NARASINETWORK.COM - Stereotip negatif terhadap alumni Lapas Nusakambangan masih menjadi tantangan. Untuk itu, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) memberikan pelatihan keterampilan teknis kepada warga binaan sebelum bebas. Pelatihan ini diharapkan menjadi bekal mereka.
Kementerian Imipas mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) yang tak hanya memenuhi kebutuhan pangan internal, tetapi juga menjadi sarana pembinaan melalui kegiatan kerja, keterampilan, dan pelatihan agribisnis. Bersama pemangku kepentingan, Kementerian Imipas mengoptimalkan lahan potensial di Nusakambangan sebagai sumber produksi pangan mandiri.
“Nusakambangan kini jadi tempat pelatihan ketahanan pangan. Harapannya, saat bebas, warga binaan punya modal melanjutkan aktivitas berdasarkan kemampuan yang mereka miliki,” ujar Menteri Imipas Agus Andrianto saat Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di Nusakambangan, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2025) lalu.
Pendirian BLK sejalan dengan Asta Cita kedua, yaitu memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. BLK ini mempercepat terwujudnya lapas yang mandiri, produktif, dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Menteri Agus mengapresiasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) yang memperkuat kelembagaan Kementerian Imipas, terutama di masa transisi. “Apresiasi kepada Kementerian PANRB yang memfasilitasi dan mengasistensi penyempurnaan struktur Kementerian Imipas sehingga pelayanan berjalan baik,” lanjutnya.
Wakil Menteri PANRB Purwadi Arianto mengatakan BLK, hasil kolaborasi pemerintah dan swasta, sejalan dengan reformasi birokrasi tematik, yaitu membangun inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi praktik baik di lapas lain.
“Ini berdampak langsung pada ekosistem pembangunan nasional. Kolaborasi antar-kementerian, lembaga, pemerintah daerah menjadi utama. Saya mengapresiasi ini dan semoga menjadi inspirasi,” imbuhnya.
Program pelatihan di BLK tak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter, etos kerja, dan kemandirian. Pembinaan ini membantu mereka dengan kemampuan dan rasa percaya diri untuk memulai kehidupan lebih baik.
“Apa yang kami lihat hari ini merupakan wajah nyata birokrasi yang berdampak. Inisiatif di BLK Nusakambangan sejalan dengan semangat Reformasi Birokrasi Tematik yang berorientasi hasil. Melalui BLK ini, warga binaan memperoleh keterampilan hidup, masyarakat dan konsumen memperoleh nilai ekonomi, dan negara memperoleh tata kelola pembinaan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan,” pungkasnya.
BLK yang ditinjau meliputi Pabrik FABA (Fly Ash Bottom Ash), BLK Pengolahan Pupuk, BLK Konveksi, Kolam Budidaya Sidat dan Penebaran Benih Sidat, BLK Tepung Nirbaya, BLK Lapas Kembang Kuning, BLK Udang Vaname Pasir Putih, BLK Pelintingan Rokok, BLK Ayam KUB dan Petelur, dan BLK Lapas Terbuka.
