NARASINETWORK.COM - Balai Budaya, yang berlokasi di Jl. Theresia No. 47, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, menjadi tuan rumah bagi pameran sketsa bertajuk "Dari Gereja ke Gereja", sebuah karya dari Mudji Sutrisno, S.J. Dibuka oleh Rm. Yustinus Ardianto PR pada 16 September 2025 pukul 10.00, pameran ini akan berlangsung hingga 25 September 2025.
Pameran ini menampilkan serangkaian sketsa yang menggambarkan berbagai gereja, dengan Gereja Matraman sebagai sumber inspirasi utama. Lebih dari sekadar goresan tangan, sketsa-sketsa ini adalah representasi visual dari ungkapan hati dan refleksi mendalam seorang seniman yang terinspirasi oleh keindahan arsitektur gereja serta nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.
Dalam catatan kuratorialnya, Mudji Sutrisno mengungkapkan, "Untuk benar-benar menikmati sebuah sketsa, dibutuhkan kesabaran. Dalam bingkai, seringkali kita temukan ruang kosong yang luas di antara garis-garis kecil sketsa. Ruang ini adalah milik imajinasi kita. Sketsa adalah ekspresi hati yang tertuang dalam garis. Setelah keheningan, barulah muncul gambar yang mewakili perasaan dan jiwa sang pelukis."
Beliau juga menjelaskan bahwa "Dari Gereja ke Gereja" adalah tentang tempat-tempat ibadah, di mana manusia bertemu dengan Tuhan dan sesama. Gereja adalah rumah doa, tempat bersyukur atas anugerah kehidupan dari Sang Pencipta, yang senantiasa hadir dalam suka maupun duka.
Menurut Mudji Sutrisno, sketsa adalah goresan tangan yang digerakkan oleh hati, dipandu oleh intuisi saat mata terpukau oleh alam, peristiwa, bangunan gereja, dan jejak-jejak peradaban. Sketsa menjadi wadah baginya untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, sebagaimana halnya esai, prosa, dan puisi.
Pameran ini mengundang para pengunjung untuk merenungkan makna gereja sebagai pusat spiritual dan komunitas, serta menghargai keindahan dalam kesederhanaan goresan sketsa. "Dari Gereja ke Gereja" adalah sebuah perjalanan visual yang membangkitkan emosi dan pemikiran, mengajak kita untuk menggali lebih dalam makna yang tersembunyi di balik setiap garis dan bentuk.
Prof. Dr. Fransiskus Xaverius Mudji Sutrisno, SJ, adalah seorang tokoh budayawan Indonesia yang serba bisa. Dikenal sebagai seorang rohaniwan Katolik, penyair, pelukis, dan intelektual, beliau adalah Guru Besar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, serta dosen di program Pascasarjana Universitas Indonesia dan Institut Seni Indonesia, Surakarta. Jejak langkahnya juga tercatat sebagai Wakil Press dan Anggota PEN (Perhimpunan Penulis, Novelis, Esais, Penyair Indonesia) Lembaga Sensor Film, Anggota Komisi Kebenaran dan Persahabatan (2005-2006), SC Kongres Kebudayaan (2003), Anggota Komite Pemilihan Umum (2001-2003), Pendiri, SC, dan Kurator Borobudur Writers & Cultural Festival (2012 - sekarang), serta anggota Tim Penilai Penghargaan Kebudayaan dari Presiden RI (2005 - sekarang). Kontribusinya yang besar menjadikannya figur penting dalam dunia seni dan budaya Indonesia.