NARASINETWORK.COM - Di lingkungan pendidikan Indonesia yang terus berkembang, peran rapor sebagai alat penilaian dan komunikasi antara sekolah, siswa, dan orang tua menjadi semakin penting. Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam praktik pendidikan adalah mengenai kebijakan pengumuman ranking juara kelas melalui rapor. Berdasarkan arahan kurikulum yang berlaku saat ini, pengumuman ranking semacam itu tidak disarankan untuk diterapkan di satuan pendidikan.
Pertama, dalam implementasi Kurikulum Merdeka, sistem penilaian pada rapor tidak lagi mengedepankan pemberian peringkat atau ranking antar siswa. Perubahan paradigma ini didasarkan pada pemahaman bahwa setiap murid memiliki jalur dan kecepatan belajar yang berbeda-beda. Fokus utama penilaian kini ditempatkan pada pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan serta perkembangan belajar yang dialami oleh masing-masing individu murid.
Kedua, pengumuman ranking juara kelas berpotensi menimbulkan berbagai dampak yang tidak menguntungkan. Praktik ini dapat menciptakan label pada siswa, baik bagi mereka yang berada di peringkat atas maupun bawah. Siswa yang mendapatkan peringkat tinggi mungkin merasa tertekan untuk terus mempertahankan posisinya, sementara mereka yang berada di peringkat rendah berisiko mengalami perasaan kurang mampu atau minder. Selain itu, ranking juga cenderung memaksa komparasi yang tidak sehat antar murid, di mana prestasi akademik dijadikan satu-satunya tolok ukur keberhasilan, tanpa memperhatikan aspek lain dari perkembangan diri mereka.
Ketiga, setiap anak memiliki potensi dan keunggulan yang khas. Beberapa siswa mungkin unggul dalam bidang akademik tertentu, sementara yang lain bisa menunjukkan kemampuan luar biasa di bidang seni, olahraga, atau keterampilan sosial. Pengumuman ranking yang hanya berfokus pada nilai akademik akan menyembunyikan keragaman keunggulan tersebut dan tidak memberikan ruang yang adil untuk mengakui berbagai bentuk prestasi yang dapat diraih oleh murid.
Untuk menjadikan rapor sebagai alat yang bermanfaat bagi perkembangan murid, beberapa hal berikut dianjurkan untuk diperhatikan :
- Deskripsi capaian belajar yang jelas
Rapor harus menyajikan informasi yang rinci mengenai kompetensi apa saja yang telah dikuasai oleh murid, serta aspek mana yang masih memerlukan perhatian dan perbaikan lebih lanjut. Deskripsi ini harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua pihak terkait, sehingga dapat menjadi dasar untuk merencanakan langkah pembelajaran selanjutnya.
- Apresiasi atas kemajuan individu murid
Setiap kemajuan yang diraih oleh murid, meskipun sekecil apa pun, perlu diakui dan diapresiasi. Hal ini akan meningkatkan motivasi belajar mereka dan membantu mereka membangun rasa percaya diri dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.
- Penguatan karakter dan proses belajar
Selain capaian akademik, rapor juga harus mencatat perkembangan aspek karakter murid, seperti sikap tanggung jawab, kerja sama, kreativitas, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Selain itu, juga penting untuk menggambarkan proses belajar yang telah ditempuh oleh murid, termasuk upaya yang telah dilakukan dan tantangan yang berhasil diatasi.
Inti dari penyusunan rapor dalam sistem pendidikan saat ini adalah untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai perkembangan belajar dan perkembangan diri murid. Tujuan utama rapor bukanlah untuk membandingkan satu murid dengan murid lainnya, melainkan untuk menjadi panduan yang membantu setiap murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya masing-masing.
Melalui rapor yang baik, sekolah, orang tua, dan siswa dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan optimal bagi setiap individu.
