NARASINETWORK.COM - Hari Minggu, 19 Oktober 2025, Perpustakaan dan Ruang Temu Baca Di Tebet (BDT) di Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 29, Jakarta Selatan, menjadi saksi perhelatan acara "Membaca Gerdi WK", sebuah diskusi mendalam mengenai karya terbaru dari legenda komik Indonesia, Gerdi WK, yang berjudul "Kaum Depok". Acara ini berlangsung dari pukul 13.30 hingga 16.30 WIB.
Gerdi WK, yang dikenal luas melalui karyanya "Gina" dan seri cergam "Oki dan Nirmala" di majalah Bobo, hadir untuk berbagi wawasan dan inspirasi di balik komik terbarunya. "Membaca Gerdi WK" menjadi ajang bagi para penggemar dan pemerhati komik untuk mengenal lebih dekat sosok komikus legendaris ini.
KAUM DEPOK SASTRA GRAFIS Cerita dan Ilustrasi oleh Gerdi WK. Diskusi menyoroti sejarah unik Kota Depok dan upaya Gerdi WK merangkumnya dalam komik yang mudah dicerna bagi generasi kini.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Jali-Jali Festival 2025 yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 19 Oktober di Baca Di Tebet. Sesi sore itu menampilkan Gerdi WK dengan karya terbarunya, "Kaum Depok", yang diterbitkan oleh Sebermula Penerbit.
Diterbitkan oleh Sebermula, Buku ini diharapkan menjadi daya tarik untuk memperkenalkan sejarah pada khayalak ramai, khususnya generasi muda. Dengan literasi dan visual yang menarik untuk memahami perjalanan Depok
Selain Gerdi WK, sejarawan JJ Rizal turut hadir sebagai pembicara. Revelino Isakh, Ketua Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) periode 2024-2029, memberikan pengantar yang menarik dan informatif.
Diskusi menyoroti Kota Depok, yang sebagian besar wilayahnya merupakan warisan dari Tuan Tanah Cornelis Chastelein pada abad ke-18 kepada 12 budaknya yang dimerdekakan. Depok dikenal sebagai daerah unik dengan sejarah panjang dan berliku, yang seringkali dipahami secara tidak utuh dan sarat kepentingan politik. Peristiwa "Gedoran" yang terjadi saat Indonesia memasuki era kemerdekaan juga menjadi salah satu topik yang dibahas.
"Kaum Depok" karya Gerdi WK berusaha merangkum sejarah panjang tersebut dalam bentuk komik artistik dengan panel-panel dinamis dan bahasa yang mudah dicerna. Tujuannya adalah agar generasi masa kini dapat memahami sejarah Depok dengan lebih mudah dan menjadikannya sebagai jembatan komunikasi sebelum mereka membaca versi sejarah yang lebih lengkap.