NARASINETWORK.COM - DARI DESA LAHIR INSPIRASI : "Menampilkan kisah-kisah inspiratif, Segmen ini berfokus pada cerita individu yang berasal dari desa dan mencapai kesuksesan atau membuat perubahan signifikan dalam hidup mereka, maupun kehidupan orang lain."
Kisah-kisah ini dimaksudkan untuk memotivasi dan menginspirasi pembaca NARASINETWORK.COM.
Pada sesi ke-6 ada sosok Aynut Dhobit adalah seorang Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas) yang namanya harum di Desa Puncu, Kediri. Pasca-erupsi Kelud 2014, ia hadir sebagai pembawa harapan, mendampingi masyarakat dalam memulihkan kehidupan. Melalui program optimalisasi potensi lokal, khususnya Kopi Kelud, ia berhasil membangkitkan ekonomi desa. Dengan berlandaskan filosofi "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani."
"Inspirasi dapat datang dari mana saja, bahkan dari kisah kebangkitan sebuah desa."
Tahun 2014 menjadi titik nadir bagi warga di lereng Gunung Kelud, khususnya Desa Puncu, Kediri. Erupsi dahsyat meluluhlantakkan berbagai aspek kehidupan, mulai dari perekonomian, pendidikan, hingga kesehatan. Di tengah keputusasaan, muncul sosok penuh dedikasi, Aynut Dhobit, seorang Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas) yang mengabdikan diri untuk memulihkan desa dari keterpurukan.
Aynut Dhobit, pemuda asal Pati, Jawa Tengah, mengemban amanah dari LAZ Al Azhar Peduli untuk mendampingi masyarakat Desa Puncu. Tugas ini tidaklah ringan, mengingat dampak erupsi Kelud sangat masif. Ribuan rumah rata dengan tanah, lahan pertanian musnah, dan mata pencaharian warga lenyap. Namun, dengan semangatnya, Aynut Dhobit bahu-membahu bersama warga membangun kembali desa tercinta.
Sebagai seorang Dasamas, Aynut Dhobit adalag sentra utama dalam program pemulihan pasca-bencana yang digagas LAZ Al Azhar Peduli. Ia menjadi penghubung antara lembaga dengan masyarakat, memastikan bantuan tersalurkan secara efektif dan tepat sasaran. Lebih dari itu, ia adalah motivator dan pendamping yang membantu warga mengatasi trauma serta menumbuhkan kembali rasa percaya diri.
"Tantangan terberat menjadi Dasamas adalah mengendalikan diri sendiri sebelum bisa membimbing masyarakat. Kejelian membaca situasi dan kondisi juga sangat penting, karena perubahan di masyarakat terjadi begitu cepat," ungkap Aynut Dhobit.
Salah satu program andalan yang diinisiasi Aynut Dhobit adalah optimalisasi potensi lokal, terutama sektor pertanian. Ia melihat Desa Puncu memiliki potensi besar dalam pengembangan cabai dan kopi. Melalui pendampingan intensif, warga kembali menanam cabai dan kopi dengan kualitas yang lebih baik, sehingga perekonomian desa berangsur-angsur pulih.
Kopi Kelud menjadi ikon kebangkitan ekonomi Desa Puncu, berkat sentuhan tangan Aynut Dhobit dan masyarakat. Kopi dengan cita rasa khas ini digemari banyak penikmat kopi. Melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Lamor Kelud, produksi dan pemasaran Kopi Kelud terus ditingkatkan, hingga menembus pasar nasional dan internasional.
"Alhamdulillah, kini warga memiliki kedai kopi bernama Lamor Coffee yang ramai dikunjungi pecinta kopi dari Kediri dan sekitarnya. Kopi Laharpang juga tersedia di berbagai toko kopi, bahkan kami telah mengirim hingga ke Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong, dan Mesir," tutur Aynut Dhobit.
Selain kopi, Aynut Dhobit juga mendorong diversifikasi produk pertanian, seperti pengolahan cabai menjadi sambal bubuk atau abon cabai. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga meminimalkan kerugian akibat fluktuasi harga cabai.
Dalam menjalankan tugasnya, Aynut Dhobit berpegang teguh pada filosofi kepemimpinan Ki Hajar Dewantara: "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani." Ia berusaha menjadi teladan, hadir di tengah masyarakat untuk membangkitkan semangat, serta memberikan dukungan agar masyarakat mandiri dan berdaya.
Aynut Dhobit memahami bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya tentang memberikan instruksi, tetapi juga tentang membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat. Oleh karena itu, ia menjadikan filosofi Ki Hajar Dewantara sebagai panduan dalam setiap interaksinya.
Ia memulai dengan "Ing Ngarso Sung Tulodho," memberikan contoh nyata tentang bagaimana bekerja keras, berinovasi, dan mengatasi tantangan. Kemudian, ia menerapkan "Ing Madya Mangun Karso," berkolaborasi dengan masyarakat dalam merumuskan solusi dan mengambil tindakan. Terakhir, ia mengamalkan "Tut Wuri Handayani," memberikan dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
Perjalanan Aynut Dhobit dalam membangkitkan Desa Puncu pasca-erupsi Kelud bukan sekadar kisah sukses, melainkan sumber inspirasi yang tak ternilai bagi daerah-daerah lain yang tengah berjuang menghadapi bencana.
Dedikasi yang tak kenal lelah, kerja keras yang penuh semangat, dan inovasi yang cerdas telah membuahkan dampak positif yang nyata bagi kehidupan masyarakat Puncu.
Ini membuktikan bahwa dengan semangat gotong royong dan pemanfaatan potensi lokal optimal, bahkan desa yang terpuruk sekalipun mampu bangkit dari keterpurukan, meraih kembali kejayaannya, dan menjadi teladan bagi daerah lain. Lebih dari itu, kisah ini mengajarkan bahwa harapan selalu ada, bahkan di tengah situasi yang paling sulit sekalipun.
                    