Pelantikan PAC IPNU-IPPNU Dolopo 2025 : Menghidupkan Kembali Spirit Pelajar NU dengan Budaya dan Sastra

Jumat, 14 Feb 2025 07:23
    Bagikan  
Pelantikan PAC IPNU-IPPNU Dolopo 2025 : Menghidupkan Kembali Spirit Pelajar NU dengan Budaya dan Sastra
PAC IPNU-IPPNU Dolopo 2025

Pelantikan PAC IPNU-IPPNU Dolopo 2025: Menghidupkan Kembali Spirit Pelajar NU dengan Budaya dan Sastra

NARASINETWORK.COM - Madiun, Dalam suasana khidmat dan penuh semangat, Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU dan IPPNU Kecamatan Dolopo resmi dilantik di halaman SMK NU Dolopo. Acara ini dikemas dalam agenda Rutinan Ngaji Budaya yang diinisiasi oleh Lesbumi Kabupaten Madiun dan PC IPNU-IPPNU Kabupaten Madiun. Mengusung tema "Sasana Adikara: Dari Akar Budaya, Menuju Masa Depan Berdaya," kegiatan ini menjadi momentum penting bagi para pelajar NU untuk menguatkan kembali spirit organisasi.

Acara yang berlangsung pada Kamis malam (13/2/2025) ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Ketua Lesbumi Kabupaten Madiun, Ketua Lesbumi Kabupaten Magetan, serta perwakilan dari Lesbumi Kota Madiun. Selain itu, turut hadir Haris Saputro dari Gusdurian Madiun, Titus Tri Wibowo dari Jaringan Kebudayaan Madiun, serta Nugroho Budi, seorang koreografer tari yang turut menampilkan gerak ekspresi spontan dalam pembacaan puisi.

Fileski Walidha Tanjung membaca lima puisi berkolaborasi dengan Koreografer Tari Nugroho Budi di acara Pelantikan PAC IPNU-IPPNU Dolopo 2025: Menghidupkan Kembali Spirit Pelajar NU dengan Budaya dan Sastra

Momen spesial dalam acara ini adalah kehadiran Fileski Walidha Tanjung, sastrawan nasional yang diundang untuk membacakan puisi. Fileski membawakan lima puisi bertemakan rindu akan bulan Ramadhan yang semakin dekat. Puisi-puisi tersebut tidak hanya menggugah, tetapi juga membawa refleksi mendalam tentang nilai-nilai spiritual, kesederhanaan, serta kebahagiaan dalam kebersamaan.

Pembacaan puisi Fileski semakin syahdu dengan kolaborasi seni gerak dari Nugroho Budi, yang secara spontan merespons sajak-sajak yang dibacakan. Selain itu, orkes musik etnik Jatiswara binaan Rosidin, Ketua Forum TBM Kabupaten Madiun, turut mengiringi dengan alunan khas yang menambah nuansa magis dalam acara ini.

Rosidin mengapresiasi sinergi antara seni, budaya, dan literasi dalam acara ini. “Kegiatan ini membuktikan bahwa budaya dan literasi dapat saling bersinergi dan berkolaborasi. Selain pertunjukan seni, kami juga menyiapkan lapak buku yang bisa dibaca oleh para pengunjung. Ini adalah langkah nyata dalam menghidupkan tradisi membaca di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Pelantikan PAC IPNU-IPPNU Dolopo 2025: Menghidupkan Kembali Spirit Pelajar NU dengan Budaya dan Sastra

Dalam sambutannya, Gus Ibnu, Ketua Lesbumi Kabupaten Madiun, mengungkapkan rasa bangganya atas terselenggaranya acara ini. "Pelantikan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga menjadi titik awal kebangkitan kembali semangat organisasi pelajar NU di Dolopo. Dengan mengusung nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, kita berharap PAC IPNU dan IPPNU Dolopo dapat menjadi wadah yang semakin progresif bagi pelajar NU untuk berkembang dan mengabdi,” ujarnya penuh semangat.

Harapan serupa juga disampaikan oleh salah satu tokoh yang hadir. “Kami berharap PAC IPNU dan IPPNU Dolopo dapat menghadirkan berbagai program yang tak hanya mengembangkan intelektualitas, tetapi juga membentuk karakter generasi muda yang kokoh selama dua tahun masa pengabdian. Pelantikan ini adalah langkah awal dari perjalanan panjang perjuangan organisasi,” tambahnya.

Pelantikan ini menjadi awal baru bagi PAC IPNU dan IPPNU Dolopo untuk berkontribusi nyata dalam memajukan pendidikan, agama, dan sosial di kecamatan ini. Dengan potensi besar sebagai wilayah yang kaya akan pesantren, para pelajar NU Dolopo diharapkan dapat memainkan peran strategis dalam mencetak generasi muda yang tangguh, cerdas, dan berakhlak. 

Dengan semangat baru dan sinergi lintas bidang, PAC IPNU dan IPPNU Dolopo diharapkan mampu membawa angin segar bagi para pelajar NU di wilayahnya, sekaligus menghidupkan kembali spirit kebudayaan dalam perjalanan organisasinya. Semoga kepengurusan yang baru ini mampu menjadi pelita bagi generasi muda NU di Dolopo. 

Berikut ini lima puisi karya Fileski yang telah dibacakan pada malam hari ini: 

1. DALAM TUBUH SEMESTA

Aku adalah perut bumi yang merasakan kemarau,
menyimpan haus di sumur-sumur sunyi,
menunggu adzan pecah di ujung cakrawala,
seperti langit yang menahan hujan
demi menumbuhkan rindu di rimbunnya hutan. 

