Kanthi Laras Ati : Kisah Inspiratif tentang Keteguhan, Seni, dan Harapan Pada Pameran Lukisan KOMPPI

Rabu, 24 Sep 2025 00:06
    Bagikan  
Kanthi Laras Ati : Kisah Inspiratif tentang Keteguhan, Seni, dan Harapan Pada Pameran Lukisan KOMPPI
Nana Wiyono

Kanthi berhasil mengatasi berbagai tantangan, termasuk perundungan, dan terus berkarya hingga mengikuti pameran seni. Kisahnya adalah inspirasi tentang kekuatan, harapan, dan kemampuan seni untuk melampaui keterbatasan.

NARASINETWORK.COM - Kanthi Laras Ati, lahir di Bekasi pada 3 Oktober 2003, adalah bukti nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih mimpi dan mengembangkan potensi diri. Sejak usia sembilan bulan, Kanthi didiagnosis mengalami low vision akibat Toksoplasma, sebuah kondisi yang membatasi penglihatannya hingga hanya 25%. Namun, di balik keterbatasan ini, tersembunyi semangat yang membara, bakat seni yang luar biasa, dan harapan yang tak pernah padam.

"Seni adalah bahasa universal yang dapat menyatukan kita semua, tanpa memandang perbedaan dan keterbatasan."

Masa kecil Kanthi tampak seperti anak-anak lainnya hingga ia memasuki bangku Sekolah Dasar. Di sinilah, kesulitan membaca dan melihat mulai dirasakan. Keluarga Kanthi kemudian mengetahui bahwa mata kanan Kanthi sudah tidak berfungsi, sementara mata kirinya mengalami kelainan refraksi yang signifikan. Menyadari hal ini, keluarga Kanthi berupaya keras mencari solusi, termasuk berkonsultasi dengan ahli low vision khusus anak-anak. Akhirnya, Kanthi menggunakan alat bantu penglihatan untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari.

Lukisan Kanthi Laras Ati bertajuk "Tukang Ketoprak" pada kanvas ukuran 60x80 dipamerkan di Balaikota DKI Jakarta hingga 25 September 2025 pada perhelatan Pameran Lukisan yang diusung oleh KOMPPI dalam tema "Budaya Jakarta Tak Lekang Waktu" 

Perjalanan pendidikan Kanthi tidak selalu mulus. Ia kerap menghadapi perundungan dari teman-teman sebaya, bahkan dari beberapa guru yang belum sepenuhnya memahami kondisi anak berkebutuhan khusus. Namun, di setiap jenjang pendidikan, selalu ada guru yang menunjukkan empati dan dukungan. Salah satunya adalah Ibu Yetti, guru Bimbingan Konseling (BK) di SMPN, yang memberikan perhatian besar dan menjadi pendukung setia Kanthi hingga saat ini.

Bakat seni Kanthi mulai terlihat sejak kelas 5 SD, ketika ia menunjukkan ketertarikan pada menggambar. Bakat ini didukung penuh oleh keluarganya, meskipun les menggambar hanya berlangsung selama satu tahun. Saat SMP, Kanthi menunjukkan kemandirian dengan bersepeda ke sekolah, meskipun sang ibu menyimpan kekhawatiran. Semangatnya yang luar biasa teruji ketika ia kembali mengalami perundungan di SMP, yang bahkan menyebabkan trauma hingga mengalami tremor dan harus dirawat. Namun, Kanthi membuktikan ketangguhannya dengan tetap semangat dan berhasil menyelesaikan pendidikan di SMP.

Memasuki jenjang SMA, Kanthi kembali dihadapkan pada perundungan dari teman-teman dan beberapa guru yang kurang peka. Namun, ia tetap tegar dan tidak pernah menyerah untuk terus belajar. Pada kelas 10 SMA, Kanthi memutuskan untuk mendalami seni lukis. Ia beruntung bertemu dengan Bapak Toni, seorang guru lukis yang dengan sabar membimbingnya hingga Kanthi benar-benar jatuh cinta pada dunia lukis. Bimbingan dari Bapak Toni berlanjut hingga Kanthi lulus SMA. Setelah itu, Bapak Toni merekomendasikan Kanthi untuk melanjutkan les melukis dengan Ibu Aida.

