NARASINETWORK.COM - Jakarta menjadi tuan rumah Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII pada 11-14 Septenber 2025. Perhelatan akbar ini bukan hanya sekadar agenda rutin, melainkan sebuah momentum penting yang menandai harapan Jakarta untuk bertransformasi menjadi pusat global yang kaya akan budaya dan literasi.
Dengan kehadiran para penyair dari berbagai negara, PPN XIII diharapkan mampu mempererat kerjasama di kawasan ASEAN melalui diplomasi budaya, sekaligus mengukuhkan identitas Jakarta sebagai kota literasi yang diakui dunia.
Wagub DKI Jakarta Rano Karno, menekankan peran PPN dalam mempererat kerjasama ASEAN melalui diplomasi budaya. Acara ini diikuti penyair dari berbagai negara, diharapkan memperkuat identitas Jakarta sebagai kota literasi, sejalan dengan pengakuan UNESCO. PPN, yang dimulai sejak 2007, terus menjadi wadah penting bagi perkembangan perpuisian di Asia Tenggara.
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno dalam orasi kebudayaannya, menegaskan bahwa PPN XIII bukan hanya sekadar ajang silaturahmi, melainkan ruang dialog kebudayaan yang strategis. "Saya berharap forum ini menjadi ruang dialog kebudayaan sekaligus wadah untuk mempererat kerja sama di kawasan ASEAN, khususnya melalui diplomasi budaya dan pergelaran sastra," ujarnya.
Bang Doel, sapaan akrab Wagub Rano Karno, menambahkan bahwa penyelenggaraan PPN XIII merupakan upaya merayakan dan merawat khazanah sastra dan budaya. Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat identitas Jakarta sebagai kota literasi dunia, sejalan dengan pengakuan UNESCO pada 2021 sebagai City of Literature yang tergabung dalam Jaringan Kota Kreatif Dunia.
"Merupakan sebuah kehormatan bagi Jakarta dapat menjadi tuan rumah Pertemuan Penyair Nusantara. Forum ini menghadirkan para penyair dari berbagai negara di Asia, yang menjadikan Jakarta sebagai titik temu penting bagi dunia sastra dan kebudayaan," kata Wagub yang juga dikenal sebagai seniman.
PPN sendiri memiliki sejarah panjang sejak gagasan awalnya tercetus di Medan pada tahun 2007. Saat itu, sekitar 50 penyair dari lima negara Asia Tenggara ; Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand, berkumpul atas prakarsa Laboratorium Sastra Medan. Dari pertemuan tersebut, lahir tekad untuk menjadikan puisi sebagai pengikat persaudaraan lintas bangsa.
Sejak saat itu, PPN terus berlanjut ke berbagai kota dan negara, menjadi forum penting untuk saling mengenali, memahami, dan mengapresiasi perkembangan perpuisian di kawasan. Hingga kini, PPN telah digelar sebanyak 13 kali, dengan Jakarta menjadi tuan rumah pada tahun 2025 ini.
Ahmadun Yosi Herfanda, Ketua Panitia PPN XIII, mengungkapkan bahwa setiap PPN selalu melahirkan antologi puisi bersama yang menjadi peta perkembangan perpuisian di lima negara serumpun. Ia juga menyoroti pentingnya PPN sebagai wadah yang relevan dengan zamannya dan warisan kultural yang terus hidup.
Wagub Rano Karno juga mengingatkan bahwa keberagaman budaya di Jakarta adalah kekuatan besar yang memperkaya pengalaman kultural. "Hal ini menjadi salah satu parameter penting dalam Global City Index, sekaligus modal untuk membangun identitas Jakarta sebagai kota global," jelasnya.
Pemprov DKI Jakarta terus berupaya memperkuat ekosistem literasi dengan memperluas program residensi penulis, mendorong diplomasi buku dengan kota-kota sahabat, merancang model penghargaan sastra yang kredibel dan inklusif, serta menguatkan diplomasi budaya.
"Pemprov DKI juga memperhatikan kemudahan akses transportasi dan akomodasi, karena kota yang peduli seni adalah kota yang cermat mengantar senimannya naik ke panggung," ujar Wagub Rano Karno.
Ketua Pengarah Panitia PPN XIII, Imam Ma’arif, menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 128 peserta dan 70 peninjau dari Indonesia dan berbagai negara di kawasan Asia Tenggara.
Dengan terselenggaranya PPN XIII di Jakarta, diharapkan dapat semakin memperkokoh posisi Jakarta sebagai pusat literasi dan kebudayaan di kancah internasional, serta menjadi inspirasi bagi kota-kota lain untuk terus mengembangkan ekosistem literasi dan seni.