Tempe Simbol Kearifan Lokal Penjelajah Dunia, Menuju Pengakuan UNESCO

Rabu, 29 Oct 2025 15:18
    Bagikan  
Tempe Simbol Kearifan Lokal Penjelajah Dunia, Menuju Pengakuan UNESCO
Istimewa

Indonesia mengajukan tempe sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Langkah ini bertujuan mengakui nilai historis, budaya, dan ekonomi tempe bagi Indonesia. Lebih dari sekadar makanan, tempe adalah simbol kearifan lokal dan identitas bangsa.

NARASINETWORK.COM - Indonesia kembali menorehkan sejarah dalam upaya pelestarian warisan budaya. Pada 24 Oktober 2025, Kementerian Kebudayaan secara resmi mengajukan tempe, makanan fermentasi berbahan dasar kedelai, sebagai warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage) ke UNESCO. Langkah ini bukan sekadar pengakuan atas nilai gizi tempe, tetapi juga apresiasi terhadap sejarah panjang, filosofi mendalam, dan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.

Tempe diperkirakan telah hadir di tanah Jawa sejak sekitar seribu tahun lalu. Proses pembuatannya yang unik, melalui fermentasi kedelai, mencerminkan kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Tempe bukan hanya sekadar makanan; ia adalah simbol ketahanan pangan, kreativitas kuliner, dan identitas budaya.

Dalam tradisi Jawa, tempe seringkali menjadi bagian penting dalam berbagai upacara adat. Kehadirannya dalam syukuran atau selametan melambangkan keberkahan, keberlanjutan hidup, dan harmoni antara manusia dengan alam. Proses pembuatan tempe yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran juga mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kerja keras, ketekunan, dan gotong royong.

Di era modern, tempe terus berinovasi dan beradaptasi dengan selera global. Berbagai kreasi olahan tempe bermunculan, mulai dari hidangan tradisional seperti tempe goreng dan tempe bacem, hingga kreasi modern seperti steak tempe, burger tempe, dan tempe crispy. Popularitas tempe juga semakin meningkat di kalangan vegetarian dan vegan di seluruh dunia, yang mengakui nilai gizinya yang tinggi dan manfaatnya bagi kesehatan.

Keberhasilan tempe menembus pasar internasional menunjukkan bahwa makanan tradisional Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di panggung dunia. Tempe bukan hanya sekadar makanan; ia adalah duta budaya yang memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia kepada dunia.

Pengajuan tempe sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO merupakan langkah penting untuk memastikan keberlanjutan tradisi pembuatan tempe dan melestarikan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Pengakuan UNESCO diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi :

- Pelestarian Tradisi: Mendorong generasi muda untuk mempelajari dan mewarisi teknik pembuatan tempe tradisional.

- Peningkatan Ekonomi Lokal: Meningkatkan kesejahteraan petani kedelai, produsen tempe, dan pelaku UMKM yang bergerak di bidang pengolahan tempe.

- Promosi Pariwisata Kuliner: Menarik wisatawan untuk menjelajahi kekayaan kuliner Indonesia, khususnya olahan tempe yang unik dan lezat.

- Penguatan Identitas Budaya: Mempertegas citra tempe sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner Indonesia di mata dunia.

Namun, pengajuan ini juga menghadirkan tantangan tersendiri. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa tradisi pembuatan tempe tetap lestari dan berkelanjutan. Selain itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk tempe agar dapat bersaing di pasar global.

Tempe, dari makanan sederhana yang terjangkau hingga menjadi simbol budaya yang diakui dunia, adalah bukti nyata bahwa kearifan lokal dan inovasi dapat berjalan beriringan. Pengajuan tempe sebagai warisan budaya tak benda UNESCO adalah momentum penting untuk merayakan kekayaan kuliner Indonesia dan menginspirasi generasi mendatang untuk terus melestarikan warisan budaya bangsa.

 


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Mengungkap Kelezatan RawonHidangan Khas Jawa Timur
Seminari St. Paulus Sambut Delegasi IIS Perkenalkan Pendidikan Lintas Iman
SOSOK- Kompol Ivan Taufiq: Pejabat Polresta Bandung dengan Rekam Jejaknya yang Menarik
Delegasi IIS di Borobudur Meneladani Kerukunan dari Tokoh Buddhis
Stiker Doa di WhatsApp Simbol Simpati atau Untaian Ibadah ?
Transformasi Pendidikan Digitalisasi Pembelajaran Sentuh Daerah 3T di Kalimantan Timur dan Maluku
Peringatan Hari Diabetes Sedunia Pemerintah Perkuat Upaya Pencegahan dan Pengobatan
Benarkah Pemerintah Gratiskan Tarif Listrik Sampai 700 ribu? Masyarakat Minta PLN Cepat Respon!
IABC Indonesia Conference 2025 Wamenkes Tekankan Pentingnya Komunikasi Strategis dalam Kesehatan
Pertemuan di Istana Merdeka Presiden Prabowo dan Wakil Ketua DPR Fokus pada Program Strategis
Digitalisasi Sistem Pemerintahan Kementerian PANRB dan Kadin Indonesia Jalin Kemitraan Strategis
PANRB Fokus pada Penguatan Kelembagaan dan SDM BP Batam
Kerap Resahkan Warga, Satpol PP Kabupaten Bandung Amankan Sejumlah Gelandang di Soreang
Gaya Hidup Camper Van di Era Modern
Revolusi UMKM Teknologi Tepat Guna Sebagai Katalisator Pertumbuhan
Peringatan 250 Tahun Korps Marinir AS Momentum Eratkan Hubungan Indonesia - AS
Kunjungan Kerja Menhan RI ke Aceh Fokus pada Pembinaan Satuan Teritorial
Revitalisasi Pendidikan Vokasi Pemerintah Tingkatkan Kualitas SDM
Indonesia Uji Klinis Vaksin TBC Inhalasi Terobosan Baru Berantas Tuberkulosis
Kemendikdasmen Sabet Penghargaan IMPRA 2025 Kampanye "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" Jadi Sorotan