Dr. Ruth Indiah Rahayu Ungkap Ketidakadilan Sosial Melalui Lensa Ekofeminisme dalam Kuliah Terbuka di Jakarta

Senin, 27 Oct 2025 21:39
    Bagikan  
Dr. Ruth Indiah Rahayu Ungkap Ketidakadilan Sosial Melalui Lensa Ekofeminisme dalam Kuliah Terbuka di Jakarta
Nana Wiyono

Dr. Ruth Indiah Rahayu memaparkan analisis ekofeminis tentang akar ketidakadilan sosial di Indonesia, menyoroti bagaimana sistem ekonomi kapitalis-patriarkis-kolonialis mengeksploitasi perempuan dan alam.

NARASINETWORK.COM - Kolaborasi antara Akademi Jakarta, Ikatan Keluarga Alumni Driyarkara, dan Suara Ibu Indonesia menyelenggarakan kuliah terbuka yang mengupas tuntas tema "Hierarki Utang Pencedera Kehidupan: Kritik Ekofeminisme," sebuah isu yang semakin relevan dalam konteks ketidakadilan sosial yang terjadi di Indonesia.

Acara ini menghadirkan sosok Dr. Ruth Indiah Rahayu, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Driyarkara, sebagai pembicara utama. Kuliah terbuka ini akan diselenggarakan pada hari Senin, 27 Oktober 2025, bertempat di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, dan mengundang partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat untuk merefleksikan akar permasalahan ketidakadilan sosial melalui lensa ekofeminisme yang mendalam.

Mengangkat tema "Hierarki Utang Pencedera Kehidupan: Kritik Ekofeminisme", mengupas tuntas akar permasalahan krisis ketidakadilan sosial dari sudut pandang ekofeminisme yang relevan. Dr. Ruth Indiah Rahayu, seorang pakar terkemuka dan Ketua Ikatan Keluarga Alumni Driyarkara, hadir sebagai pembicara utama, memandu peserta dalam memahami kompleksitas isu ini.

Kuliah terbuka ini berlangsung dari pukul 13.30 hingga 16.00 WIB, bertempat di Teater Kecil yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya no. 73, Menteng, Jakarta Pusat. Pemilihan lokasi strategis ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat luas dan menciptakan suasana diskusi yang kondusif.

Lebih dari sekadar kuliah biasa, acara ini bertujuan untuk mengajak masyarakat melakukan refleksi mendalam mengenai akar permasalahan ketidakadilan sosial yang terus menghantui Indonesia. Dr. Ruth Indiah Rahayu akan memberikan kritik tajam terhadap asumsi ekonomi mainstream yang cenderung menyederhanakan krisis ketidakadilan sosial sebagai sekadar ketidakmerataan penghasilan yang diukur dengan uang.

Beliau berpendapat bahwa pandangan sempit ini berakar pada ideologi kapitalis-patriarkis-kolonialis yang mengabaikan sumber penghidupan yang lebih mendasar.

Dalam presentasinya, Dr. Ruth Indiah Rahayu akan menguraikan konsep "metabolisme nilai" (metabolic value), yang merujuk pada nilai-nilai esensial yang terkandung dalam kerja reproduktif dan ekologis yang secara tradisional dilakukan oleh perempuan, termasuk para petani gurem dan masyarakat adat.

Beliau menjelaskan bagaimana ekonomi mainstream cenderung meremehkan dan bahkan meniadakan peran penting perempuan dalam menciptakan metabolisme nilai ini, karena dianggap tidak berkontribusi pada rantai pasok (supply chain) dan rantai nilai (value chain) produksi barang.

Lebih jauh lagi, Dr. Ruth Indiah Rahayu akan menyoroti bagaimana sistem ekonomi mainstream justru menghancurkan kemampuan ekologis untuk mereproduksi dirinya sendiri, yang pada akhirnya memicu berbagai krisis, seperti krisis pangan, air, dan energi.

Krisis-krisis ini secara bersamaan menghancurkan kemampuan perempuan untuk mereproduksi kehidupan sosial, memaksa mereka untuk bergantung pada uang dan menjadi konsumen pasif atas barang-barang komoditas.

