribadian, tingkat pendidikan, dan rasa hormat Anda kepada orang lain. Dengan menguasai seni bersantap ini, kita dapat menciptakan momen makan malam yang berkesan, menyenangkan, dan memberikan kontribusi positif terhadap hubungan sosial kita.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Proyek Tol Getaci: Tol Terpanjang di Indonesia yang Masih Tertunda
Bupati Bandung Dorong Operasional Koperasi Merah Putih Kolaborasi Dengan SPPG 
Kutu Rambut? No Way! Tips Efektif Menjaga Rambut Anak Tetap Bersih dan Sehat
Pentas Sastra Badan Bahasa 2025 : Tampilkan Ragam Ekspresi Sastra dari 87 Penampil Terpilih
RSUD Majalaya Edukasi Masyarakat Sejak Dini, Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut
Program Makan Bergizi Gratis di Depok: Komitmen Pemerintah Wujudkan Generasi Emas 2045
Program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Bandung: Wujud Komitmen Bersama Membangun Generasi Emas Indonesia
Uban : Menerima, Menyembunyikan, atau Menghadapinya dengan Gaya?
Evolusi Tawas : Dari Kristal Tradisional hingga Produk Modern Penghilang Bau Badan
Sosialisasi Program MBG di Pondok Gede: Dorong Gizi Seimbang untuk Wujudkan Generasi Unggul
Ruang Garasi Hadirkan "2025" Karya Yaksa Agus : Seni sebagai Terapi dan Inspirasi
Sastrawan Negara Rahman Shaari Luncurkan Buku dan Baca Puisi Sakti di Kolej Universiti Inovatif, Malaysia
Sosialisasi MBG di Pondok Gede Dorong Generasi Bangsa yang Sehat dan Cerdas
Kelas Robotik "Membangun Masa Depan Anak Melalui Teknologi dan Inovasi"
"Sinergi Maritim : Mengoptimalkan Potensi Nelayan untuk Ketahanan Ekonomi Indonesia"
Memancing Lebih dari Sekadar Hobi, Sebuah Eksplorasi Diri dan Penguasaan Teknik di Alam Terbuka
Giat Berbahasa Daerah : Benteng Budaya di Tengah Arus Modernisasi
"APEC 2025 : Professor Park's Perspective on Digital Innovation and Consumer Behaviour"
Korea's Vision for APEC 2025 : Prosperity Beyond Borders
Topeng Korea : Simbol Identitas dan Ritual Sakral yang Terus Dilestarikan