NARASINETWORK.COM - Sebagai bagian dari Indonesian Interfaith Scholarship 2025 (IIS), delegasi Austria memulai kunjungan ke Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta. Kunjungan ini membuka program pembelajaran lintas agama dan budaya bagi peserta.
Abd. Suud, perwakilan Kanwil Kemenag DIY, menyambut delegasi IIS 2025 dan menyampaikan bahwa Yogyakarta dikenal sebagai ruang aman bagi keberagaman. Keberadaan Seminari Tinggi St. Paulus membuktikan toleransi dan penghormatan antaragama telah berakar di masyarakat.
“Yogyakarta dengan populasi Muslim terbesar, tetap menjaga kerukunan. Kehadiran seminari ini menunjukkan masyarakat kami hidup berdampingan dengan rasa hormat,” ujarnya.
Seminari Tinggi St. Paulus bertujuan membentuk calon imam yang siap secara akademik, karakter, spiritualitas, dan pastoral di masyarakat majemuk.
Rektor Seminari, Rm. Alexius Dwi Aryanto, menjelaskan bahwa seminari ini berdiri sejak 15 Agustus 1936 di Muntilan, dan kemudian pindah ke Yogyakarta sebagai pusat pembinaan calon imam Katolik.
“Seminari ini mendidik calon pastor untuk Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Purwokerto, dan Keuskupan Ketapang di Kalimantan Barat,” ungkap Rm. Alexius.
Dalam dialog, Romo Dominikus Sukristiono menjelaskan bahwa Seminari St. Paulus mendidik calon imam melalui pendidikan berjenjang, mulai dari seminari menengah hingga tinggi, dengan kurikulum yang tidak hanya berfokus pada ilmu keagamaan.
Pembinaan calon imam meliputi pengembangan kepribadian, psikologi, pelatihan musik liturgi, bahasa, filsafat, serta kompetensi dialog lintas iman. Hal ini memastikan seminaris siap melayani masyarakat.
“Indonesia kaya akan keberagaman. Sejak di seminari, kami menanamkan bahwa menjadi imam berarti melayani semua orang, bukan hanya umat Katolik. Perbedaan adalah peluang bekerja bersama demi kebaikan,” tuturnya.
Kunjungan ke Seminari St. Paulus merupakan bagian dari agenda IIS 2025 (12–20 November 2025) di berbagai lokasi bersejarah dan lintas keagamaan di Bogor, Semarang, Yogyakarta, dan Bali.
Diharapkan peserta menjadi saksi keberagaman Indonesia dan duta perdamaian yang menyebarkan nilai toleransi ke dunia internasional.