NARASINETWORK.COM - Shirley Idris, penulis dan penari terkemuka asal Malaysia yang dijuluki "Ratu Puisi Tari," bersama Sastri Bakry, Ketua SatuPena Sumatera Barat, baru-baru ini mengunjungi SMKN 1 dan SMKN 2 Padang Panjang pada Rabu, 22 Oktober. Kunjungan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman serta memberikan pelatihan kepada siswa mengenai penulisan dan pertunjukan puisi.
Dalam workshop yang diselenggarakan terpisah oleh kedua sekolah, Shirley Idris dan Sastri Bakry berkolaborasi untuk memberikan wawasan mendalam tentang proses kreatif puisi. Sastri Bakry memfokuskan diri pada aspek penulisan puisi, membimbing siswa dalam menciptakan karya dengan tema beragam, mulai dari keindahan alam hingga realitas kehidupan sehari-hari.
Beliau menekankan pentingnya konsistensi dalam menulis, bahkan melalui media sosial, sebagai cara untuk mengasah kemampuan menulis, terutama dalam bidang puisi. Menurutnya, menulis puisi bisa menjadi kegiatan yang mudah atau sulit, tergantung pada kemauan dan dedikasi masing-masing individu.
Sementara itu, Shirley Idris memberikan perspektif tentang bagaimana "menghidangkan" puisi melalui pertunjukan yang menarik. Ia berbagi pengalamannya dalam menciptakan pertunjukan tari yang mampu menarik perhatian penonton.
Shirley Idris menjelaskan bahwa pembacaan puisi kini telah berkembang menjadi sebuah pertunjukan seni yang dinamis, mencakup berbagai bentuk seperti puisi lagu, musikalisasi puisi, dramatisasi puisi, deklamasi, puisi teatrikal, dan yang terbaru, puisi tari. Dalam workshop ini, Shirley Idris memperkenalkan konsep puisi tari, sebuah gagasan baru yang menggabungkan seni puisi dengan gerakan tari yang ekspresif.
Dengan pendekatan kreatif dan interaktif, Shirley Idris membantu siswa mengembangkan kemampuan mereka dalam mengungkapkan perasaan melalui pembacaan puisi. Ia juga memutar video yang menampilkan dirinya membacakan puisi dalam berbagai acara di Malaysia, memberikan inspirasi visual bagi para siswa.
Para siswa menunjukkan antusiasme tinggi selama workshop berlangsung. Beberapa di antara mereka bahkan membacakan puisi karya Sastri Bakry yang berjudul "Gelombang Matahari." Kepala sekolah SMK 1, Gusti Kamal, juga turut serta dengan membacakan puisi ciptaannya sendiri.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Sastri Bakry dan Shirley Idris dalam mempromosikan seni dan sastra, khususnya di kalangan generasi muda. Melalui kunjungan ke sekolah-sekolah dan berbagi pengalaman, mereka berharap dapat menginspirasi siswa untuk mengembangkan bakat dan minat mereka dalam bidang sastra dan kesenian.
Shirley Idris dikenal sebagai ikon seni dan budaya, serta menjadi teladan bagi wanita dalam seminar Women Empowerment yang diselenggarakan oleh Persatuan Kebajikan Asas Pulau Pinang pada perayaan Hari Wanita Sedunia tahun 2018.
Ia juga merupakan pelopor pertunjukan Puisi Tari di Malaysia dan telah menggelar pertunjukan di berbagai negara, termasuk Singapura, Indonesia, dan Brunei. Pertunjukan Puisi Tarinya meraih penghargaan sebagai Pertunjukan Terbaik dalam International Minangkabau Literacy Festival 2023, di antara 14 negara peserta.
Kepala sekolah SMKN 1, Gusti Kamal, mengungkapkan rasa bahagianya atas kehadiran penyair Malaysia dan ketua SatuPena Sumbar. SMKN 1 telah lama memiliki ketertarikan terhadap seni sastra dan budaya.
Bersama dengan guru-guru yang mencintai literasi seperti Kusdar Yuni, mereka terus mengembangkan kegiatan seni, bahkan sedang mempersiapkan pertunjukan teater di bawah bimbingan ISI Padang Panjang. "Dengan seni budaya, hati kita menjadi halus dan lembut, dan hati yang halus dan lembut akan membentuk karakter yang baik," ujarnya dengan penuh semangat.
Setelah kunjungan dari SMKN 1, rombongan melanjutkan perjalanan ke perpustakaan SMKN 2 Padang Panjang. Para siswa di sana juga menunjukkan antusiasme tinggi. Kepala sekolah SMKN 2, Yusma Elda, merasa sangat senang atas kunjungan penyair dari Malaysia. "Ini adalah kesempatan bagi anak-anak untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman dari dunia internasional," ujarnya dengan ceria, didampingi oleh beberapa pegiat literasi sekolah.
Acara diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan kepada para pembicara dari masing-masing sekolah.