Ramadhan datang seperti fajar yang bersujud,
melembutkan kerasnya batu-batu di kepalaku,
mengajarkan sungai menahan derasnya air,
karena nikmat itu baru terasa
saat ia ditahan,
saat ia dilepas sesuai takaran.

Rasa lapar ini bukanlah kemiskinan,
haus ini bukanlah penderitaan,
ia adalah syair yang ditulis cahaya
pada dinding-dinding tubuhku,
agar tahu betapa manisnya seteguk air,
agar tau betapa kayanya aku 
kaya dalam kesederhanaan. 

2025 

2. PUISI DI MEJA MAKAN 

Di meja makan, cahaya lampu bersinar begitu lembut,
membisikkan doa-doa yang belum selesai.
Di sana, sendok dan piring saling berbisik,
mereka tahu, betapa rindunya aku
pada kebersamaan yang sering kali terlewatkan
selama sebelas bulan lainnya. 

Ayahku menghela nafasnya seperti angin di padang sahur,
Ibuku tersenyum seperti kurma yang siap dipetik.
Aku menatap hidangan sederhana itu di atas meja
dan menemukan betapa kayanya diriku
dalam secangkir teh manis,
dalam genggaman hangat canda tawa. 

Maka bukan emas, bukan permata,
tapi tawa kecil di sela-sela kata,
adalah puisi yang jatuh dari langit
dan tersaji di atas meja sederhana.

2025 

3. TARAWIH DI BAWAH MALAM 

Langit membuka kitabnya di atas kepalaku,
ayat-ayat suci melantun sayu,
para malaikat mengayunkan tasbih di ufuk barat
dan aku berdiri menjemput kiblat.

Sajadah adalah sungai kecil
yang mengalirkan doa ke laut takdir,
setiap sujud adalah langkah kecil
menuju rumah yang lebih megah dari seisi dunia.

Aku bukan siapa-siapa,
hanya sebutir debu
di antara mereka yang menangis dalam sujud,
di sanalah, kebahagiaan menyusup
tanpa suara,
tanpa harga-harga
yang dipajang dalam gemerlap fatamorgana. 

2025 

4. BENIH-BENIH YANG BERPUASA 

Lihatlah benih di dalam tanah,
ia tidak memaksa dirinya tumbuh,
ia menunggu, menahan,
ia percaya pada sang waktu.

Puasa adalah tanah yang mengajari benih
untuk merasakan lapar,
agar nanti ia tahu betapa manisnya hujan.
Kita adalah benih-benih kecil
yang ditanam di ladang takdir,
menunggu saatnya berbuka
untuk mekar di bawah lindungan cahayanya.

2025   

5. PADA BAYANGANKU SENDIRI 

“Apa kau tidak lapar?” tanyaku pada bayangan di dinding.
“Lapar,” jawabnya, “tapi aku bahagia.”

“Apa kau tidak haus?”
“Haus, tapi aku bahagia.”

Aku menatapnya,
ia tersenyum seperti bulan sabit di ufuk timur.
“Mengapa?” tanyaku.

“Karena aku belajar menahan diri,”
“Aku belajar bahwa bukan makanan yang menghidupkanku,
yang menghidupkanku adalah rinduku kepada-Nya.”

Lalu terdiam.
Di sudut kamar, gema adzan menyelinap dari celah jendela
aku menyadari, bahwa aku telah menang
mengalahkan musuh terbesar dalam hidupku 
ia adalah diriku sendiri.

2025

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Pemilihan Warna, Padu Padan, dan Kesesuaian Situasi untuk Jas Pria
Kepang Rambut Lebih Dari Sekedar Gaya Rambut
Ikebana : Alam, Manusia, dan Spiritualitas
Yuswantoro Adi "A Retrospective Journey Through Time"
Surga Terakhir di Ujung Tanduk "Perjuangan Melindungi Raja Ampat dari Tambang Nikel"
NARASINETWORK.COM Menjajal KRL Seri CL-125 "Inovasi dan Kenyamanan di Jalur Pintu KRL CL- Line Jabodetabek"  
"Bel Canto & Beyond : A Night at the Opera" A Journey into the Sublime World of Classical Music
Anggi Wahyuda "Sebuah Keberanian dan Ketahanan Manusia"
DARI DESA LAHIR INSPIRASI : Wasnadi dan WAS GALLERY "Menjaga Warisan Seni Pahat Topeng dari Slangit, Cirebon"
Garuda Mengudara! Indonesia Taklukkan China, Lanjutkan Perjuangan ke Piala Dunia 2026
Peluncuran Rute Transjabodetabek P11: Konektivitas Baru Bogor-Blok M
Transform Your Style : Kacamata Baru? Pilih Bingkai yang Tepat!
Sambut Idul Adha 2025 : Malam Takbiran Penuh Berkah
Wawancara Tokoh : Sukri Budi Dharma (Butong Idar) "Menyuarakan Disabilitas Lewat Kanvas dan Aksi"
Membedah Isu Rasisme Representatif pada Animasi Upin & Ipin dari Perspektif Seorang Konselor
Wota Wati: Kisah Adaptasi di Bawah Bayang Gunung Karst, Peran Konseling dalam Merajut Kembali Nilai Tradisi
Pernikahan Anak di Lombok: Antara Tradisi Merariq dan Perlindungan Hak Anak dalam Perspektif Konseling Multibu
Merajut Harmoni di Tengah Perbedaan: Modal Sosial sebagai Pilar Kehidupan Multikultural di Jayapura
Muda, Global, dan Lokal: Pergulatan Identitas Budaya Hibrida Generasi Indonesia
Antara Dua Dunia: Dilema Mahasiswa Rantau Menjaga Jati Diri di Kota Besar