Mengapa Alih Fungsi Lahan Selalu Memicu Konflik??

Minggu, 23 Nov 2025 02:29
    Bagikan  
Mengapa Alih Fungsi Lahan Selalu Memicu Konflik??
Ilustrasi

Kondisi alih fungsi lahan

NARASINETWORK.COM

-Alih fungsi lahan hampir selalu menimbulkan konflik karena prosesnya sering berjalan tidak transparan, tidak adil, dan mengabaikan kepentingan masyarakat yang paling terdampak.


Pertama, konflik muncul karena kekuatan modal bergerak jauh lebih cepat daripada perlindungan negara terhadap warga.

Developer dengan mudah membuka lahan, mengeruk bukit, atau menjual kavling tanpa izin lengkap, sementara masyarakat yang tinggal di sekitar hanya menjadi penonton yang harus menanggung risiko lingkungan dan sosial. Ketimpangan inilah yang langsung memicu kecurigaan dan perlawanan.


Kedua, alih fungsi lahan dilakukan tanpa keterlibatan warga, seolah hak masyarakat atas ruang hidupnya tidak penting.

Keputusan sering diambil secara tertutup antara pemilik tanah, oknum aparat, atau pihak developer. Ketika masyarakat baru mengetahui setelah alat berat masuk, jelas konflik tidak bisa dihindari. Ini bukan sekadar miskomunikasi, tetapi bentuk penyingkiran suara publik.


Ketiga, konflik terjadi karena dampaknya langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat: air, pangan, dan keamanan lingkungan.

Ketika bukit diratakan, mata air hilang, sawah kering, atau risiko longsor meningkat, warga melihat itu sebagai ancaman terhadap hidup mereka.

Tidak ada kompromi di titik ini—warga akan melawan karena yang dipertaruhkan bukan sekadar lahan, tetapi keselamatan.


Keempat, konflik diperparah oleh lemahnya penegakan hukum dan tata ruang. Banyak proyek alih fungsi lahan berjalan tanpa KKPR, tanpa PBG, atau tanpa kajian lingkungan.

Namun ironisnya, pengawasan pemerintah sering kali tidak muncul sampai konflik pecah di lapangan. Pembiaran seperti ini dianggap publik sebagai bentuk keberpihakan pada kepentingan tertentu.


Kelima, alih fungsi lahan sering dijalankan dengan cara yang menggeser hak rakyat secara sistematis.

Ketika sawah produktif dan ruang hijau diganti menjadi beton, masyarakat kehilangan mata pencaharian, kehilangan ruang lingkungan, dan pada akhirnya kehilangan masa depan. Setiap proses yang menghilangkan hak-hak ini pasti melahirkan perlawanan.



Alih fungsi lahan menjadi sumber konflik karena dilakukan tanpa transparansi, tanpa keadilan, tanpa perlindungan lingkungan, dan tanpa menghormati hak masyarakat.

Selama pola ini tidak diubah, konflik akan terus muncul di setiap proyek yang mengorbankan ruang hidup warga.


Catatan Redaksi 

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Tags
Tata ruang

Berita Terbaru

Mengapa Alih Fungsi Lahan Selalu Memicu Konflik??
Perhatikan Ancaman Bencana! Alih Fungsi Lahan di Ciparay Makin Brutal: Pemerintah Kemana?
Urus SIM Tak Ribet, Ternyata Begini Caranya
Kunjungi Pabrik di Dayeuhkolot, Bupati Bandung Ajak Pelaku Usaha Bantu Selesaikan Banjir Dayeuhkolot
Satpol PP Kota Tangerang Gandeng Pelajar Cegah Kenakalan Remaja Melalui Program Mitra Praja
Turnamen Futsal Piala Cabang Dinas Pendidikan Banten 2025 Bergulir di Kota Tangerang
GJAW 2025 Destinasi Wajib Pecinta Otomotif dengan Aktivitas Motorsport Interaktif
PP TUNAS Jadi Benteng Menkomdigi Ajak Orang Tua Kawal Anak di Dunia Maya
Bambu Indonesia Potensi Besar dalam Industri Furnitur yang Ramah Lingkungan
Nasi Jagung dan Tiwul Dukung Kemandirian dan Lestarikan Budaya
Pemkab Bandung Perkuat Pengendalian Tata Ruang, Panas bumi di Rancaabali
Mercure Jakarta Cikini Oase Lokal di Jantung Ibu Kota
Workshop Dinsos Tangerang Wujudkan Layanan Inklusif Berbasis Data Valid
Muralisasi Krida Nirmala Cara Lurah Sunter Jaya Perangi Vandalisme
Sosialisasi Program MBG di Depok Terus Digencarkan untuk Memperluas Penerima Manfaat
Rutan Kelas I Depok Bahasa Jepang Sebagai Bekal Kemandirian Warga Binaan
Gubernur Pramono "Normalisasi Sungai Ciliwung dan Krukut Terus Berlanjut untuk Kendalikan Banjir Jakarta"
The Ambassador Summit Bogor Kenang Konferensi Asia-Afrika Menuju 2026
Penghormatan untuk Jenderal Sudirman di Jepang  Simbol Persahabatan dan Semangat TNI
Kanvas dan Gundu Cara Kreatif MAN 11 Jakarta Mengajarkan Al-Qur'an kepada Siswa Berkebutuhan Khusus