NARASINETWORK.COM - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyoroti krusialnya peran keluarga dan pendampingan orang tua dalam melindungi anak-anak di era digital. Penegasan ini disampaikan dalam Festival Hari Anak Sedunia 2025 yang berlangsung di Hotel Lumire, Jakarta Pusat, Kamis kemarin (20/11/2025).
Meutya mengungkapkan keprihatinannya atas banyaknya anak yang "berlayar sendirian" di lautan digital yang penuh tantangan tanpa pengawasan memadai. Data dari survei UNICEF tahun 2023 mengungkap bahwa rata-rata anak Indonesia menghabiskan 5,4 jam sehari di internet, dengan lebih dari separuh terpapar konten dewasa dan hampir separuhnya mengalami perundungan siber.
Sebagai contoh, Menkomdigi mengisahkan MW, seorang siswa sekolah dasar yang tanpa sengaja menemukan konten dewasa dalam permainan daring, serta Denta, yang menjadi sasaran perundungan di media sosial setelah mengampanyekan gaya hidup anti rokok.
Kasus-kasus ini menggambarkan betapa pentingnya keterlibatan aktif orang tua dalam mendampingi anak-anak berinteraksi di dunia maya. "Kita berharap orang tua tidak hanya membuatkan akun untuk anak-anak, tetapi juga mendampingi mereka dalam menjelajahi dunia maya," ujar Meutya.
Pemerintah turut memperkuat perlindungan anak di ranah digital melalui Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik Dalam Pelindungan Anak (PP TUNAS). Regulasi ini mewajibkan platform digital untuk menerapkan penundaan akses bagi anak-anak yang belum memenuhi batasan usia. Meutya menambahkan bahwa beberapa platform, seperti Roblox, telah mulai menerapkan sistem verifikasi usia anak melalui penggunaan kamera.
Menkomdigi berharap upaya-upaya ini dapat menjamin pertumbuhan anak-anak yang aman dan percaya diri di ruang digital. Dalam acara tersebut, Meutya Hafid didampingi oleh Dirjen Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi Alexander Sabar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, serta sejumlah tokoh dari komunitas pemerhati anak.
Festival Hari Anak Sedunia 2025, dengan tema "Listen to the Future", mengajak seluruh elemen masyarakat untuk benar-benar mendengarkan aspirasi anak-anak dan memastikan ketangguhan mereka dalam menghadapi tantangan digital, krisis iklim, serta pemenuhan hak-hak mereka menuju Indonesia Emas 2045.
