Ribuan Siswa di Jabar Jadi Korban Dugaan Keracunan Program MBG, Fortusis Minta Evaluasi Total

Kamis, 25 Sep 2025 10:43
    Bagikan  
Ribuan Siswa di Jabar Jadi Korban Dugaan Keracunan Program MBG, Fortusis Minta Evaluasi Total
Istimewa

Salah satu kasus dugaan keracunan usai santap MBG di Cipongkor Kabupaten Bandung Barat

NARASINETWORK.COM - BANDUNG

-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jawa Barat kembali menuai sorotan setelah muncul laporan ribuan siswa mengalami gejala keracunan makanan. Hingga Kamis (26/9/2025) sedikitnya sekitar 5.000 siswa di berbagai daerah Jawa Barat dilaporkan menjadi korban, dengan ratusan di antaranya harus menjalani perawatan medis.

Ketua Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Jabar, Dwi Soebawanto menilai, pelaksanaan program MBG perlu dihentikan sementara guna evaluasi menyeluruh. “MBG di Jabar harus dihentikan. Lakukan evaluasi dari hulu ke hilir, dari awal sampai akhir. Programnya bagus, tapi pelaksanaannya banyak korban,” tegas Dwi.

Menurut Dwi, persoalan utama terletak pada mekanisme pengadaan dan proses distribusi makanan. Ia menilai pola lelang seperti pengadaan barang dan jasa lainnya kerap hanya menekankan efisiensi biaya ketimbang kualitas. “Untuk pengadaannya jangan dilelang seperti biasanya. Cenderung bicara efisiensi ketimbang kualitas, dan orientasinya proyek. Itu yang harus dihindari,” ujarnya.

Dwi menyarankan pemerintah menunjuk langsung pengelola dapur yang memiliki standar ketat, baik dari sisi fasilitas, peralatan, maupun sumber daya manusia. Ia mencontohkan, saat uji coba program sebelumnya, proses masak dilakukan oleh unsur TNI yang dinilai lebih disiplin dan memenuhi standar kebersihan.

Selain itu, Dwi mengungkap masalah teknis seperti waktu penyajian makanan yang terlalu lama, sehingga makanan mudah basi. “Misal masak jam 05.00, masuk ke peserta didik sudah lewat waktu. Akibatnya nasi dan lauk pauk menjamur atau asam. Seharusnya itu diuji coba terlebih dahulu,” paparnya.

Terkait kondisi korban, Dwi menyebut sebagian siswa masih dirawat di rumah sakit, sementara lainnya diperbolehkan pulang tergantung kondisi fisik.

“Orang tua tentu panik, tapi pemulihan sangat tergantung kesigapan dokter yang piket,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat belum merilis keterangan resmi terkait langkah evaluasi maupun penghentian sementara program MBG. 

**

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Pasar Anyar Kota Tangerang Siap Bersertifikasi Halal Berkat Sinergi Perumda dan MUI
Kejuaraan Pencak Silat PSHT Cup 3 Kota Tangerang Siap Digelar Pendaftaran Resmi Dibuka
UMKM dan Kuliner Khas Daerah Jadi Andalan di Culinary Day 2025 Tangerang
Raker BPMI 2025 Istiqlal Dikukuhkan Sebagai Pelopor Masjid Berkelanjutan
Ijtimak Ulama Tafsir 2025 Menteri Agama Tekankan Pentingnya Tafsir yang Relevan dan Berwawasan Kebangsaan
Kemenpar Umumkan Indonesia Tourism Outlook 2025/2026 Fokus pada Pariwisata Berkelanjutan
Kemenpar-Kemenkumham Tingkatkan Koordinasi untuk Kemudahan Investasi dan Pariwisata
Perkuat Basis Data Kemenpora Gandeng Dispora dalam Pendataan Industri Olahraga
Polri Berbenah Panduan Etik "Do and Don't" Jadi Senjata Lawan Arogansi dan Hedonisme
Insentif Otomotif 2026 Kemenperin Berupaya Selamatkan Sektor Andalan
Hackathon 2025 Kemenperin Pacu Inovasi Digital dengan Dukungan Perusahaan Global
Yokosuka Naval Base Jadi Simbol Kerja Sama Indonesia-Jepang dalam Menjaga Stabilitas Indo-Pasifik
Indonesia-AS Komitmen Jaga Stabilitas Kawasan Melalui Kerja Sama Pertahanan
DCA Jadi Payung Utama Indonesia-Jepang Perkuat Kolaborasi Pertahanan
Kondisi Labil Hambat Evakuasi Longsor Banjarnegara Pemerintah Kerahkan Ahli Geologi
Perubahan Rute Ini Daftar Kereta Api yang Tidak Berhenti di Jatinegara Mulai Desember 2025
Rumah Sakit Kardiologi Emirates-Indonesia Diresmikan di Surakarta Perkuat Hubungan RI-PEA
Pariwisata Indonesia 2026 Fokus pada UMKM dan Ekonomi Kreatif
Mengungkap Kelezatan Rawon Hidangan Khas Jawa Timur
Seminari St. Paulus Sambut Delegasi IIS Perkenalkan Pendidikan Lintas Iman