Akulturasi Budaya dalam Seporsi Ketoprak Stasiun Tebet

Selasa, 14 Oct 2025 19:00
    Bagikan  
Akulturasi Budaya dalam Seporsi Ketoprak Stasiun Tebet
Nana Wiyono

Ketoprak Stasiun Tebet bukan hanya sekadar kuliner khas Betawi, tetapi juga representasi akulturasi budaya dengan pengaruh Tionghoa.

NARASINETWORK.COM - Sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta, ketoprak menemukan tempat istimewa di hati banyak orang, Pengalaman pribadi menikmati seporsi ketoprak di depan stasiun Tebet, langsung dari gerobak sederhana milik seorang penjual lansia, adalah bukti nyata akan hal ini, di mana tangan renta sang penjual dengan cekatan meracik bumbu, menyajikan hidangan yang bersih dan penuh kesantunan, sebuah potret kecil namun bermakna dari kekayaan kuliner Betawi yang terus hidup.

Ketoprak, hidangan berkuah kacang yang kaya rasa, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari khazanah kuliner Betawi. Kelezatannya yang khas tidak hanya memanjakan lidah para pecinta kuliner, tetapi juga menyimpan cerita menarik tentang akulturasi budaya, khususnya dengan budaya Tionghoa. Di balik kesederhanaannya, ketoprak Betawi adalah representasi harmoni rasa yang lahir dari perpaduan tradisi dan inovasi.

Sejarah ketoprak konon bermula di perkampungan Pecenongan, Jakarta, pada abad ke-19. Pada masa itu, Pecenongan menjadi pusat permukiman masyarakat Tionghoa. Interaksi intensif antar budaya melahirkan perpaduan rasa yang unik, menghasilkan hidangan yang memadukan ketupat, tauge, bihun, dan bumbu kacang kental. Ketoprak menjadi simbol perpaduan rasa yang mencerminkan keberagaman masyarakat Jakarta.

Salah satu elemen penting dalam ketoprak adalah tauge, yang merupakan hasil introduksi budaya Tionghoa ke Indonesia. Tauge, dengan teksturnya yang renyah dan segar, memberikan dimensi rasa yang unik pada hidangan ini. Selain tauge, bawang putih, yang juga merupakan bahan penting dalam bumbu ketoprak, sering digunakan dalam masakan Tionghoa.

Penggunaan kacang tanah yang digoreng dan ditumbuk kasar sebagai bahan utama bumbu ketoprak juga mengindikasikan adanya pengaruh budaya Tionghoa. Bumbu kacang dalam ketoprak memiliki kemiripan dengan tauco, bumbu khas Tionghoa yang berwarna hitam dan memiliki rasa yang kaya.

Penambahan ketupat dalam ketoprak juga menarik untuk dicermati. Ada dugaan bahwa penggunaan ketupat terinspirasi dari bakcang, makanan khas Tionghoa yang terbuat dari beras ketan dengan isian daging. Cara memotong ketupat menjadi empat bagian secara diagonal dalam ketoprak juga diduga meniru cara memotong bacang.

Meskipun ketoprak dikenal sebagai kuliner khas Betawi, asal-usulnya masih menjadi perdebatan. Sebagian kalangan meyakini bahwa ketoprak berasal dari Jakarta, sementara yang lain berpendapat bahwa hidangan ini berasal dari Cirebon. Perdebatan ini menunjukkan bahwa ketoprak memiliki akar budaya yang kompleks dan beragam.

Di tengah modernisasi dan globalisasi, ketoprak Betawi tetap eksis dan digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Keberadaan pedagang ketoprak gerobak di berbagai sudut kota menjadi bukti bahwa hidangan ini tetap relevan dan dicintai.


Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Flyover Bojongsoang Dinantikan Warga, Kapan Mau Dibangun ?
Akulturasi Budaya dalam Seporsi Ketoprak Stasiun Tebet
Maghrib di Istiqlal : Refleksi Spiritualitas di Jantung Batavia
Dari Langkah Kecil Menuju Indonesia Emas 2045: Centratama dan Human Initiative Hadirkan Pojok Baca Digital
'Dandiya Raas' dan Pesona Seni India di Jakarta : Karya Vijay Laxmi Birla dalam Pameran 'THE FUTURE'
Kang DS Minta Pengurus Koperasi Desa Merah Putih Kuasai Digitalisasi: “Jangan Asal Pinjamkan Dana!”
Wakil Ketua DPR RI Sebut Anggaran di Kemensos Belum Terserap Maksimal, Beruntung Sekolah Rakyat Terealisasi
Sosialisasi Makan Bergizi Gratis di Depok: Dorong Dukungan Masyarakat untuk Anak Sehat dan Cerdas
Viral! Warga Solokanjeruk Terpaksa Gunakan Odong-Odong Larikan Pasien Ke Rumah Sakit
Proyek Tol Getaci: Tol Terpanjang di Indonesia yang Masih Tertunda
Bupati Bandung Dorong Operasional Koperasi Merah Putih Kolaborasi Dengan SPPG 
Kutu Rambut? No Way! Tips Efektif Menjaga Rambut Anak Tetap Bersih dan Sehat
Pentas Sastra Badan Bahasa 2025 : Tampilkan Ragam Ekspresi Sastra dari 87 Penampil Terpilih
RSUD Majalaya Edukasi Masyarakat Sejak Dini, Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut
Program Makan Bergizi Gratis di Depok: Komitmen Pemerintah Wujudkan Generasi Emas 2045
Program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Bandung: Wujud Komitmen Bersama Membangun Generasi Emas Indonesia
Uban : Menerima, Menyembunyikan, atau Menghadapinya dengan Gaya?
Evolusi Tawas : Dari Kristal Tradisional hingga Produk Modern Penghilang Bau Badan
Sosialisasi Program MBG di Pondok Gede: Dorong Gizi Seimbang untuk Wujudkan Generasi Unggul
Ruang Garasi Hadirkan "2025" Karya Yaksa Agus : Seni sebagai Terapi dan Inspirasi