GWB di Pagar Alam Tumbuhkan Budaya Bersih untuk Pariwisata Berkualitas

Minggu, 16 Nov 2025 17:29
    Bagikan  
GWB di Pagar Alam Tumbuhkan Budaya Bersih untuk Pariwisata Berkualitas
Istimewa

GWB di Pagar Alam merupakan upaya Kemenpar menumbuhkan budaya kebersihan, melibatkan masyarakat, dan memperkuat pengelolaan sampah berbasis komunitas.

NARASINETWORK.COM - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggerakkan Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan, untuk menumbuhkan budaya bersih sebagai landasan penting dalam mengembangkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.

Sekretaris Kementerian Pariwisata, Bayu Aji, menyampaikan bahwa GWB harus menjadi budaya, bukan sekadar aktivitas. Pernyataan ini disampaikan pada kegiatan GWB di Lapangan Landing Paralayang Tangga 2001, Pagar Alam, Sabtu, 15 November 2025.

"Gerakan Wisata Bersih harus kita hidupkan sebagai budaya, bukan sekadar kegiatan. Budaya baru dalam pariwisata Indonesia, yang menempatkan kebersihan sebagai identitas dan landasan utama dalam membangun pariwisata inklusif dan kompetitif," kata Bayu Aji.

GWB di Pagar Alam adalah penyelenggaraan ke-14 oleh Kemenpar secara nasional sepanjang 2025. Kegiatan ini meliputi berbagai aksi, mulai dari bersih-bersih destinasi secara massal, edukasi dan kampanye sadar kebersihan, penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat sampah ramah lingkungan, hingga penguatan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas agar solusi yang diterapkan berkelanjutan. Komunitas lari di Pagar Alam turut memeriahkan acara melalui fun run.

Bayu Aji menegaskan bahwa GWB bukan hanya simbol, tetapi solusi terhadap tantangan dalam pengelolaan destinasi. Gerakan ini dirancang sebagai bagian dari sistem pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan, konsisten, dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

"Melalui kegiatan ini, kami berharap GWB dapat memicu semangat masyarakat Pagar Alam untuk menjaga lingkungan, memperkuat kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku wisata, serta menumbuhkan kebanggaan terhadap pariwisata bersih dan berkelanjutan," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pembangunan pariwisata Indonesia saat ini berfokus pada kualitas, keberlanjutan, dan pelibatan wisatawan dalam ekosistem pariwisata. Menurutnya, kebersihan bukan hanya indikator layanan, tetapi cermin peradaban dan karakter bangsa.

"Kita percaya bahwa pariwisata bersih adalah pariwisata bermartabat. Kebersihan adalah bagian dari jati diri bangsa. Mari menjadikan kebersihan sebagai nilai dalam pengembangan pariwisata Indonesia, khususnya di Bumi Besemah yang kita cintai ini," kata Bayu Aji.

Pagar Alam dipilih sebagai lokasi GWB karena kekayaan lanskap alam, udara sejuk dataran tinggi, serta budaya masyarakat yang khas. Dikelilingi perkebunan teh dan kopi, Pagar Alam berpotensi besar sebagai destinasi wisata alam dan ekowisata yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Kemenpar berkomitmen mendukung pengembangan pariwisata di Pagar Alam dan Sumatra Selatan secara berkelanjutan.

Wakil Wali Kota Pagar Alam, Bertha, mengapresiasi dipilihnya kota tersebut sebagai lokasi percontohan GWB nasional. "Kegiatan ini sangat positif dalam meningkatkan promosi dan daya saing destinasi melalui praktik kebersihan dan kesehatan yang berkelanjutan. Ini juga menjaga keseimbangan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan," kata Bertha.

Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong kemajuan ekonomi masyarakat, meningkatkan nilai tambah pariwisata, serta memperkuat tata kelola destinasi wisata.

"Gerakan ini akan berkontribusi pada pelestarian lingkungan, peningkatan kunjungan wisata, serta pemberdayaan masyarakat dan ekonomi lokal," ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Staf Khusus Bidang Pengamanan Destinasi dan Pengamanan Kemenpar, Irjen Pol Krisnandi; Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Kemenpar, Florida Pardosi; serta Asisten Deputi Bidang Event Daerah Kemenpar, Reza Fahlevi.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Forkopimcam Ciparay Intensifkan Monitoring Malam Tahun Baru 2026, Jaga Kondusivitas Wilayah
Bukan Euforia, Ketua DPRD Kabupaten Bandung Ajak Warga Awali 2026 dengan Refleksi dan Doa
Perjalanan Menemukan Jati Diri: Refleksi atas Pelajaran Hidup yang Tidak Ada di Modul Kuliah
Mahasiswa Hibah Asistensi Mengajar BK UNS Gelar Sosialisasi Parenting Kolaboratif di SMA Negeri 4 Surakarta
Keterbukaan Informasi Publik Pemkab Bandung, Diganjar Penghargaan dari Anugerah KIP Jabar 2025
Pemerintah Kabupaten Bandung Perkuat Kaderisasi Ulama Berbasis Desa untuk Pemulasaraan Jenazah
Gerai Obat KDKMP Diluncurkan di Depok Wawalkot Chandra Sebut Perkuat Akses Kesehatan
Refleksi Capaian Tahun 2025 Wali Kota Arifin Apresiasi Kerja Keras ASN dan Kerjasama dengan Media
Baznas Bazis Jakarta Pusat Dorong Partisipasi Masyarakat untuk Capai Target ZIS 49 Miliar
Pengalaman Belajar ke Luar Negeri Mengintegrasikan Pemikiran Barat dan Timur dalam Konteks Budaya Indonesia
Kesehatan Visual Saat Belajar Cara Memilih dan Menggunakan Lampu dengan Benar
Indonesia Represented by BRICS Literature Prize Winner at Cairo Book Fair 2026
Dari Solo ke Roma Kembali ke Hati Rakyat "Meneladani Hidup Romo Fransiskus Xaverius Mudji Sutrisno, SJ"
Kadinsos Hadir Dalam Program Acara Hari Disabilitas Internasional di Ciparay
Hari Disabilitas Internasional Diperingati di Ciparay, Pertama Kali Digelar di Tingkat Kecamatan
Forkopimcam Ciparay Ajak Warga Isi Malam Tahun Baru 2026 dengan Mengaji dan Kegiatan Sosial
"Bogor untuk Dunia" Live Painting Charity Galeri Bumi Parawira Bantu Korban Bencana
Rumah Baca Teras Talenta 7 Tahun Menggerakkan Literasi di Kota Padang
Romo Mudji Sutrisno Kepergian Seorang Gembala Umat dan Cendekiawan
Panen dilakukan Secara Mandiri: Bentuk Keseriusan Masyarakat dalam Menjaga Keberlanjutan Sektora Pertanian