Libur Nataru 2025-2026 Menko PMK Minta Kawal Layanan Utama dan Antisipasi Cuaca Ekstrem di Berbagai Wilayah

Selasa, 9 Dec 2025 12:29
Menko PMK Pratikno memimpin rapat persiapan libur Nataru 2025-2026 (20 Desember 2025 - 4 Januari 2026, selama 14 hari) dan menegaskan perlunya sinergi pemerintah, aparat, dunia usaha, dan masyarakat Istimewa

NARASINETWORK.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan bahwa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) harus dikawal dengan sinergi kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat keamanan, dunia usaha, dan seluruh elemen masyarakat. Pernyataan itu disampaikannya saat memimpin Rapat Tingkat Menteri Persiapan Libur Nataru di Ruang Rapat Lantai 14 Kantor Kemenko PMK, Senin kemarin (8/12/2025).

Menko PMK menjelaskan bahwa libur Nataru tahun ini, jika dihitung dari akhir pekan dan cuti bersama, berlangsung selama 14 hari – mulai 20 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 20 Desember dan 24 Desember, sedangkan puncak arus balik diprediksi jatuh pada 28 Desember dan 4 Januari.

Ia menyatakan bahwa pemerintah mengawal ketat seluruh layanan utama Nataru, meliputi layanan peribadatan, kesehatan, transportasi, pariwisata, antisipasi bencana, serta layanan inklusif bagi perempuan, anak, dan penyandang disabilitas. Menko PMK meminta seluruh kementerian/lembaga memastikan kesiapan posko layanan Nataru, posko terpadu, posko kesehatan, menjamin kelancaran dan keamanan ibadah Natal, mengawasi arus transportasi, serta mengantisipasi kepadatan objek wisata. Layanan inklusif khususnya di stasiun, terminal, pelabuhan, bandara, pusat keramaian, dan destinasi wisata juga menjadi perhatian penting. "Ini adalah standar setiap tahun. Kita sudah belajar banyak dan terus memperbaiki pelayanan agar masyarakat dapat mudik dengan aman, nyaman, selamat, dan lancar," ujarnya.

Menko PMK menekankan bahwa Nataru tahun ini memiliki karakter yang berbeda karena berlangsung di tengah situasi darurat bencana di Sumatra. Pemerintah harus memastikan kelancaran arus mudik dan wisata, sembari menjalankan penanganan bencana, perlindungan warga terdampak, dan pemenuhan layanan peribadatan – terutama di provinsi-provinsi yang masyarakatnya merayakan Natal dalam jumlah besar.

Fokus Nataru tahun ini adalah antisipasi bencana, mengingat perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terhadap cuaca ekstrem dan risiko hidrometeorologi basah di berbagai wilayah. "Yang tahun ini agak lebih berat adalah bencana. Kita menghadapi situasi di Aceh, Sumut, Sumbar, Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, dan wilayah lain. Ini tugas berat, bukan hanya mengantisipasi bencana, tetapi juga menjaga layanan peribadatan dan pariwisata di wilayah terdampak," jelasnya.

Menko PMK menyampaikan bahwa pemulihan di sejumlah wilayah Sumatra masih berlangsung, terutama di Aceh dan Sumatra Utara – di mana masyarakat banyak merayakan Natal di Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Sibolga. Masih terdapat wilayah yang terisolasi, layanan kesehatan terbatas, listrik belum sepenuhnya normal, dan banyak fasilitas rusak. Ia meminta seluruh kementerian/lembaga meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah dan aparat di lapangan, dengan dukungan ekstra bagi masyarakat yang merayakan Natal di wilayah terdampak menjadi prioritas wajib. "Nataru kali ini bukan hanya yang standar biasa kita lakukan, tetapi bagaimana memberikan dukungan ekstra pada wilayah-wilayah terdampak bencana. Terutama di Sumatra memerlukan perhatian khusus," tegasnya.

Menko PMK juga meminta BMKG terus memperbarui informasi cuaca, termasuk operasi modifikasi cuaca di wilayah berisiko tinggi, mengingat potensi fenomena hidrometeorologi masih sangat tinggi. Ia menekankan agar TNI-Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan SAR Nasional (Basarnas), serta Pemda memperkuat posko siaga terpadu, menjaga keamanan, dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

Dalam rapat tersebut, kementerian/lembaga dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyampaikan kesiapan dukungan Nataru – termasuk penyediaan posko informasi yang sebelumnya hanya berfokus pada angkutan, kini diperluas menjadi ekosistem layanan terpadu untuk para pemudik. Kesiapan pasokan bahan pokok dan dukungan logistik selama libur Nataru juga telah direncanakan.

Di akhir rapat, Menko PMK menyampaikan apresiasi kepada seluruh kementerian/lembaga, BUMN, dan pihak terkait yang telah menyiapkan dukungan untuk Nataru. Ia meminta agar keterpaduan data, kesiapan posko informasi terpadu, serta stabilitas logistik dan bahan pokok diimplementasikan dengan baik. "Saya menyampaikan terima kasih atas kesiapan semua pihak dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat selama libur Nataru," pungkasnya.

Turut hadir dalam forum tersebut antara lain Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana; Wakil Menko Polkam Lodewijk Freidrich Paulus; Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus; Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria; Wakil Menteri PPPA Veronica Tan; Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor; dan Kepala Basarnas Mohammad Syafii.

Selain itu, hadir pula Deputi Bidang Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa di Kemenko PMK Warsito; perwakilan dari berbagai kementerian/lembaga dan BUMN seperti Plt. Sestama BMKG Guswanto, Dirjen Hubdar Kemenhub Aan Suhanan, Dirut Angkasa Pura Mohammad Rizal Pahlevi, Dirut Subholding Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra, Pj. Dirut Jasa Marga Reza Febriano, serta jajaran pimpinan dan utusan dari PT KAI, PT ASDP, PT Pelindo, dan PT PELNI; unsur Polri dan TNI; pejabat Kemenko Infraswil; Kementerian Agama; BNPB; Bapanas; serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Kemenko Perekonomian.

 

 

 

Berita Terkini