Erasmus Huis Gelar Pameran "Beyond Unsettled Pasts", Soroti Warisan Kolonial

Sabtu, 1 Nov 2025 22:02
    Bagikan  
Erasmus Huis Gelar Pameran "Beyond Unsettled Pasts", Soroti Warisan Kolonial
Nana Wiyono

Pameran Beyond Unsettled Pasts di Erasmus Huis, Jakarta (3 Juli - 1 November 2025), menampilkan karya 6 seniman Indonesia yang menyoroti dampak kolonialisme yang masih terasa.

NARASINETWORK.COM - Erasmus Huis, pusat kebudayaan Belanda yang berlokasi di Jakarta menyelenggarakan pameran bertajuk "Beyond Unsettled Pasts" yang berlangsung mulai tanggal 3 Juli hingga 1 November 2025. Pameran ini merupakan hasil kurasi dari CultureLab Consultancy dan menampilkan karya-karya dari enam seniman kontemporer Indonesia yang menyoroti dampak kolonialisme yang masih terasa dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia saat ini.

Dalam konteks dinamika kekuasaan global yang terus berubah, pameran ini mengangkat kembali luka-luka kolonial yang disebabkan oleh ketidaksetaraan sistemik. Melalui karya-karya yang dipamerkan, pengunjung diajak untuk merefleksikan dan menghadapi dampak berkelanjutan dari kolonialisme di Indonesia.

Enam seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini menghadirkan perspektif unik melalui medium seni yang beragam :

- Arahmaiani: Melalui karya "The Flag Project" dan "Ecology of Peace", Arahmaiani mengajak berbagai komunitas untuk menjalin dialog, menggali nilai-nilai bersama, dan membangun solidaritas yang melampaui perbedaan keyakinan dan latar belakang.

- Budi Agung Kuswara: Dengan seri "Anonymous Ancestors", Budi Agung Kuswara memberikan penghormatan kepada para leluhur yang terpinggirkan dari Bali pada era 1930-an, sekaligus merebut kembali representasi perempuan dari citra-citra kolonial yang kerap kali eksploitatif.

- Dita Gambiro: Karya Dita Gambiro menyelami tema-tema mendalam mengenai nilai, kekuasaan, eksistensi, dan relasi antarmanusia melalui refleksi diri dan dinamika interpersonal. Karyanya merefleksikan bagaimana peristiwa traumatis di masa lalu, khususnya kekerasan anti-Tionghoa pada tahun 1998, telah membentuk masyarakat Indonesia dan memengaruhi ingatan kolektif.

- Elia Nurvista: Melalui instalasi "Long Hanging Fruits", Elia Nurvista menyoroti dampak sejarah, ekologi, dan sosial yang kompleks dari budidaya kelapa sawit Afrika di Indonesia. Karyanya mengajak untuk merenungkan implikasi dari industri ini terhadap lingkungan dan masyarakat.

- Eldwin Pradipta: Karya Eldwin Pradipta membahas asal-usul yang kompleks serta dampak jangka panjang dari segregasi kolonial terhadap tata ruang kota di Indonesia. Ia menelaah bagaimana kebijakan kolonial telah memengaruhi perkembangan kota dan kehidupan masyarakat.

- Maharani Mancanagara: Maharani Mancanagara mengeksplorasi sejarah sosial-politik dan budaya dari masa lampau hingga masa kini, mempertanyakan politik kekuasaan yang memengaruhi narasi yang ditampilkan dalam seni publik dan arsitektur.

Pameran ini dikurasi oleh Dr. Sadiah Boonstra dan Sukiato Khurniawan dari CultureLab Consultancy, sebuah perusahaan sosial yang berfokus pada penyediaan layanan museum dan budaya yang terintegrasi.

Melalui karya-karya yang provokatif dan reflektif, pameran "Beyond Unsettled Pasts" bertujuan untuk membongkar struktur dan praktik kolonial yang masih relevan dalam kehidupan kontemporer. Dengan memahami warisan masa lalu, diharapkan dapat membayangkan masa depan yang lebih adil dan inklusif, serta membuka jalan menuju penyembuhan dan pembaruan.

Erasmus Huis, sebagai pusat kebudayaan Belanda di Jakarta, memiliki komitmen untuk memfasilitasi dialog antarbudaya dan mendukung perkembangan seni di Indonesia. Melalui program seni pertunjukan, pameran, dan residensi, Erasmus Huis terus berupaya menjadi ruang yang dinamis, terbuka, dan mudah diakses bagi semua kalangan.

 


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Kemdiktisaintek Luncurkan Metrik Inklusi Kampus bagi Disabilitas
Wamendikdasmen Fajar Tekankan Pentingnya Data sebagai Dasar Penentuan Kebijakan Pendidikan
Reformasi Pelayanan Publik dan Teknologi Menghasilkan Layanan yang Cepat, Pasti, Aksesibel, dan Inklusif
Pemkot Tangerang Berhasil Merealisasikan Pembangunan 23 Graha Kita Bersama
Just Eat Kota Tangerang Warkop Modern dengan Konsep Kekinian
Kuatkan Peran Ayah dalam Pendidikan Karakter Wali Kota Depok Keluarkan SE
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok Mencanangkan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM
Tiga Program TJSL PLN Diluncurkan di Kampung Adat Kuta Ciamis
Kejuaraan Panahan Terbuka "Piala Dedie Rachim Wali Kota Bogor" Diikuti 760 Peserta
Kota Bogor Raih Penghargaan Swasti Saba Wiwerda 2025 Atas Program Kota Sehat
Palang Merah Indonesia DKI Jakarta Dan Jakarta Barat Berikan Bantuan Untuk Warga Terdampak Bencana Di Aceh
Siaga Bencana Hidrometeorologi Wagana RW 06 Ciledug Indah Siap Hadapi Banjir
Pekan Keterampilan Dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) SD Tingkat Provinsi Tahun 2025
Wali Kota Depok Supian Suri Resmi Membuka Kejuaraan Kota Bola Voli U-16 Dan U-18 Tahun 2025
Kolaborasi Kang DS dan KDM Tanam Teh serta Pohon Kekayuan untuk Konservasi Lahan
Asal Muasal Nama Cipadu Dari Pengguyangan Kerbau hingga Kawasan Jawara Lokal
Pemerintah Australia Dukung Perkuatan Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia Melalui Beasiswa Australia Awards
Capaian UHC Kota Tangerang Tahun 2025 Capai 100,71 Persen, 395.187 Warga Dibiayai Iuran BPJS oleh Pemkot
Tugo Coffee Hidden Gem Kafe Premium dengan Konsep Homey di Kota Tangerang
Pentas Seni STAR "Shine Through Talent and Art" MTs Negeri 1 Kota Tangerang Sukses Digelar