Hukuman Ringan untuk DPR, Hukuman Berat untuk Rakyat: Direktur DEEP: Paradoks Demokrasi Indonesia

Jumat, 7 Nov 2025 19:52
    Bagikan  
Hukuman Ringan untuk DPR, Hukuman Berat untuk Rakyat: Direktur DEEP: Paradoks Demokrasi Indonesia
Ilustrasi

Gedung kantor DPR RI

NARASINETWORK.COM - BANDUNG 

-Direktur Democracy and Election Empowerment Partnership Neni Nurhayati menyoroti soal keputusan anggota DPR-RI yang hanya dijatuhi hukuman beberapa bulan oleh Majelis Kehormatan Dewan (MKD).

"Saya kira MKD menjatuhi hukuman penonaktifan skoring dalam hitungan beberapa bulan kepada Ahmad Sahroni, Nafa Urbach dan Eko Patrio merupakan bentuk kemunduran demokrasi," kata Neni, saat dikonfirmasi Jumat (7/11/2025).

Ia menilai bahwa keputusan ini menjadi pertanyaan serius tentang bagaimana independensi pengawas dan partai politik dalam menenggakan kode etik.

"Sanksi ini saya kira ringan ya, kita semua tau kasus ini menyeret etika publik, komunikasi yang buruk dan tidak adanya empati ke masyarakat ditengah situasi publik yang sulit itu juga banyak dari mereka memperlihatkan arogansi kuasa ini menunjukkan mental pemimpin yang rapuh," ungkapnya.


Ia juga menjelaskan jika kasus-kasus seperti ini dianggap sepele, maka tidak akan ada efek jera sama sekali dan kejadian serupa bisa terulang.

"Bagaimana kedepannya, saya memprediksi hal ini tidak menutup kemungkinan adanya programatis politik dari partai, karena partai juga nantinya kehilangan sosok yang dianggap punya massa dan dapat menguntungkan mereka karena kapitalisasi suara juga," katanya.

"Ini yang menjadi preseden buruk, kalo dibaca buku uku Tyranny of the Minority dari Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt itu banyak sekali pemimpin-pemimpin yang terlipih lewat pemilu, alih-alih mengatasnamakan demokrasi justru pemimpin itu selingkuh dan berkhianat, jadi mengatasnamakan rakyat tapi kenyataannya menyengsarakan rakyat," tuturnya.


Ia mencontohkan bahwa banyak teman-teman generasi muda yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran justru menjadi incaran pembungkaman yang serius.

"Para elit DPR itu cenderung memainkan kompromi, buktinya kan tidak terlalu kuat hukuman hanya memikat sementara. Coba dibandingkan dengan teman-teman kita yang bersuara menyampaikan pendapat itu ditahan sampai hari ini, bahkan dipindah ke lapas Salemba kondisi ini yang sangat mengkhawatirkan ada paradoks dalam demokrasi kita," pungkasnya.


**

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terbaru

Spotify Rilis Fitur Statistik Mingguan Ungkap Selera Musikmu
Kemnaker Dampingi Michelin dan Pekerja Cari Solusi Terbaik Soal PHK
Investasi Raksasa Lotte Pabrik Petrokimia Terbesar di Asia Tenggara Siap Ubah Peta Industri Indonesia

Berkendara Aman Saat Banjir

Otomotif Jumat, 7-Nov-2025 20:13
Berkendara Aman Saat Banjir
Hukuman Ringan untuk DPR, Hukuman Berat untuk Rakyat: Direktur DEEP: Paradoks Demokrasi Indonesia
Ledakan Guncang SMAN 72 Jakarta Utara Puluhan Siswa Terluka
Anindya Bakrie Didesak Forum Kadin Kabupaten dan Kota Se Jabar, Begini Pesannya
Direktur WALHI Jabar Soroti Alih Fungsi Lahan Pemicu Banjir di Kabupaten Bandung
Tunasdigital.id Langkah Proaktif Pemerintah Lindungi Anak dari Risiko Digital
Jakarta Tingkatkan Aksesibilitas Transportasi Umum Gratis Khusus Pekerja Bersyarat
Pemkab Bogor Pacu Penataan Kawasan Puncak, Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Prioritas
Khotbah Jumat: At-Takatsur, Menjadi Muslim yang Lebih Baik di Era Modern
Kemkomdigi Strategi Jitu Membangun Ekosistem Digital Indonesia yang Aman dan Berdaya Saing
Menuju Thailand Indonesia Siapkan Taktik Jitu di SEA Games 2025
Ibu Korban Kasus Kekerasan di MI-Alghozali Diminta Cabut Laporan, Surat Pindah Anaknya Dipermudah
Melindungi Bumi di Tengah Konflik Hari Internasional untuk Mencegah Eksploitasi Lingkungan dalam Perang
IMI Dukung Kemajuan Otomotif NTT Momentum Kejuaraan Road Race Merah Putih 2025
Reses DPRD, Toni Permana ungkap Persoalan SPAM Bandung Timur
Liburan Keluarga ke Prambanan Itinerary Sehari Bujet Terkendali
Borobudur Sunset PT TWB Ciptakan Momen Tak Terlupakan