Dr. Ruth Indiah Rahayu juga menggarisbawahi bahwa krisis yang sedang berlangsung di Indonesia merupakan manifestasi dari krisis kehancuran metabolisme nilai, yang menciptakan ketidakadilan sosial yang mendalam terhadap gender perempuan, lingkungan, petani gurem, dan masyarakat adat. Ketimpangan yang ada bukan hanya disebabkan oleh kepemilikan uang, tetapi juga oleh eksploitasi sumber daya alam, tenaga kerja, dan kerja perempuan yang dieksploitasi untuk menciptakan nilai uang.

Dalam analisisnya, Dr. Ruth Indiah Rahayu merujuk pada pemikiran Ariel Salleh, seorang sosiolog dan filsuf ekofeminis terkemuka dari Australia. Beliau akan mengupas tuntas tiga jenis utang yang melekat dalam sistem ekonomi kapitalis-patriarkis-kolonialis: (a) utang ekologis, yang timbul akibat eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan; (b) utang reproduktif, yang merupakan utang yang tidak dibayar kepada kerja perempuan dan kelompok marginal lainnya; dan (c) utang kolonial, yang merupakan utang negara-negara Selatan kepada negara-negara Utara dalam bentuk eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja reproduktif perempuan.

Hierarki utang ini mencerminkan struktur kekuasaan yang tidak adil antara negara-negara Utara dan Selatan.

Melalui acara ini, diharapkan masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai akar permasalahan krisis ketidakadilan sosial di Indonesia dan bersama-sama merumuskan solusi yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Kuliah ini sejalan dengan semangat "Klik: Rakyat", yang menjunjung tinggi nilai-nilai ruang bersama, kedaulatan, dan kesetaraan, serta mendorong terciptanya Indonesia yang lebih adil dan sejahtera bagi seluruh warganya.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Antara Tradisi dan Kontemporer : Relevansi Pranatamangsa di Era Perubahan Iklim
Ekologi Batin "Memaknai Alam sebagai Ruang Refleksi Eksistensial"
Dr. Ruth Indiah Rahayu Ungkap Ketidakadilan Sosial Melalui Lensa Ekofeminisme dalam Kuliah Terbuka di Jakarta
Nominasi Penghargaan Sastra BRICS 2025 Diumumkan, Soroti Kerja Sama Lintas Negara
Khoiril Anwar Resmi Gantikan Almarhumah Tiktik Kartika di DPRD Kabupaten Bandung
Targetkan Nol Persen Kemiskinan Ekstrem di 2026, Pemkab Bandung Sambut Baik Pendampingan BRAC
Program Makan Bergizi Gratis Hadir di Desa Rahayu Bandung, Cetak Generasi Sehat dan Berdaya Saing
Literasi dalam Membangun Kembali Adab kepada Orang Tua di Era Digital
Jakarta dan Anugerah Sastra BRICS : Episentrum Pertukaran Hermeneutik Lintas Budaya
SOSIALISASI Program MBG Hadir di Desa Jatinom Blitar, BGN Tekankan Peningkatan Gizi dan Pangan Lokal
Dari Buton ke Samarinda "Kisah Sukses Sanggar Seni Sapati Lestarikan Warisan Leluhur"
DPRD Kabupaten Bandung Bedah Raperda, Perkuat Substansi dan Pemahaman
Satpol PP Kabupaten Bandung Tingkatkan Frekuensi Kerja, Wujudkan Pelayanan Publik yang Humanis dan Edukatif
Kunker DPRD Kabupaten Bandung, Wujud Komitmen Menuju Pembangunan Daerah Berkelanjutan
Sup Ayam: Cara Lezat dan Efektif untuk Melawan Flu
Ikatan yang Menyembuhkan : Hewan Peliharaan sebagai Teman bagi Anak Autistik
Transformasi Bahasa Indonesia : Refleksi atas Pengakuan UNESCO dan Implikasinya
Program Makan Bergizi Hadir di Purwakarta, Dorong Kesadaran Gizi Masyarakat
Program Makan Bergizi Gratis Hadir di Blitar, Tekankan Kebermanfaatan bagi Masyarakat
In Memoriam "Kartini Muljadi, Pelopor Integrasi Ilmu Hukum dan Praktik Bisnis di Indonesia"