Rupiah Menguat di Tengah Bayang-Bayang Ketidakpastian Ekonomi

Sabtu, 8 Nov 2025 16:19
    Bagikan  
Rupiah Menguat di Tengah Bayang-Bayang Ketidakpastian Ekonomi
Istimewa

Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik, nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan terhadap dolar AS.

NARASINETWORK.COM - Nilai tukar rupiah menunjukkan sinyal positif dengan menguat terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan. Data Bloomberg mencatat kenaikan 0,07 persen atau 11 poin, mencapai Rp16.690 per dolar AS. Penguatan ini terjadi seiring kompleksitas faktor yang memengaruhi pasar keuangan, baik domestik maupun global.

Menurut analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, fluktuasi kurs ini dipicu oleh minimnya data ekonomi AS akibat shutdown pemerintahan. Penundaan rilis laporan utama, termasuk data ketenagakerjaan dan inflasi, menyebabkan pasar kekurangan panduan. Kondisi ini mendorong investor lebih bergantung pada survei sektor swasta, yang mengindikasikan pelemahan pasar tenaga kerja AS. Akibatnya, muncul ekspektasi bahwa The Fed akan melonggarkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.

Selain itu, kondisi ekonomi Tiongkok turut memengaruhi. Penurunan ekspor yang tak terduga pada Oktober, serta impor yang melemah, menyebabkan penurunan neraca perdagangan. Ini mengindikasikan tekanan perdagangan berkelanjutan dan permintaan domestik yang lesu. Ketegangan antara Washington dan Beijing juga menambah kekhawatiran pasar, terutama setelah laporan rencana AS memblokir penjualan chip AI ke Tiongkok.

Dari dalam negeri, pasar mencermati perlambatan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 yang hanya 5,04 persen, menyulitkan pemerintah mencapai target pertumbuhan tahunan 5,2 persen. Proyeksi pertumbuhan kuartal IV-2025 sebesar 5,5 persen menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 diperkirakan hanya 5,13 persen. Minimnya momentum pendorong pertumbuhan di triwulan IV menimbulkan kekhawatiran.

Secara keseluruhan, pergerakan rupiah dipengaruhi kombinasi faktor domestik dan global. Ketidakpastian ekonomi global, terutama terkait kebijakan suku bunga The Fed dan kondisi ekonomi Tiongkok, serta perlambatan ekonomi di dalam negeri, menjadi perhatian utama pasar. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus memantau perkembangan ini dan mengambil langkah menjaga stabilitas rupiah serta mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Timnas Indonesia Siap Tempur di SEA Games 2025
Gaikindo Siap Dukung Implementasi Biofuel E10 di Indonesia
Indonesia Sports Summit 2025 Ikhtiar Membangun Ekosistem Olahraga Nasional
Rupiah Menguat di Tengah Bayang-Bayang Ketidakpastian Ekonomi
Hedonisme Antara Kesenangan dan Kehilangan Makna
Gubernur Dedi Mulyadi Siap Turun Tangan Atasi Banjir Dayeuhkolot: “Kalau Lamban, Saya Sendiri yang Bergerak”
Menu Sabtu Ideal Nasi, Telur Ceplok, dan Bayam yang Kaya Nutrisi
Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis, Pemahaman Publik dan Kolaborasi Pelaksanaannya
Basmalah Menggapai Keberkahan dalam Setiap Aktivitas
PKN STAN Cetak Generasi Unggul, Investasi Riset dan Sains untuk Pembangunan Berkelanjutan
Revitalisasi Satuan Pendidikan Langkah Nyata Pemerintah Tingkatkan Mutu Pendidikan
Sosialisasi Program MBG Hadir Kmbali di Bekasi, Dorong Penguatan Kesehatan dan Pendidikan
Spotify Rilis Fitur Statistik Mingguan Ungkap Selera Musikmu
Kemnaker Dampingi Michelin dan Pekerja Cari Solusi Terbaik Soal PHK
Investasi Raksasa Lotte Pabrik Petrokimia Terbesar di Asia Tenggara Siap Ubah Peta Industri Indonesia

Berkendara Aman Saat Banjir

Otomotif Jumat, 7-Nov-2025 20:13
Berkendara Aman Saat Banjir
Hukuman Ringan untuk DPR, Hukuman Berat untuk Rakyat: Direktur DEEP: Paradoks Demokrasi Indonesia
Ledakan Guncang SMAN 72 Jakarta Utara Puluhan Siswa Terluka
Anindya Bakrie Didesak Forum Kadin Kabupaten dan Kota Se Jabar, Begini Pesannya
Direktur WALHI Jabar Soroti Alih Fungsi Lahan Pemicu Banjir di Kabupaten Bandung