Di bawah bimbingan Ibu Aida, bakat melukis Kanthi semakin terasah, dan yang terpenting, rasa percaya dirinya mulai tumbuh. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pameran seni menjadi salah satu pendorong utama bagi Kanthi. Saat ini, Kanthi telah menempuh pendidikan di Universitas Bhayangkara Bekasi, menginjak semester 7. Lingkungan perkuliahan memberikannya kenyamanan yang lebih baik, karena ia tidak lagi mengalami perundungan. Meskipun rasa percaya dirinya belum sepenuhnya maksimal, Kanthi terus berproses.

Momentum penting dalam perjalanan seni Kanthi adalah ketika ia berpartisipasi dalam pameran lukisan "Budaya Jakarta Tak Lekang Waktu" yang diadakan oleh KOMPPI di Balai Kota Jakarta pada 22-25 September 2025. Pameran ini menampilkan karya-karya dari 33 perupa perempuan, termasuk Kanthi, yang turut merayakan kekayaan budaya Betawi dan semangat toleransi Jakarta melalui karya seninya.

Kisah Kanthi Laras Ati adalah cerminan dari kekuatan jiwa manusia untuk mengatasi keterbatasan dan meraih impian. Ia adalah inspirasi bagi kita semua untuk tidak pernah menyerah, untuk terus mengembangkan potensi diri, dan untuk selalu memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan. Kanthi membuktikan bahwa dengan keteguhan hati, bakat yang terasah, dan dukungan yang tulus, tidak ada yang mustahil untuk diraih. 

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Perjalanan Menemukan Jati Diri: Refleksi atas Pelajaran Hidup yang Tidak Ada di Modul Kuliah
Mahasiswa Hibah Asistensi Mengajar BK UNS Gelar Sosialisasi Parenting Kolaboratif di SMA Negeri 4 Surakarta
Keterbukaan Informasi Publik Pemkab Bandung, Diganjar Penghargaan dari Anugerah KIP Jabar 2025
Pemerintah Kabupaten Bandung Perkuat Kaderisasi Ulama Berbasis Desa untuk Pemulasaraan Jenazah
Gerai Obat KDKMP Diluncurkan di Depok Wawalkot Chandra Sebut Perkuat Akses Kesehatan
Refleksi Capaian Tahun 2025 Wali Kota Arifin Apresiasi Kerja Keras ASN dan Kerjasama dengan Media
Baznas Bazis Jakarta Pusat Dorong Partisipasi Masyarakat untuk Capai Target ZIS 49 Miliar
Pengalaman Belajar ke Luar Negeri Mengintegrasikan Pemikiran Barat dan Timur dalam Konteks Budaya Indonesia
Kesehatan Visual Saat Belajar Cara Memilih dan Menggunakan Lampu dengan Benar
Indonesia Represented by BRICS Literature Prize Winner at Cairo Book Fair 2026
Dari Solo ke Roma Kembali ke Hati Rakyat "Meneladani Hidup Romo Fransiskus Xaverius Mudji Sutrisno, SJ"
Kadinsos Hadir Dalam Program Acara Hari Disabilitas Internasional di Ciparay
Hari Disabilitas Internasional Diperingati di Ciparay, Pertama Kali Digelar di Tingkat Kecamatan
Forkopimcam Ciparay Ajak Warga Isi Malam Tahun Baru 2026 dengan Mengaji dan Kegiatan Sosial
"Bogor untuk Dunia" Live Painting Charity Galeri Bumi Parawira Bantu Korban Bencana
Rumah Baca Teras Talenta 7 Tahun Menggerakkan Literasi di Kota Padang
Romo Mudji Sutrisno Kepergian Seorang Gembala Umat dan Cendekiawan
Panen dilakukan Secara Mandiri: Bentuk Keseriusan Masyarakat dalam Menjaga Keberlanjutan Sektora Pertanian
Refleksi Akhir tahun 2025, KNPI Kabupaten Bandung Siap Memberikan Manfaat Lewat Gebrakan 2026
Indosat Tingkatkan Jaringan AIvolusi5G di Jakarta Raya untuk Dukung Konektivitas Nataru